Stevio PoV(2)

280 17 1
                                    

Aku dengar Sona sudah putus dari Reyhan. Jujur saja, aku merasa senang saat mendengar berita itu. Semenjak putus dari Rey, Sona terlihat selalu lesu. Tidak ada keceriaan yang hadir di wajahnya. Aku merindukan senyumannya, sungguh merindukannya.

Hari ini aku memberanikan diri untuk pergi ke rumahnya. Aku ingin ia berbagi cerita agar beban dihatinya berkurang. Sekarang aku sudah sampai di depan rumahnya. Sungguh, rasanya aku gugup sekali. Jantungku berdegup semakin kencang. Kuberanikan diriku untuk menekan bel rumahnya.

Ting tong.

Belum ada respon.

Ting tong

Belum juga ada respon.

Ting-
"Eh Vio?" sapa Sona.

Aku hanya bisa menganggukkan kepalaku. Ia menyuruhku masuk. Ia menyuguhkan segelas jus mangga kepadaku. Jelas-jelas aku tidak suka mangga, kenapa harus jus mangga yang dia suguhkan kepadaku?

"Diminum dong jusnya."

"Heeh." ucapku gugup. Aku menelan ludahku. Bagaimana ini?

"Kok gak diminum? Lo gak suka ya?" tanya Sona dengan memasang wajah sedih.

"Su, su-suka kok!" akupun meneguk jus mangga itu. Oh Tuhan, aku benci mangga!

"Ngomong-ngomong tumben lo ke rumah gue?"

"A-anu..."

Aduh, aku mati kutu!

"Gue denger gosip, katanya lo putus dari Rey ya?"

"Iya."

"Kok bisa?"

"Rey selingkuh."

"Oh."

Bodoh banget sih gue! Masa gue cuma bilang "Oh"?

"Gue..." Sona mulai bercerita. Ia menceritakan semuanya dengan panjang lebar. Sampai ia menangis di bahuku.

"Hati gue tuh sakit, Vi... Sakit banget!"

Sona terus menangis mencurahkan uneg-uneg dihatinya. Bajuku sudah basah seketika. Ia menangis sampai sesenggukan.

"Mmm, makasih ya Vio. Makasih karna lo udah mau dengarin curhat gue dan udah minjemin bahu lo ke gue."

"Iya. Bahu gue selalu ada buat lo kok. Bahkan bukan cuma bahu..."

Jujur aku senang sekali! Aku tak menyangka kalau kami bisa sedekat ini. Pertemuanku ini berhasil!

Setelah Sona terlihat lumayan lega, akupun pamit pulang.

"Gue balik dulu ya." ujarku di depan pintu rumah Sona.

"Iya Vi."

Aku tersenyum saat ia sudah bisa tersenyum.

Bug! Tiba-tiba Sona memelukku.

"Makasih banget ya Vi. Berkat lo gue jadi bisa senyum lagi. Gue sayang sama lo!"

Deg! Apa? Sayang? Sona sayang sama gue? Gue gak salah 'kan? Gumamku.

Aku tidak membalas pelukannya, karena aku takut dia bisa mengendus tentang perasaanku ini.

"Eh sorry-sorry! Gue gak sengaja. Hehe." ucap Sona melepas pelukannya.

"Gak pa-pa kok, malahan gue senang." ucapku sangat pelan.

"Ah elo bisa aja bercanda."

Ups! Ternyata Sona mendengar kata-kataku. Aduh, malu sekali! Tapi, aku harap Sona bisa peka akan perasaanku ini padanya.

Sona, aku sayang kamu!

❤❤❤

Aku juga sayang kamu Vio... Sama readers ini juga sayang kok😚😚😚

Te Amo Vio (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang