SELEPAS Anzana, Tiara, Rika dan Bella pergi bersama Pak Yahya, Andin, Diaz dan Dzul memutuskan untuk kembali ke kelas.
Ditengah jalan ketika sedang menapaki tangga, Dzul melontarkan pertanyaan sekaligus kekesalannya kepada Diaz.
"Lo kok bisa sih tadi belok ke toilet cewek? Mau ngapain? Hah?" Semprot Dzul tidak tanggung-tanggung.
"Gue tadi sebenernya nahan boker, Dzul, terus kelupaan kalo lagi bawa tandu," jawab Diaz sekenannya. Tidak peduli kalau Dzul sudah emosi saat itu.
"Kurang besar apalagi gue neriakin lo dari belakang?"
Mungkin Dzul akan terus mengomeli Diaz, dan Andin akan tetap menjadi pendengar yang budiman sambil sesekali tertawa mendengar perdebatan kedua temannya, kala Cici datang kearah mereka dengan tergopoh-gopoh, menghentikan obrolan tidak berfaedah itu.
"DZUL! NDIN!"
"Gue gak dipanggil?" Diaz masih sempat-sempatnya ngambek.
"BODO!" seru Cici ketika sudah sampai dihadapan ketiga temannya itu.
"Kenapa? Ada yang kesurupan lagi?" tembak Andin.
Cici menggeleng. "Bukan, si Anggun,"
"Anggun kenapa?"
Cici menggunakan bahasa tangan saking susahnya mengucapkan apa yang ingin dia ucapkan.
"Apa? Kenapa?"
"Ke kelas ajalah pokoknya!"
Berlari, keempatnya berlari sekencang mungkin. Ditambah doa dalam hati masing-masing agar tidak terjadi apa-apa dengan Anggun, atau teman sekelas mereka yang lain lagi.
----------------------------------------------------------
Anggun? Kenapa?
Love,
Litaratur.
KAMU SEDANG MEMBACA
show ME
HorrorMereka tak terlihat, bukan berarti tak ada. Highest Rank : #49 [09-02-2018] 2nd story by Litaratur Copyright 2018