Pagi ini pagi pertama setelah Jungkook keluar dari rumah sakit. Hukuman Papa yang menyita mobil Taehyung masih berlaku sampai sekarang, dan Papa menyewakan sopir khusus antar-jemput Taehyung sekolah. Papa sebenarnya ingat bahwa salah satu hukumannya adalah mengharuskan Taehyung berangkat sekolah bersama Jungkook. Tapi dengan keadaan yang seperti ini, tentunya tidak mungkin Papa melanjutkan hukuman itu. Karena bisa jadi bukan hanya Taehyung yang merasa terhukum, tadi Bunda pasti merasa tertekan karena membiarkan anaknya dekat-dekat dengan penyebab terakhirnya masuk rumah sakit.
Taehyung keluar rumah setelah sarapan dan pamit pada Papa, sedangkan Mami mengantarnya sampai ke carport.
Di teras, Taehyung melihat rumah Jungkook dan tepat sekali pintu rumah mereka terbuka dengan anak tunggal mereka yang kerepotan antara membenahi posisi tas ranselnya atau mengancingkan jaketnya. Bunda di belakangnya membawa sebuah kotak makan, tumbler minuman, dan botol obat. Sampai akhirnya Ayah mengecup lembut pucuk kepala Jungkook sambil mengambil alih tas ranselnya sehingga Jungkook bisa mengancingkan jaketnya, Taehyung tiba-tiba tersenyum. Rasanya nyaman sekali melihatnya, meski jika dibandingkan dengannya, tidak jauh berbeda. Hanya saja Papa seringkali mendidiknya dengan lebih tegas dan Mami mengikuti alur Papa. Taehyung tau dirinya tidak sampai di tahap kehilangan kasih sayang, hanya saja mungkin tidak sehangat yang biasa dilihatnya dari rumah di depannya.
Taehyung menghela nafas, menatap Mami kemudian memeluknya erat--seperti tidak mau kehilangan. "Tae berangkat sekolah dulu, Mi,"
Mami mengangguk, sedikit berjinjit untuk sedikit mengelus rambut anak semata wayangnya. "Langsung pulang ya?"
Sontak Taehyung mendengus, "Mami ngeledek? Kan aku gak dibolehin keluar rumah sama Papa."
Mami malah tertawa kecil, "Oh iya, lupa. Okey, behave ya sayang."
"Bye, Mi!" Taehyung berlari kecil menuruni tangga teras yang menuju carportnya. Sebelum masuk mobil, tak sengaja matanya bersinggungan dengan mata jernih Jungkook yang masih berdiri di teras menunggu Bunda selesai memasukkan kebutuhannya ke dalam ransel. Taehyung--berusaha--tak peduli, anak itu langsung memasuki mobil dan berangkat sekolah.
Jungkook sendiri langsung berlari kecil ke carport setelah pamit pada Ayah dan Bunda, memasuki mobil dengan semangat karena ini harinya setelah satu minggu tidak masuk sekolah.
"Jalan, Pak," titahnya pelan pada Pak Oh Jang.
***
Meski sangat terlihat Bunda yang mengusahakan adanya jarak di antaranya dan Taehyung, tapi Jungkook tidak menyerah untuk berusaha mengembalikan diri Taehyung yang dulu ia kenal. Di lingkungan rumah mungkin Bunda memang melihatnya terpisah dengan Taehyung, sangat berjarak, dan Jungkook tau ada sedikit rasa lega di hati Bunda melihat hal itu terjadi. Tentu rasa sakit hati Bunda sangat kental mengingat nyaris semua rasa sakit yang anaknya rasakan itu adalah Taehyung penyebabnya, itulah mengapa Jungkook mengikuti saja apa yang Bunda inginkan meskipun dalam hatinya selalu memaafkan kesalahan konyol Taehyung.
Kalau dibilang terganggu, Taehyung jelas merasa terganggu. Oh c'mon, Jungkook punya circlenya sendiri, punya teman-temannya sendiri, kenapa juga harus menganggunya seolah berharap ia akan memaafkannya? Memangnya sikap Jungkook yang seperti itu membuatnya tidak ingin makin menjauh?
Seperti saat ini, keduanya bertatapan dengan vibes yang berbeda. Jungkook dengan senyumnya, dan Taehyung yang membalas tajam. "Gak," tukas Taehyung saat Jungkook ingin duduk di meja yang sama dengannya.
"Tapi Tae, bangkunya kan gak ada yang pake. Lo juga cuman berdua sama Jimin, yaudahlah kenapa sih gue gak boleh duduk di sini?"
Taehyung memutar bola mata, "Ya karena keberadaan lo ganggu gue, ganggu nafsu makan gue tau. Dengan adanya lo yang maksa di sini, sama aja lo mendukung penurunan peringkat akademik gue; karena gizi yang masuk berbanding lurus sama energi yang akan dipake buat belajar nanti."
"Yaelah lo ngomongin gizi kayak makanan lo bergizi aja deh," Jungkook melirik makanan Taehyung yang penuh dengan lauk berminyak dan sayur yang minim, well berbeda jauh dengan nampannya yang penuh sayur-sayuran dan buah.
