Irene tidak bisa berpikir jernih untuk hari ini. Bagaimanapun keberadaan Sehun yang aneh itu benar-benar mengusiknya. Bagaimana bisa penuturannya sama persis seperti yang di buku. Entah mengapa, Irene baru menyadari bahwa buku itu adalah sebuah petunjuk.
Tapi, bagaimanapun juga semua ini tidak masuk akal. Ini era millennium. Dan masalah ghaib seperti ini adalah hal yang sulit ia terima.
Irene mengetuk kepalanya berkali-kali dengan pulpen. Lagu diputar dan artinya Irene dan Kai bisa beristirahat sebentar. "Kamu kenapa? Galau?"
Suara Kai membuyarkan lamunannya. Irene menatap Kai lalu tersenyum. "Lagi enggak mood aja sih. Engga tau kenapa." bohongnya.
Irene tidak mungkin bilang yang sebenarnya. Entah mengapa, hal seperti itu tidak baik diceritakan walaupun kepada teman dekatnya sekalipun. Ia takut akan terjadi hal-hal yang berbahaya, walaupun ia belum yakin. Siapa Sehun itu sebenarnya.
"Bagaimana kalau habis siaran kita makan bareng. Aku yang teraktir."
"Call (Slank word korea yang artinya 'setuju')"
Irene menyantap jajangmyeon (Mie dengan kuah hitam seperti kecap kental)nya dengan lahap. Ini kedai jajangmyeon terenak yang pernah Irene kunjungi.
Walaupun sederhana dan berada di sebuah gang, namun cita rasanya tetap juara.
"Bagaimana, enakkan?"
Irene tersenyum lalu mengacungkan jempolnya. "Banget."
"Kayaknya kamu lagi ada masalah." tebak Kai.
"Bukan masalah besar. Banyak yang lagi aku pikirin."
Kai mengangguk. Tidak ingin membuka lebih dalam. Mungkin ini urusan pribadi.
"Aku hanya merasa, tidak bisa menjadi pacar yang baik untuk Mino oppa. Itu saja."
Kai menganguk pelan. Perasaan itu wajar di miliki seseorang. Namun, pasti ada pemicunya bukan?
Seakan bisa membaca pemikirannya, Irene berkata sembari menatap langit langit kedai. Dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Kemarin saat makan bersama Mino oppa, kami bertemu mantannya. Aku bahkan baru tau jika itu mantannya.Dan saat itu kita lagi direstoran sushi. Aku baru tau, Mino enggak suka sushi dari mantannya. Bodoh sekali bukan?" Irene tertawa hambar.
"Kamu cuma kurang peka aja. Enggak usah menyalahkan diri sendiri." hibur Kai. "Perbaiki diri sebelum kamu menyesal, Irene-ah."
"Aku tau. Omong-omong, jajangmyeon ini buat mood ku lebih baik. Thanks."
Kai berjalan menuju halte bus. Waktu sudah menunjukkan pukul 09.00 KST. Dan seperti biasa. Seoul memang tidak pernah tidur.
Tumben sekali, halte bus sepi. Ada dua opsi. Opsi pertama banyak yang tidak menaiki bus di sekitar sini dan lebih memilih memakai kendaraan pribadi. Opsi kedua, banyak belum menyelesaikan pekerjaannya.
Kai bersenandung. Memecah kebosanan ketika menunggu bus. Tidak lama bus berhenti.
Namun, matanya menangkap satu titik. Titik masa lalu yang belum pernah ia lupakan sebelumnya. Titik masa lalu yang menyakitkan dan penuh penyesalan.
Seorang gadis berambut coklat bergelombang turun dari bus. Tubuhnya di balut dengan mantel berwarna coklat susu. Sederhana. Namun, tetap classy. Gadis itu berjalan kearahnya. Kai mengerjap. Seperti mimpi namun, ia yakin ini bukan mimpi. Ketika gadis itu berjalan melewatinya. Dengan otomatis, Kai menarik tangan gadis itu.
