Aku tak mengerti kembali bersamanya bisa sebahagia ini~
Aku tak mengerti kenapa benda orange itu selalu menjadi alasan antara kita~
Yang aku tau, dia ajaib!
Membuat kekesalanku menjadi tawa tak berkesudahan~***
Eh Bro! Lo sekolah disini juga?
Iyel? 'Pemuda manis ini menyipitkan matanya'
Iya, eh gabung basket ngga? Oya gw mau naik gunung, mau ikut ngga? Bulan depan minggu ketiga. 'Sambungnya'
Males gw yel.
Ntar gw yang urus semuanya deh. Sewa aja ya alatnya. Lu tinggal rutin olahraga sama renang aja.
Oya, setiap sabtu kumpul balik sekolah, jangan lupa Bro!Dayat hanya mengacungkan jempolnya dan berlalu.
Ya, dayat dan iel bertemu saat pertandingan basket putra antar SMP. Keduanya berada difinal. Meski akhirnya sekolah Dayat selalu menyabet kejuaraan.***
Beberapa minggu setelahnya, Disa dan Dayat kembali bersama sampai waktu bersama Lea dan Meisya tak lagi seperti dulu. Mereka paham dengan berbaikannya Dayat dan Disa. Keduanya akan dengan rela membagi waktu dg kawannya. Karna bagaimanapun, sebelum mereka hadir Disa dan Dayat adalah sahabat dari kecil, bahkan teman-temannya mengira mereka berdua adalah sepasang kekasih.
***
Mei, minggu kedua.
Disa sudah mempersiapkan semuanya. Mulai dari ijin orangtuanya, ijin sekolah yang dimana dia berpura-pura akan ke saudaranya. Begitupun dengan Dayat dan iel juga kawan-kawan mapala iel.
Orangtua Disa percaya karna dia akan pergi bersama iel. Sahabatnya. Tidak ada satupun yang tau bahwa Dayat juga akan ikut. Begitupun dengan Dayat, dia belum sempat cerita kalo dia akan ikut pergi naik gunung juga -bersama mereka-.***
Mei, minggu ketiga.Aman semuanya Day? 'Ucap Iel setelah Dayat menghampirinya dengan carriel ukuran 60l dipunggungnya'
Aman yel, cuma ntar tolong dipacking ulang ya yel. Jaga-jaga takut ada yang kurang.
Ok, buka aja. Keluarin semua barang-barang lo. Kita nunggu satu orang lagi belum dateng. Kebiasaan emang. 'Sembari melihat arlojinya dengan gusar'
Eh sorry lama kak. 'Nafasnya memburu, keringatnya mengucur'
Elaah, baru segini aja udah cape banget kak. 'Imbuhnya'Disa memakai carriel ukuran 50l. Begitu Disa melihat sekitar dan menangkap sosok yang seperti dikenalnya. Dia segera menghampiri pemuda tersebut. Padahal iel belum sempat menjawab satupun keluh Disa.
Dia menepuk pundak pemuda tersebut dari belakang.
Day, lo ikut? Kok ngga ngomong? 'Cecarnya tanpa menyembunyikan raut bahagianya'
Eh Dis! Lo ikut juga? Beneran? Gw batal ikut deh. 'Dayat berhenti mengemas barang-barangnya beralih menggoda Disa.
Ih, apaan sih! Bagus deh kalo lo ikut Day, ntar bantuin gw ya. Berat banget nih? 'Mengerucutkan bibirnya sembari membenarkan posisi carrielnya seolah menyampaikan pesan tak tersirat -ini berat banget sumpah Day-'
Ogah!
iel. Bantuin gw nih. *teriak Dayat mengacuhkan Disa yang menampikkan wajah melasnya*Beberapa menit setelah selesai packing ulang dan segera menaiki travel yang sudah dicharternya. Disa, Dayat, Iel juga dua kawan laki-laki dari mapala yang kalo dilihat dari usianya terpaut diatas tiga atau empat tahun. Denger-denger sih mereka berdua anak semester satu di salahsatu univ ternama di Semarang.
Ketiganya mengerutkan kening. Saling sibuk dengan pikirannya masing-masing.
Kenapa Dayat dan kak Iel seperti saling kenal? Dan dirinya bisa diantara kedua sahabatnya. Yang tak lain keduanya adalah Malaikat dan Pahlawan bagi Disa?Kenapa Disa dan Iel bisa sedekat ini? Bahkan kalo dilihat dari tingkahnya iel sangat dekat dengan Disa? Kenapa Disa tidak pernah cerita kalo dia punya kakak? Dan dia iyel?
Kenapa Dayat dan Disa, sebegitu dekat? Mengapa Disa sedari tadi mengacuhkannya. Siapa Dayat? Saudaranya yang di Bandung kah? Sepupunya? Ataaau mantannya? Paling parah lagi kalo dia adalah kekasih atau gebetannya. *iel mengacak-acak rambutnya frustasi*

KAMU SEDANG MEMBACA
Y O U ?
General FictionSampai kapan kamu berhenti mengabaikan semua peluh, pengorbanan, rindu yang sengaja kau kesampingkan. Kamu hanya perlu belajar memahami tentang sesuatu yang jelas tidak ingin kau tahu lebih jauh. Cukup, jangan membuatku jengah dengan kalimatmu yang...