"Terserah gue lah," Taehyung kembali pada makanannya. "Yang penting lo pergi aja deh, di meja lain tuh ada tapi jangan di sini. Privasi gue sama Jimin."
Jungkook melirik Jimin, dan reflek yang dilirik hanya nyengir berdosa tidak mengatakan apa pun.
"Duh mager," Jungkook nyaris saja duduk kalau saja bahunya tidak ditahan Bambam untuk segera bangun lagi.
"Udah, Kook. Banyak meja lain, di meja lain aja ayo sama gue."
"Tuh, dengerin temennya!" semprot Taehyung.
"Sewot banget sih," cibir Jungkook.
***
Setiap harinya Jungkook membiarkan Bunda tertekan dan supirnya beristirahat di rumah tanpa harus menjemput ke sekolah karena anak itu memaksa selalu pulang sekolah dengan Taehyung. Tidak setiap hari sih, tapi setidaknya setiap ada kesempatan seperti saat Taehyung tidak ada jadwal latihan futsal sepulang sekolah, Jungkook akan meminta Pak Oh Jang tidak menjemputnya karena memaksa nebeng pada Taehyung.Bunda sudah protes semenjak hari pertama, tapi Jungkook bersikeras meyakinkan Bunda bahwa ia akan baik-baik saja meski bersama Taehyung. Lagipula, yang membawa mobilnya adalah supirnya, jelas akan lebih hati-hati dan tidak mengkhawatirkan.
Siang itu, Jungkook mendapati supir Taehyung di lapangan parkir bahkan ketika pemiliknya belum keluar. Anak itu mengetuk jendela, "Pak, Taehyung gak ada jadwal ekskul?"
Pak Choi menggeleng, "Gak ada, Den. Tadi saya sih diminta jemput cepet, jadi sepertinya gak ada jadwal tambahan."
Jungkook tersenyum ceria, "Oke, saya masuk ya Pak." Tanpa meminta persetujuan, Jungkook langsung memasuki mobil sambil melihat keluar jendela--mencari Taehyung yang terlambat keluar. Dengar-dengar, kelas Taehyung memang sedang ada kuis harian jadi mungkin sedikit pulang terlambat.
Beberapa menit kemudian yang ditunggu terlihat keluar dari lobby dengan wajah kusut bersama Jimin. Jungkook tertawa kecil, Taehyung yang lebih pintar darinya saja bisa berwajah kusut seperti itu ketika menghadapi kuis, apalagi dirinya.
"Duluan, Jim!" pamit Taehyung yang terdengar dari dalam mobil karena Jungkook membuka sedikit jendela.
Ketika lagi asyik-asyiknya mengamati, anak itu tidak sadar Taehyung sudah di depan pintu dan membuka mobil. Keduanya malah terkejut, "Lo? Ngapain lagi deh?" keluh Taehyung ektika didapatinya Jungkook di dalam mobil.
"Peace!" Jungkook nyengir. "Gue nebeng lagi hari ini. Ya? Ya?"
Taehyung sudah lelah berdebat, "Serah deh. Geseran," titahnya jutek.
"Galak amat boshQ," cibir Jungkook.
"Berisik. Jalan, Pak."
Jungkook misuh-misuh, anak itu mendekatkan tubuhnya pada Taehyung, "Nih Tae, lo tuh gak boleh marah-marah. Nanti cepet tua. Pas nanti graduation lo bakal dikira om-om yang dateng ke prom deh."
Tangan Taehyung mendorong kepala Jungkook menjauh, "Sok tau."
"Eh beneran!" pekik Jungkook, tidak memedulikan dorongan Taehyung. Ia kembali mendekat, "Jadi, menurut teori tuh--"
"Berisik," tukas Taehyung. "Jauh-jauh lo," Cowok itu melepas tasnya, meletakannya di tengah-tengah jok mobil, "Nih, batas. Jangan ngelewatin batas. Jauh-jauh."
Jungkook mencibir. "Cepet tua lo!" Kemudian ia meletakkan tasnya di sebelah tas Taehyung, "Nih deh, tas gue juga dijadiin batas. Biar lo seneng." Jalanan di luar jendela menjadi perhatian Jungkook selanjutnya, mengamati lalu-lalang kendaraan dan aktivitas jalanan siang menjelang sore. Ia lebih bersandar pada jok, menyamankan diri sampai tanpa sadar matanya terpejam.
Taehyung iseng menoleh pada Jungkook yang sudah tidak bersuara. Awalnya sedikit penasaran karena anak itu tiba-tiba tidak cerewet dan bawel. Melihat matanya yang terpejam, Taehyung menghela nafas. Kembali pada ponselnya yang memainkan game online.
Tapi lantas dengan cepat kepalanya menoleh pagi, mengamati tas Jungkook dan sebuah senyum terulas di bibirnya.
***Sorry menghilang lama. Well, ternyata hidup gak semudah itu wkwkwk.
Selamat membaca, jangan lupa kasih komentar. Kritik dan saran pun ditunggu sayang hehe.
makasihhh
Regards,
-R
YOU ARE READING
SUNRAIN [prekuel] ; vk
Teen FictionPersahabatan Jungkook dan Taehyung remaja ternyata buruk? Prekuel dari book dengan judul yang sama. A/N : Sorry, I'm bad with summary hehe