Drrt.. Drrtt..
Disa merogoh saku dan melihat layar ponselnya yang menyala.1 messages
....
From : Dayat
Gw tetep disini. Ngga peduli lo dateng jam berapa. Gw tau lo bukan orang yang suka ngebatalin janji seenaknya. Please! Jangan beralasan apapun. Gw tau lo Dis.
Hh.. Disa menghela nafasnya. Satu hal yang Disa lupa tentang Dayat - keras kepala -
'Aku lupa bagian ini' gumamnya pelan namun masih bisa didenger iel*
"Apa Dis?" tanya iel penasaran.
Ah enggak, udah kan kak. Pulang yuk, aku mau ke danau sebentar. Kalo kakak mau duluan nggapapa. Nanti barang-barangnya kuambil hari sabtu pulang sekolah.
Baiklah. Oh iya satu lagi, kamu masih suka basket kan?
Deg, jantung Disa bekerja lebih cepat.
Aku sudah mencoba menjauh dari dunia basket semenjak Dayat meninggalkanku. Meski pada akhirnya kak Iel datang dan berhasil membuatku menyentuh bola orange itu. *batin Disa seperti genderang mau perang*
Masih. Emang kenapa kak?" ucap Disa selanjutnya.
Di sekolah kita kan ada ekskul basket. Ikut yah? Kumpul setiap hari Sabtu pulang sekolah. Itung-itung olahraga juga sebelum naik gunung. Ah, lagian gw kangen liat lu maen Dis, udah lama banget.
Liat ntar deh. *jawab Disa malas
Ngga biasa-biasanya loh. Ditunggu kabar baiknya *iel mengedipkan matanya.
***
Awan mendung seolah mengiringi Disa, ikut serta bersama kegelisahannya saat beberapa langkah lagi, sosok yang beberapa tahun lalu selalu bersamanya -sahabat- tiba-tiba hilang bak ditelan senja, kini hadir kembali. Disa ingin dengar apa yang akan dijelaskan Dayat. Akankah pertemuan ini mengembalikan semuanya seperti sedia kala?
Dilihatnya dari kejauhan Dayat yang sedang melempar batu-batu kecil ke tengah danau. Hanya tingkah kecil seperti itu saja mampu membuat Disa kembali ke masa lalu.
Flashback mode on
Kalo kamu sedih, lempar batu ini sejauh mungkin. Pasti sedihmu hilang. Percaya sama aku.
Sejatinya tanpa Dayat bilang 'percaya sama aku' pun, Disa kecil akan selalu percaya padanya. Sampai pada waktunya tiba, Dayat pergi dan mengenyahkan seluruh kepercayaannya, dia meninggalkan Disa. Bahkan melemparkan batu ke tengah danaupun tidak cukup untuk membuat Disa kembali ceria seperti hari-harinya saat bersama Dayat. Orangtua dan sahabatnya bingung bukan kepalang melihat Disa yang terus memanggil Dayat, mogok makan, berhenti main basket. Sampai akhirnya Iel datang. Iel yang sebelumnya pernah melihat Disa dipertandingan putri. Dimana Di sa menjadi kaptennya. Iel sangat terpukau dengan permainan gadis itu.
Ajarin gw main basket, please! *pinta iel beberapa tahun lalu didanau yang sama. Gadis itu sedang mengenang hari-hari yang selalu dihabiskannya disini -bersama Dayat sahabatnya-
Gw udah pernah liat lo main, jadi berhenti berpura-pura ngga bisa.
Gw kira, lo ngga pernah tau gw. *dengan cengiran khasnya
Gw ngga mau diganggu!
Kalo lo butuh gw, gw akan datang Disa Reddiyat. Jangan sungkan! Ok gw pergi.
Lelaki bertubuh jangkung itu melangkahkan kaki meninggalkan Disa sendiri. Sementara yang ditinggal menatap bingung kearah lelaki itu, darimana dia tau namaku? Sudah sejak kapan, dia memperhatikanku?
![](https://img.wattpad.com/cover/133573225-288-k667983.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Y O U ?
General FictionSampai kapan kamu berhenti mengabaikan semua peluh, pengorbanan, rindu yang sengaja kau kesampingkan. Kamu hanya perlu belajar memahami tentang sesuatu yang jelas tidak ingin kau tahu lebih jauh. Cukup, jangan membuatku jengah dengan kalimatmu yang...