Tidak butuh waktu yang lama bagi Vio untuk dengan sekolah barunya ini. Bahkan ia sudah terlihat akrab dengan Feno. Gila, dalam seminggu sifat Vio sudah berubah sedrastis ini.
"Wahaha..." suara itu tidak henti-hentinya terdengar. Aku hanya bisa menutup kedua telingaku dari tawa kedua lelaki evil itu.
"Lo bisa diam gak sih?" kesalku. Vio dan Feno hanya senyam-senyum dan kembali tertawa.
"Vio!" teriakku. Seketika itu juga Vio terdiam. Namun tidak dengan Feno, Feno tampak menaikkan alis kirinya dan mengedipkan mata kearah Vio sambil tertawa kecil. Hal itu membuat aku merasa bingung dan kesal.
Bete! Bete banget! Bosan banget didalam kelas ini. Huh! Kuberdirikan tubuhkh hendak ke luar kelas ini. Lagiankan tidak ada guru, mendingan aku hirup udara segar diluar. Tapi..."BRAK!!!"
"ADUH!" ringisku sambil mengusap bagian bawah punggungku. Ternyata Caca yang menekan kuat bahuku hingga membuat aku terduduk. Caca memasang wajah serius lalu menerawang mataku.
"Lo mau tau sesuatu gak?" tanyanya serius.
"Enggak!" ucapku ketus.
"Tapi ini tentang Reyhan lho..."
Apa? Reyhan? Reyhan kenapa?"Reyhan selingkuh!"
"Hah?"
"Iya. Dia selingkuh sama anak IPA 3." Seketika itu juga perasaanku terasa semakin kusut. Aku mencoba tersenyum walaupun kata-kata Caca seakan meracuni pikiranku.
"Gue cuma mau ngomong itu doang Na. Tapi intinya gue gak bohong sama lu." Setelah itu Caca langsung pergi dari hadapanku. Apa benar? Ah! Aku membuang kata-kata Caca tadi. Yang aku tahu, Reyhan tidak akan mungkin berbuat begitu.
❤❤❤
"DOR! HAHAHA" Feno mengejutkanku dari belakang. Sialan tuh orang!
"Apaan sih lo?!" ketusku.
"Sorry-sorry..." ucap Feno separuh meledek. Tiba-tiba Magatha datang. Ia langsung berdiri diantara aku dan Feno.
"Eh Maga, lo urus cowok lo ini ya!" Magatha hanya tertawa lalu menatap Feno. Aku agak risih dengan sikap mereka. Secara, aku sedikit tertarik pada Feno. Jadi sekarang aku merasakan cemburu. Ya cemburu!
"Tadi bel istirahat udah bunyi, kita ke kantin yuk?" Ajak Feno.
"Hah?" Ucapku.
"Bukan elo Na, gue ngajak Maga." Apes! Malu banget gue. Tapi aneh, tumben mereka sedekat ini.
"Oke, yuk sayang." Kata Maga sambil meraih tangan Feno. Merekapun segera pergi keluar kelas.
Apa? Sayang? Mereka jadian???
Oh tidak! Hari ini benar-benar menjengkelkan! Sungguh menyebalkan, walau hanya sebatas tertarik, tapi aku tidak suka kalau Maga akhirnya yang memiliki Feno.DUBT! Sebuah bola basket menghantam wajahku saat aku berjalan dipinggir lapangan menuju kantin. Hidungku berdarah, pipiku lebam, pandanganku semakin gelap dan kemudian... BRUKH! Badanku terhempas ke tanah. Aku masih sedikit sadar dan dapat merasakan tubuhku diangkat oleh seorang cowok. Tak lama kemudian aku sudah berada di UKS. Kubuka mataku, yang terlihat olehku hanyalah Arfie yang mondar-mandir di dekat pintu. Saat Arfie tahu aku sudah sadar, Arfie langsung berlari kearahku dan menanyakan keadaanku. Aku kira Reyhan yang menemaniku disini, ternyata aku salah. Kuakui aku sangat kecewa saat itu. Dan ternyata cowok yang menggendongku ke UKS bukanlah Rey ataupun Feno--melainkan Vio. Kenapa harus dia?
❤❤❤
Semoga ada yang baca lagi ya Tuhan... Wkwk. Typo sana-sini mohon dimaafkeun😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Te Amo Vio (Tamat)
Teen FictionPART MASIH LENGKAP, SILAKAN BACA SEBELUM DIHAPUS!🧡 (Cerita Singkat) Kisah tentang Sona dan Stevio beserta orang-orang lain di sekitarnya.