Aku ingin Waktu Berhenti

19 2 0
                                    

Beberapa hari setelahnya iel selalu mencoba berada didekatnya seolah mengganti posisi pahlawan predikat tak dapat diganggu gugat milik Dayat. Katakanlah, iel berhasil menjadi Pahlawan kedua bagi Disa. Sampai pada kesekian kali, Disa mulai terbiasa tanpa Dayat, ajaib! Entah iel mempunyai mantra apa, dia mampu mengembalikan kecerian Disa, mengembalikan benda orange itu bertengger di sampingnya. Disa, memang tengah berusaha melepaskan sesuatu yang memang nyatanya sudah enggan kembali. Entah enggan atau ada alasan lain Disa tidak peduli. Yang Disa tau, dia telah menjadi remaja yang tidak sepantasnya terus bergantung pada Dayat. Mamanya benar, akan ada yang lebih baik setelah kepergiannya, bukan kepergian dalam artian meninggal. Aku hanya tidak ingin terlarut dalam kesedihan. Atau mataku yang sudah tidak punya stock air mata lagi? Atau bahkan sedang enggan memproduksi air mata kembali untuk beberapa waktu lalu. Ah entahlah. Yang jelas, setelah puing-puing itu berhasil ditegakkannya. Cukup tegak meski kehilangan satu lagi. Puing itu kembali. Ya, Dayat kembali. Entah usaha yang keberapakali, puing2 yang sudah kembali tertata itu goyah. Aku rasa sebentar lagi, dia akan runtuh. Dan kemudian hari ini, tepat dua tahun setelah kepergiannya. Dia kembali, berada tak jauh dariku. Aku bisa menggapainya, tanganku akan sampai. Nyata, dan aku bisa memeluknya kembali. Malaikatku kembali. Aku ingin berteriak pada seluruh seantero Brebes ah bukan hanya Brebes sedunia perlu tahu, kalau Dayat ada disini, bersamaku.
Tapi nyatanya semua diluar ekspetasi, aku hanya bisa bungkam, tak berkutik melihatnya tak jauh dariku mampu menghipnotis alam bawah sadarku. Air mataku membasahi pipi. Aku hanya diam.

Satu detik
Dua detik
Tiga detik

Hingga detik ke tigapuluh empat. Dia melihatku.
Dia menghampiriku, sejatinya aku ingin segera memakinya, kenapa kau lama sekali pergi? Kenapa kau pergi tanpa pamit, tanpa kabar barang sacuilpun. Lagi-lagi aku hanya menangis melihatnya mendekat kearahku.
Bukan, bukan hanya mendekat. Dia juga mendekapku.
Aku ingin waktu berhenti sebentar.
Aku suka berada didekatnya.
Aku suka berada dipelukannya.
Hangat.
Sahabatku kembali.
Rindu.
Semenyakitkan inikah jauh darimu? Sesunyi inikah? Kehilangan.
Bertemu. Sehebat inikah?
Membuat aku terpaku. Pasrah dipeluk lelaki yang dengan tega pergi tanpa pamit ini? Kemudian datang tiba-tiba? Sebenernya dia manusia atau bukan? Dia manusia atau jelangkung? Ah tidak jangan dengarkan yang terakhir, rasanya bertemu kembali dengannya otakku menjadi agak geser perlahan. Asal tidak membuat gila karna sangat bahagianya.
Dayat tidak berkata apapun. Aku kembali terisak.

Sampai hujan turunpun, aku menghiraukannya. Kita memang berada ditengah hujan, tapi ragaku sama sekali tidak merasakannya. Ini aneh! Apa aku sedang bermimpi? Bermimpi bertemu Dayat? Apa Ambisiku terlalu besar?. Jika ini mimpi, aku harap, jangan berakhir. Biarkan aku tetap berada dimimpi ini. Siapapun yang mengganggu tidurku, dia tidak akan selamat!

Y O U  ?  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang