Ini dimulai ketika Jungkook kecil suntuk di kamar rawatnya dan memutuskan berjalan-jalan berkeliling rumah sakit masih dengan baju pasiennya. Jungkook sudah bosan berkunjung ke ruangan bermain anak di rumah sakit ini. Di sana terlalu banyak anak-anak yang lebih muda darinya dan ia tidak memiliki teman bermain.
Taman rumah sakit juga tidak menjadi pilihan. Di sana membosankan dan tidak ada yang istimewa. Sampai kaki isengnya membawanya keluar pintu rumah sakit dan mendapati sesosok Taehyung kecil berjongkok di atas genangan air sambil memandangi refleksi waljahnya.
Jungkook menghampiri Taehyung yang belum ia ketahui namanya sambil mencibir. "Jorok, kamu jorok."
Merasa ada yang mengganggu, Taehyung mendongak, ia balas mencibir. "Suka suka aku dong."
"Ih dibilangin kok ngeyel sih? Tuh kemeja kamu kotor."
"Aku masih punya banyak."
"Dih sombong."
Taehyung berdiri di depan anak cowok pucat yang beberapa centi lebih pendek darinya. "Kamu ngapain ganggu aku sih? Aku pengen sendiri."
"Suka suka aku dong."
Mata Taehyung melotot. "Apaan sih?"
"Kenapa? Kan kamu duluan yang bilang suka-suka. Masa kamu boleh, aku enggak?""Kamu tuh—"
Ucapan Taehyung terputus oleh cahaya kilat yang disusul suaranya. Beruntung suaranya tidak begitu menggelegar. Tidak begitu menyeramkan.
Taehyung menunduk melihat refleksi langit lewat genangan air di bawah kakinya. "Ck, ayo lari! Kita harus masuk sebelum hujan." Tangannya menarik tangan Jungkook, tapi yang ditarik tetap bertahan di tempatnya.
Jungkook diam. Bingung kenapa anak laki-laki di depannya tiba-tiba berubah baik.
"Kenapa? Dari baju kamu, kamu pasien kan? Kamu pasti lagi sakit. Pasti gak boleh kena hujan. Ayo masuk."
"Kok kamu baik?"
"Ih, emang penting apa?"
Taehyung bersikeras menarik tangan Jungkook, apalagi ketika rintik hujan kecil-kecil mulai menyapa kepala, ia melangkahkan kakinya lebih lebar dan cepat.
"Kata mamiku, aku gak boleh ninggalin orang dalam bahaya!" ujar Taehyung di bawah hujan, memberi jawaban atas pertanyaan Jungkook tadi.
Genggaman jemari Jungkook jadi mengerat di jemari Taehyung, dan anak itu mengira bahwa Jungkook pasti sekarang merasa aman dan berterima kasih. "T-tapi aku gak bisa lari!"
"Sekarang 'kan kamu lagi lari!"
"Aku gak boleh lari! Aku gak boleh lari!"
Taehyung tidak peduli, hujan makin besar dan akhirnya mereka sampai di depan pintu masuk rumah sakit. Langkah mereka berdua memelan ketika menginjak anak-anak tangga. Taehyung menggeleng-gelengkan kepalanya, mencipratkan air di rambutnya yang nyaris lepek."Tuh 'kan, untung kita lari. Jadi gak terlalu basah." Dengan jemari yang masih bertautan, mereka memasuki rumah sakit. Tapi lantas Taehyung menengok saat Jungkook tidak menjawab. Teman—pengganggu—barunya malah makin mengeratkan tangannya. Sampai Taehyung nyaris bertanya, Jungkook sudah terjatuh di depannya dengan mata terpejam.
Semenjak saat itu, Taehyung trauma. Dulu, bibirnya sempat mengatakan bahwa ia tidak boleh dan tidak akan meninggalkan orang dalam bahaya. Nyatanya, ia malah membawa teman barunya ke dalam bahaya. Jantung Jungkook yang lemah ditambah kondisinya yang masih belum pulih total membuat jantungnya kelelahan ketika dibawa berlari. Apalagi Jungkook dibayang-bayangi tekanan bahwa ia tidak boleh berlari.
YOU ARE READING
SUNRAIN [prekuel] ; vk
Teen FictionPersahabatan Jungkook dan Taehyung remaja ternyata buruk? Prekuel dari book dengan judul yang sama. A/N : Sorry, I'm bad with summary hehe