3. Gara-gara Bakso!

3.3K 461 4
                                    

Apa yang diharapkan dari hari pertama masuk kuliah lagi setelah libur semester? Tentu saja tertawa bersama sahabat dan menceritakan mengenai liburan masing-masing. Atau paling tidak saling berkangen ria gitu. Tapi yang terjadi pada (Namakamu) adalah kebalikan dari semua itu. Baru saja ia mendudukkan bokongnya dikursi kantin, ia sudah disambut oleh Steffy sang sahabat dengan setumpuk berkas yang menjulang tinggi. Seketika itu juga rasanya mood (Namakamu) lenyap, apalagi jika melihat senyum manis yang Steffy berikan padanya. (Namakamu) tau pasti arti senyuman itu.

"Hai, (Namakamu)." Sapa Steffy riang. Gadis dengan gaun peach dibawah lututnya itu masih memasang senyuman manis, yang kalau dilihat dari sisi (Namakamu) sih. Itu adalah senyum mematikan.

"Hmm." (Namakamu) ogah menjawab sapaan sahabatnya itu. Bukan karena ia type cewek cuek yang jarang ngomong. Bukan, enak aja! (Namakamu) tuh type cewek pecicilan yang gak bisa diem sama sekali. Apalagi bahasanya, beuh semua jenis binatang bisa disebutin satu-satu kalau udah emosi badai mah.

"Gimana liburan Lo?"

(Namakamu) memicingkan matanya kearah Steffy. Ia semakin curiga saja melihat sikap Steffy yang jauh berbeda dari biasanya. Oh ayolah Steffy dan (Namakamu) tuh setype bahkan Steffy lebih parah kali. Ngeliat sikap manisnya Steffy tuh bakal bikin curiga kalau emang udah berteman deket banget mah. Soalnya Steffy jarang banget bermanis-manis ria gini. Steffy tuh biasanya selalu nistain (Namakamu) dimanapun mereka berada tanpa tau tempat dan situasi. Belum lagi otak pintarnya yang hanya pintar nyusun rencana buat ngerjain (Namakamu) doang. Jadi jangan salahkan (Namakamu) kalau dia seudzon sama sahabatnya sendiri. "Ada apaan sih sebenernya?" Tanyanya to the point aja. Udah dibilangin juga sedari tadi mood (Namakamu) udah down. Malas banget kalau harus berbasa-basi.

Steffy menghela nafasnya singkat. Didorongnya berkas-berkas yang ada dihadapannya kearah (Namakamu). "Bokap gue bilang ini adalah jadwal Iqbaal yang harus Lo urus mulai sekarang." Ucap Steffy santai.

"Apa?!" Mata (Namakamu) melotot bukan main. Dilihatnya berkas-berkas yang sudah berada tepat didepan matanya. Gila aja ini mah, setumpukkan coy! Udah pasti (Namakamu) malas buat bacanya. Jangankan baca, ngebuka berkasnya aja malas banget. Yaampun ini ujian atau apa yah? Ko berat banget. Bohong tuh siDilan kayanya. Katanya rindu yang berat. Lah ini ujian hidup aja bahkan lebih berat dari sekedar rindu mah.

"Ko Lo shock gitu sih? Iqbaal kan terkenal. Jadi wajarlah schedulenya numpuk. Secara artis papan atas gitu."

"Ya, tapi kan gue baru. Mana ngerti gue cara nyusun schedule gini?" Protes (Namakamu). Iya sih Iqbaal emang terkenal, (Namakamu) tau ko si muka banyak yang sombong itu terkenal. Bahkan emak-emak rumpi dikomplek rumahnya dulu sebelum diusir juga sering ngomongin siIqbaal itu. Tapi untuk ngurusin soal schedule nya ini loh. Bingung juga (Namakamu) tuh. Masih polos soalnya!

"Lah mana aing nyaho!"

"Lah ari sia teh kunaon?! Gak usah nyolot juga atuh!"

"Aing gak nyolot! Sia aja kali yang kurbel!"

"Mentang-mentang sia gak jomblo jadi aing dibilang kurbel seenak jidat. Sia emang bisanya nistain aing aja gak bisa bantuin aing apapun. Iya da aing mah apa atuh cuma remahan berlian doang."

"Remahan nasi kali sia mah!"

"Gaje njing!" Tutup (Namakamu) kesal. Gini nih kegilaannya sama Steffy. Karena sama-sama orang Sunda makannya ngomongnya bisa pake bahasa sunda juga apalagi kalau udah ada yang mulai duluan. Beuh, udahlah yang bukan orang Sunda mah mana ngerti. Pusing Hayati tuh.

"Eh njing teriak njing."

"Udah sih Stef ih! Gue tuh pusing tau gak sih Lo!" Dengus (Namakamu) kesal. Sahabatnya ini emang gak bisa diandelin emang.

My Sassy Manager -IDR ❌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang