Detak Kelima

1.2K 143 29
                                    


Teman-temannya sudah ramai mengobrol di salah satu set sofa yang disediakan di klub malam langganan mereka. Taehyung langsung saja menduduki ruang kosong tanpa menyapa.

Justru seorang Park Bogum yang menyapanya duluan, "Lama banget lo, Tae."

Taehyung mengangkat alis tak acuh, "Biasa, ada orang rese minta dianterin dulu tadi," katanya. Ia menarik sepiring nasi goreng di atas meja, "Buat gue 'kan?" tanyanya retoris, karena ia langsung menyuap nasi goreng itu tanpa pedui jawaban teman-temannya.

"Siapa? Temen lo?" Yugyeom, yang duduk di sebelah kiri Taehyung, bertanya.

Taehyung terdiam dengan sendoknya, terlihat berpikir ringan lantas terkekeh kecil, "Gak tau. Temen kali. Tapi bukan temen sih,"

Yugyeom mengangkat alis, "What?"

Bogum menepuk pundak Yugyeom dua kali, hanya ia yang tahu permasalahan Taehyung dan Jungkook. Selain karena ia sepupu dari Park Jimin, ia juga memiliki posisi yang sama dengan sepupunya itu—sobat baik terpercaya seorang Kim Taehyung. Jadi wajar jika ia menjadi salah satu tempat sampah Taehyung. "It's not your business, man."

Yugyeom mendengus, lantas menyambar satu shot wiski di atas meja. "Minum gak lo, Tae?"

Taehyung menggeleng. "Gue mau ke arena,"

"Ah, I see," gumam Yugyeom kemudian.

Taehyung mengernyit melihat sekeliling, "Mana Jay?" Cowok itu menanyakan seorang temannya yang lain, nama panggungnya di klub adalah J-Hope sebenarnya. Tapi mereka semua lebih nyaman memanggil cowok itu dengan panggilan 'Jay' karena mereka tidak mengetahui nama asli seorang J-Hope.

"Biasa, ngaduk di belakang," Rap Monster melemparkan sebotol cola ke Taehyung yang tadi sempat meminta.

Bogum menoyor Rap Monster yang baru mereka ketahui nama aslinya selama seminggu terakhir ini. "Apa banget udah keren-keren namanya DJ jadi ngaduk. Kadang intelegensi lo tuh gak berguna ya, Joon."

Rap Monster alias Namjoon cuman tertawa saja. "Jangan manggil nama asli gue kalau sama anak-anak lain dong. Nanti turun derajat gue."

"Apa banget," cibir Taehyung.

"Udah woi, Gyeom, udah," Bogum merampas botol minuman keras lain yang nyaris diminum Yugyeom, "Doyan amat sih."

Yugyeom menonjok pundak Bogum lemah, "Belum puas, sumpah." Matanya sudah sayu sekali, menunjukkan dirinya sudah tidak serratus persen berada di alam sadarnya.

"Lo mau ikut ke arena gak? Kalau lo ke arena tapi hangover gini kita malah diejekin, anjing. Ngomong gak jelas, ngalor-ngidul, gak bisa tahan diri."

Yugyeom hanya mengangguk-angguk saja mendengar Bogum bicara.

Di sini, di antara mereka semua, memang Bogumlah yang paling 'waras'. Bukan berarti yang lain gila, tapi Bogum yang paling bisa mengendalikan diri soal minum. Ia bahkan menjadi sosok yang secara tidak langsung mengerem yang lain kalau-kalau saja mereka kelewatan batas.

Kadang Bogum memaklumi dan membiarkan mereka meminum sebanyak yang mereka mau dengan situasi dan kondisi yang memang Bogum maklumi. Cowok itu tahu jelas mereka semua memiliki masalah masing-masing, dan minum adalah salah satu pelampiasan tertinggi. Yeah, daripada mereka semua beralih ke obat dan lebih sulit dikendalikan?

Tidak jarang justru Bogum yang harus ditahan. Meski hal itu sangat langka. Bagaimapun, sekuat apa pun Bogum menahan emosinya, ada kalanya cowok itu berada di puncaknya.

Taehyung melihat jam tangannya, "Mau ke arena kapan?"

"Sekarang aja," sahut Bogum. "Gyeom, lo jadi ikut gak? Ikutlah, ya kali kagak."

SUNRAIN [prekuel] ; vkWhere stories live. Discover now