Gadis itu mengerjap. Menatap Kai dengan tatapan bingung. Berbeda dengan Kai yang menatap gadis itu dengan tatapan terkejut. Tidak ada yang berbeda sedikitpun dari gadis itu. Satu senti pun tidak ada. Dan ketika itu, dengan otomatis, Kai melontarkan satu kata,
"Soojungie..."
Gadis itu tidak beraksi apa. Masih menatap Kai dengan tatapan bingung.
"Mianhae, sepertinya kau salah orang. Namaku bukan Soojung."
Mendengar penuturan itu, Kai melepaskan genggaman tangannya. "Oh,, Mianhae." Kai membungkukkan badannya.
"Ne, Gwenchana "
Gadis itu tersenyum lalu pergi meninggalkan Kai. Melihat senyumannya membuat Kai membuka memori lama tentang SooJung. Kai menggeleng kepalanya kuat-kuat. "SooJung tidak akan disini. Tidak akan pernah."
Gadis itu mendesah kuat. Lalu memegang letak dadanya. "Hei! Bodoh! Kau kenapa? Hah!?"
Gadis itu menepuk dadanya kuat-kuat. "Aku baru tau, jika jantung ini masih bisa dirasakan."
"Hei! Orang gila."
Gadis itu mengenal jelas suara menyebalkan itu. Gadis itu memutar kedua bola matanya. Jengah.
"Kamu tau sendiri, aku bukan manusia. Dan kamu juga, Oh Sehun."
Sehun terkekeh. "Kamu, ngapain kesini? Butuh bantuan?" tanya Krystal.
Sehun menggeleng. "Bosan aja, kayaknya aku harus dapat pekerjaan. Kira-kira pekerjaan apa yang cocok buat aku?" tanyanya.
"Office Boy." jawab Krystal asal. Tangannya masih menepuk dadanya pelan. Melihat tingkah Krystal, Sehun mendengus.
"Kamu kenapa? Sesek napas? Kan udah mati."
Mendengar perkataan Sehun, Krystal berdecih. Sehun benar-benar menyebalkan.
Namun, ia sendiri juga heran. Mengapa dadanya terasa sesak sekali?
"Tadi aku liat kamu tabrakan sama orang, terus kayaknya dia kenal kamu."
Krystal menaikkan bahunya. "Dia bilang aku Soojung. Namaku Krystal. Bukan Soojung. Mungkin aku mirip dengan seseorang." Kata Krystal sembari berjalan melewati Sehun.
"Kayaknya dia kelamaan jomblo jadi begitu." sahut Sehun.
Krystal melirik kearah Sehun Menatapnya kesal. "Ini benar-benar enggak ada hubungannya."
Krystal menghentakkan kakinya. Ya ampun, kenapa dirinya harus mengurus anak ini sih!??
"Sunbae, ayo kita makan. Aku traktir."
"Kita tidak butuh makan."
"Tapikan kita sedang menyamar. Kamu yang bilang."
"Oke, baiklah. Teserah kamu aja. Aku pusing!"
"Malaikat bisa pusing!?"
"Arrgh!!! Diamlah!!"
Mungkin ada yang belom liat parody diatas..
Aku suka banget masa :)))Kaya real :)))
Ini FF viewersnya nambah.. tapi votenya enggak :v
Apalagi komennya.. hmm
Uhuhuhuu
Voment itu adalah semangatt padahal, sederhana banget kan?Aku juga ga tau, ini cerita sebenernya jelas apa engak..
Jujur aja, oertama kali bikin fantasy.. jadii maafkan :"
But, makasih sama wattpad.. entah kenapa.fantasy remahan energen ini masih dapet rank :"
Semoga wattpad ga salah :3
Yang besok libur..
HAPPY HOLIDAY..
HAPPY WEEKENDYang mau temenan sama aku.. hehe
Di IG
Hehe@_fangirl.xu
Paypayy
KAMU SEDANG MEMBACA
When You...
Fantasy[[Update suka suka]] Ketika kamu dekat... Aku tau, aku akan baik baik saja... Ketika kamu jauh... Aku tau, aku merasa kehilangan Tetapi ketika kau semakin dekat.. Aku tau, itu hanyalah angan... Karena aku tau,,, Semakin dekat dirimu... Akan sulit me...