"Yakk! Aduh! Sakit!
Sampai aku merasakan, injakan kaki teman sebangkuku.'Berhenti tertawa Dissaaaa Reddiyat, bu Pus udah dateng.' seloroh Meisya.
Sedetik kemudian aku berhasil mengatupkan mulutku.
"Emang, ketawaku keras banget Mey?"
"Iyalah, kamu ngga liat tadi seisi kelas ngeliatin kamu yang bahagia setengah mati. Sampe pada penasaran, apa yang kamu liat? Ya, meskipun aku juga ngaku, aku juga penasaran. Sampe ada yang ngira kamu gila mendadak.'' Ceritanya panjang x lebar x tinggi
Jelas-jelas yang gila adalah pemuda yang berada dilapangan itu bukan dirinya. Rendra Gila.
Hahahahaha 'kelepasan, aku tertawa lagi diikuti tatapan mematikan dari Bu Pus'
Diaaaaam.. 'Teriak Bu Pus'
Kalian berdua keluar.Tapi bu, aku kan diem aja. 'Aku membela diri, karna jelas-jelas aku hanya menyimak Meisya yang selanjutnya kupanggil Mey'
'Tidak menerima penolakan' Bu Pus jelas-jelas menolak pembelaanku.
Mey lebih dulu keluar kelas, dia memang sangat malas dengan pelajaran Bahasa Indonesia karena gurunya yang baginya jutek ngga seasik guru yang lain.
Akhirnya Aku mengikutinya. Sebelum makin jadi amukan bu Pus.Dilorong kelas menuju kantin, aku sibuk menyalahkan Mey yang padahal aku juga keceplosan tertawa. Tapi bagi Disa, Mey tetap penyebab utama, pelaku dari dikeluarkannya mereka berdua. Dia wajib membayari apa yang dia makan pagi ini. Sembari mengikuti gaya bicara bu Pus.
'Tidak menerima Penolakan!'
Sesampainya dikantin Dissa sibuk memainkan ponselnya, sembari sesekali menyeruput kuah baksonya.
'Ooh, jadi lo disini? 'Loh sejak kapan suara Mey jadi berat dan kaya cowok gini'
Hah? Kok? 'Disa kaget begitu yang didapatnya bukan sosok Mey melainkan kak Rend dengan teman disampingnya yang bermata sipit'
Apa? Kaget? Ngapain disini? 'Seolah ingin tahu apa-apa yang dilakukan Disa'
Makan 'jawabku watados
Anak kelas X, tingkahnya gini banget ya Rend 'sebelahnya ikut mengompori'
Udah Vin, biar gw yang urus. 'Timpal Rendra'
Yaudah, ntar lu bawa ke BK aja. 'Alvin menyuarakan ide'
Rendra mengacuhkan ide Alvin yang baginya terlalu mainstream untuk ukuran cewek model seperti ini, begitupun Disa yang kemudian mendebat tak mau kalah darinya.
'Eh apaan? Gue kan emang disuruh keluar kelas, jadi ngga salah dong kalo gue kesini.' Sengaja ku ganti aku kamunya jadi lo-gue'
'Buat ulah apa lagi lo? Pulang sekolah temui gw, di lapangan'. Entah yang keberapa kali Rendra mengintrupsi.
'Mey, kok lo diem aja sih.' Aku melihat Mey dengan santainya memakan baksonya dengan watados'
Ngga adil lo Kak, gue doang yang diomelin, dia kaga! 'Sambil nunjuk Mey, yang ditunjuk kaya pura-pura ngga denger, asli nih bocah kadang bikin kesel kalo lagi laper.
Lo emang salah dari pas upacara, dan lo malah kabur pas gw mau ngehukum. 'Seloroh Rendra menjelaskan duduk permasalahannya'
Aku mengingat kejadian tadi pagi dan detik itu aku tertawa-lagi-.
Eh diem lu, malah ketawa. Pokoknya pulang sekolah lo nggada dilapangan gw ngga bakal berhenti gangguin lo.
Hahahaha.
Rend dan temannya berlalu pergi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Y O U ?
Ficção GeralSampai kapan kamu berhenti mengabaikan semua peluh, pengorbanan, rindu yang sengaja kau kesampingkan. Kamu hanya perlu belajar memahami tentang sesuatu yang jelas tidak ingin kau tahu lebih jauh. Cukup, jangan membuatku jengah dengan kalimatmu yang...