DREAMER - D.O.

135 13 0
                                    

DREAMER

EXO's D.O. & Truwita's OC Alessa

a truth inside the lies —

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

PROLOGUE

Jangan remehkan seorang dreamer. Memang, mereka tak bisa berkelana dalam mimpi semua orang—seperti para wanderer, juga tak bisa benar-benar melawan takdir sebagai walker seperti yang dilakukan para fighter, para dreamer setidaknya juga tidak menghancurkan pribadi mereka seperti para another. Tapi dreamer, punya sebuah kelebihan yang tidak walker lain miliki.

Para dreamer, bisa menciptakan dunia mereka sendiri dalam mimpi, mengatur takdirnya, menciptakan alurnya. Indah bukan? Pada awalnya, aku tidak sadar bahwa aku punya kemampuan seperti itu, tapi dibandingkan dengan keinginan untuk menjelajahi mimpi orang lain yang tidak kukenal, bukankah lebih indah jika kita bisa menciptakan kehidupan indah sendiri dalam mimpi kita? Bersama dengan orang-orang yang kita sayangi?

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

In Author's Eyes...

Cho Alessa, mantan walker.

Well, Alessa ingin disebut sebagai seorang mantan walker, meski sebenarnya tidak seperti itu. Alessa tahu, ia tetap saja seorang dreamer—para walker yang memilih untuk menikmati dunia baru yang disuguhkan mimpi nyata mereka—sementara ia telah jatuh dalam rasa penasaran atas kehidupan seorang wandererwalker yang bisa berkelana dalam mimpi orang lain—bernama Kyungsoo yang telah secara tidak sengaja bermain di mimpi Alessa.

Mau tak mau, Alessa harus menerima nasib. Kenyataan bahwa Kyungsoo adalah seorang pemuda yang terbaring koma di atas tempat tidur perawatan intensif rumah sakit agaknya telah membuat Alessa membenci eksistensi para walker. Ya, tentu Alessa benci. Bagaimana mungkin seorang manusia bisa berkelana dalam mimpi orang lain sementara pada kenyataannya mereka tidak bisa menikmati kehidupan?

Itu juga alasan yang mendasari keinginan kuat Alessa untuk berhenti menjadi walker. Ia tak ingin hanyut dalam mimpi indah—yang sesungguhnya tidak nyata. Alessa berusaha untuk hidup dengan normal, meski sulit. Karena ia harus ratusan kali menjelaskan pada orang-orang yang mengenalnya bahwa ia tak lagi berusaha terjaga dalam mimpi.

Banyak usaha sudah Alessa lakukan, diantaranya, berusaha untuk tidak tertidur di sela jam kosong, seberapa pun mengantuknya Alessa saat itu. Setidaknya, ia ingin tidur saat tubuhnya benar-benar lelah, sehingga ia bisa benar-benar bermimpi—dalam artian nyata—atau setidaknya melewati malam tanpa bermimpi.

Tapi ada hal yang tidak Alessa sadari, bahwa batas antara alam sadar dan bawah sadarnya sudah lenyap karena ia seorang walker. Secara otomatis, di saat-saat tertentu tubuhnya tidak mampu membedakan antara alam nyata, dan mimpi.

"Hey, Alessa. Senang bertemu denganmu."

Alessa sekarang membeku. Ia rasa ia hanya melamun di halte, sungguh. Alessa bahkan tidak sadar sejak kapan tungkainya sudah melangkah meninggalkan halte padahal bus yang biasa ia tumpangi pulang belum tiba.

Dan sekarang, di hadapan Alessa sudah berdiri pemuda—yang tadi entah bagaimana ditabraknya secara tidak sengaja; Do Kyungsoo.

"Bagaimana kau bisa ada di sini? Kau masih hidup?" alis Kyungsoo terangkat saat mendengar pertanyaan Alessa. Sebuah senyum kecil terpasang di wajah Kyungsoo saat memperhatikan ekspresi terkejut Alessa sekarang.

SHORT STORIES with EXOWhere stories live. Discover now