Jungkook menyerahkan seluruh tenaganya ke sandaran jok mobil, memandangi jalanan dengan lemas dan berusaha mengalihkan pikirannya; entah ke dalam pikiran imajinasinya ataupun ke dalam pikiran kosongnya. Yang penting ia tidak ingat bahwa ia sedang merasa sakit.
Sampai suara Pak Choi, sopir keluarga Taehyung, memecahkan lamunannya. "Mas Jungkook? Ini dianterin ke mana? Tadi Mas Taehyung bilang ke rumah Mas Yoongi, tapi saya gak tau alamatnya, Mas."
Jungkook susah payah menegakkan tubuhnya, "Ke Einstein College aja, Pak." A menyebutkan nama tempat bimbel Yoongi. "Nanti dari sana saya sama sepupu saya kok."
Pak Choi mengangguk ragu, pria itu mengamati teman anak majikannya itu dari kata spion dalam, "Mas Jungkook gak mau saya anter ke rumah sakit aja? Kayaknya lagi gak sehat ya Mas?"
Tawa kecil tersembur pelan dari bibir Jungkook, "Gak usah, Pak. Lagi gak enak badan sedikit doang kok, cuman butuh istirahat."
"Yaudah kalau begitu deh, cepet sembuh aja ya, Mas."
Jungkook tertawa lagi. "Siap, Pak. Di perempatan depan belok kanan, Pak." tuturnya mengarahkan Pak Choi. Lantas cowok itu menyandarkan tubuhnya lagi, memandangi botol obat dengan pandangan berbayang. Ia tahu tidak akan baik-baik saja ketika nanti menemui Yoongi, jadi ia memilih menurunkan gengsinya dengan meminum obatnya didorong air dalam tumblr yang diberikan Taehyung juga.
Sampai kurang lebih lima belas menit kemudian mereka sampai di depan lembaga bimbingan belajar Einstein College. Jungkook turun dari mobil setelah mengoleskan tinted balm pada bibirnay agar tidak terlihat pucat dan mempersilakan Pak Choi kembali duluan tanpa harus mengantarnya ke rumah Yoongi.
Cowok itu menghela napas pelan, memastikan bisa bertindak baik-baik saja setidaknya sampai ia mendapatkan kunci kamar Yoongi.
"Eh, Cha?" Jungkook menyapa Chaeyeon, seorang teman sekelasnya yang menjadi siswa bimbel di Einstein College juga. Ia mendapati cewek itu keluar lobby bersama temannya.
Chaeyeon menoleh, "Lha? Lo ngapain Kook? Bimbel di sini juga?"
"Enggak, gue mau ketemu Kak Yoongi. Lo tau kelasnya keluar jam berapa gak?"
Chaeyeon mengernyit, "Anak kelas 12 ya?" Cewek itu melihat jam tangannya, "Sekitar sepuluh sampe lima belas menit lagi sih, Kook. Coba chat aja."
Jungkook menjentikkan jari, cowok itu nyengir, "Itu dia! Gue gak ada paket sama gak ada pulsa, hehe."
Chaeyeon menjitak pelan Jungkook, "Dasar nekat. Gue bilangin ke Kakak CS dulu deh, biar nginfoin Kak Yoongi kalau lo nunggu di lobby."
"Oke! Baik banget sih temen gue." Jungkook cengengesan.
"Gak gratis!" tukas Chaeyeon. "Besok bayar ya pake es cendol di kantin!"
"Ye, rese!"
Chaeyeon tertawa saja, kemudian mengajak masuk Jungkook ke lobby dan meminta temannya menunggu sebentar. Cewek itu bicara dengan Kakak Customer Service lembaga belajar itu sebentar, kemudian keluar lagi setelah mengabari Jungkook yang sudah duduk di ruang tunggu.
"Udah gue bilangin ya, Kook."
Jungkook mengangguk, "Thank you, Cha!"
Chaeyeon hanya mengirim jempolnya sebelum meninggalkan Jungkook dan kembali keluar untuk membeli makanan.
Jungkook meluruhkan tubuhnya di bangku ruang tunggu, memindahkan tas ranselnya ke pangkuan agar duduknya lebih leluasa. Berkali-kali anak itu mengatur napas agar terasa lebih baik dan memperbaiki pandangannya. Ia tidak mau merepotkan Yoongi kalau sampai tertangkap pingsan di sini, kakak sepupunya itu harus lebih mengutamakan dirinya sendiri pokoknya.
YOU ARE READING
SUNRAIN [prekuel] ; vk
Teen FictionPersahabatan Jungkook dan Taehyung remaja ternyata buruk? Prekuel dari book dengan judul yang sama. A/N : Sorry, I'm bad with summary hehe