Neru sebenernya ragu buat ke rumah Risa. Pertama, karena gak yakin sama apa yang Techi bilang. Kedua, ini kali pertama dia nyamperin. Ketiga dan yang paling bikin dia pengen balik lagi adalah
YAWLA RIBET BENER MAU MASUK PERUMAHAN DIA AJA HARUS PAKE KARTU DAN NYIMPEN IDENTITAS DIRI?!
Oh iya Neru lupa kalo Risa itu orang 'berada'. Perumahannya aja enggak sembarangan. Dia ke rumah Risa juga masalahnya pake gojek.
Ketika sampai, Neru sempat tertegun. Rumahnya gede banget. Pagernya aja tinggi. Jadi rada gimana ya... bukan minder, tapi rendah diri aja gitu.
Eh sama gak sih?
"Maaf mba cari siapa ya?"
Nah baru aja dia diem di depan pager udah ada satpam nyamperin.
"Anu.. ini rumahnya Watanabe Risa?"
"Iya mbak. Siapanya ya?"
"Saya temennya pak."
"Ayo masuk mbak."
"Ah iya..."
Neru pun mulai memantapkan diri untuk bertemu Risa.
"Maaf pak apa Risanya ada ya?"
"Ada kok, dari kemaren non Risa enggak keluar rumah, justru temen-temennya pada kesini."
Neru ngangguk-ngangguk aja. Ini juga jarak dari pos satpam ke halaman jauh bener deh sampe dianterin padahal gak bakalan nyasar.
Nyampe teras, belum juga pencet bel eh pintu udah kebuka. Neru sempet kaget kalo yang keluar itu Risa, untungnya Rika.
"Halo kak."
"Neru? Ngapain kesini? Mau ketemu Risa ya?" Tanyanya antusias.
"Nggg iya kak. Apa Risanya a--"
Tiba-tiba kalimat Neru kepotong suara orang dari dalam rumah.
"Buruan! Kenapa malah di--" Risa berhenti ngomel ketika sadar ada Neru di depan.
Alis Neru langsung berkerut bingung. Risa keliatan sehat walafiat kayanya tuh.
"Gue ke alfa sendiri aja, sana temenin Neru." Ucap Rika.
"Tapi--"
"Gue sama pak Abidin aja, sana temenin!" Potong Rika cepet, terus langsung ngacir.
Tanpa Risa dapat membalas, Rika udah lari-lari kecil menuju pos satpam tapi balik lagi soalnya supirnya ada di halaman samping.
"Mau masuk?"
Neru beneran bingung. Dia bukannya masuk malah merhatiin Risa yang lagi berdiri di depan pintu.
"Lo gapapa?" Tanya Neru sambil merhatiin memar di wajah Risa yang mulai memudar, begitupun di bibirnya.
"Gue? Gapapa, kenapa emang?"
"Techi bilang lo sakit."
"Hah? Sakit apaan? Enggak."
Neru kemudian jadi kesel. Berarti Techi boongin dia dong.
"Ayo masuk."
"Gak usah, gue mau balik lagi aja." Ucap Neru. Pergelangan tangannya dipegang Risa. Hampir aja kotakan kue yang ada dia pegang jatoh karena Risa nariknya cukup kenceng.
"eh kenapa? Baru juga nyampe.."
"Tadinya gue mau jenguk lo, katanya sakit."
"Ooohh.. gue emang sakit kok. Sakit hati."
Neru langsung pasang tampang seolah, HAH? KAMSUD LO?
Makanya Risa jadi gemes. "Masuk aja ayo. Gue emang beneran sakit kok. Tapi gak parah sih, badan gue ngilu."