Twelve

105 19 2
                                    








Setelah acara –dadakan- makan bersama, Kai segera pulang ke rumahnya. Rumahnya sudah gelap. Ia yakin, ayahnya pasti sudah tidur. Kai ingat bahwa hari ini, ayahnya tidak ada jadwal lembur. Pasti, orangtua satu-satunya itu mengambil waktu istirahatnya yang sedikit dengan sebaik-baiknya. Karena sudah seminggu ayahnya lembur kerja. Dokter bukanlah pekerjaan yang mudah.

Kai menahan dirinya untuk tidak segera merebahkan dirinya ke kasur. Dengan langkah gontai, ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Perasaannya benar-benar kacau saat ini. Kai benar-benar tidak habis pikir. Bagaimana bisa dirinya bertingkah begitu memalukan dihadapan orang yang baru saja ia kenal. Ah, bukan kenal. Baru saja berkenalan. Kai benar-benar ingat, jika ia pernah berpapasan dengan gadis cantik dengan aura dingin yang sama persis dengan,,

Seseorang yang pernah ia sakiti hati dan jiwa raganya.

Kai mengacak rambutnya frustasi. Pandangannya tidak lepas dari langit-langit kamarnya. Lalu menatap cermin yang terpasang tidak jauh darinya. Menatap pantulan dirinya. Kesal. Perasaan bersalah itu muncul lebih besar dari biasanya.

Kai menggelengkan kepalanya dengan kuat. Ia percaya bahwa di dunia ini, kita punya 7 kembaran. Pasti gadis bernama Krystal hanyalah orang yang mirip sekali dengan Jung Soojung. Ya, iya yakin itu. Bagaimanapun, Kai harus menerima dan menyadari bahwa Gadis bernama Jung Soojung itu sudah meninggal 2 tahun yang lalu. Dan tidak akan mungkin kembali lagi.









Krystal memandang langit Seoul dari balkon apartemennya. Suasana terasa dingin. Namun, Krystal tidak peduli. Gadis cantik itu memejamkan matanya. Sudah 2x ia bertemu dengan lelaki-yang baru ia ketahui namanya- Dan semua karena itu karena kebetulan. Dan 2x bertemu, lelaki itu tetap memanggilnya dengan sebutan Soojung. Siapa Soojung? Entahlah, Krystal juga tidak tau.

Namun, selama ia bertemu dengan lelaki itu ada perasaan bahwa dirinya dekat dengannya. Gila! Ia pasti sudah gila. Krystal menghela napas berat. Pasti ada yang aneh dengan dirinya. Ia tridak pernah seperti ini sebelumnya. Dan untuk saat ini ia benar-benar penasaran dengan lelaki itu dan nama yang selalu ia sebutkan. Soojung.











Irene berjalan dengan langkah yang tidak terlalu cepat menuju rumahnya. Disampingnya ada Sehun. Mereka tidak berbicara barang satu patah katapun.

"Sehun-ssi. Krystal itu 'temanmu'?" Sehun menatap Irene lalu mengangguk ragu. Irene juga tidak tau. Sebenarnya jenis apa teman Sehun ini? Diam-diam, Irene takut juga. Mimpi apa selama ini bisa dikelilingi makhluk seperti mereka. Irene tidak ingin bertanya lebih jauh tentang Krystal. Takut jika gadis bernama Krystal itu kenapa-napa.

Irene merasakan napasnya panas. Ia begitu lemah sekarang. Sampai-sampai ia tertinggal dengan Sehun. Pikiran Irene terbang menuju cerita yang tadi ia bacakan di stasiun radio. Memikirkan hal itu membuat dadanya sesak bukan main. Irene menggelengkan kepalanya sekuat tenaga. Sebentar lagi sampai. Ia tidak boleh ambruk ditengah jalan seperti ini.

"Irene-ssi, kau tidak apa-apa?"

Disebelahnya, Sehun sudah memapah tubunya. "Ah, aku tidak apa-apa. Aku bisa jalan sen-"

Dan saat itu, dunianya mendadak gelap.














Gadis itu memasuki rumah kecilnya. Ia menaikkan alisnya ketika sepatu ibunya sudah ada didepan pintu. "Wah, ibu sudah pulang ternyata," gumamnya. "Ibu..Ibu.. Aku pulang." Gadis itu memanggil ibunya namun tidak ada sahutan. Entah mengapa, ia juga merasa suasana rumahnya menjadi aneh. Gadis itu membuka kamarnya dan kamar ibunya. Namun, tidak ada orang.

When You...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang