13. Tsah!

3.1K 431 16
                                    

~

(Namakamu) meremas tangannya yang saling bertautan. Dadanya sangat sesak. Ada dorongan untuk mengatakannya dan tidak. Ini perasaan yang begitu membunuhnya secara perlahan.

"Maaf, gue mundur untuk jadi manager lo." Kata itu terucap juga. terdengar begitu serius. Walaupun mati-matian ia menahan tangisnya agar tak keluar. Ia harus menetralkan rasa sakitnya. Mengingat janjinya pada Om Patrick dan semua rasa cintanya pada Iqbaal.

"Kenapa?" Iqbaal diam, cowok itu terlihat begitu shock. Hanya kata itu saja yang bisa diucapkannya. (Namakamu) tau cowok itu pasti merasakan perasaan yang berkecamuk sekarang ini. Karena ia juga merasakan perasaan yang sama.

(Namakamu) yakin akan mengucapkan kata-katanya. Ia yakin akan mengucapkannya sekarang, tak perduli apapun juga. Ia harus egois untuk perasaannya sendiri. Terkadang cinta juga perlu untuk diperjuangkan bukan?

"Karena gue mau jadi pacar Lo." Ucap (Namakamu) tenang. Matanya tak melirik kearah Iqbaal, jadi ia tak mengetahui reaksi macam apa yang cowok itu berikan. Ia hanya menatap lurus ke depan. Membiarkan kelegaan yang perlahan menguar disekeliling dadanya.

"Hah?!" Iqbaal setengah gila dibuatnya. Cowok itu membulatkan matanya lebar. Menatap kearah (Namakamu) yang terus menatap lurus ke depan. Tangannya terangkat menyentuh bahu gadis itu, memaksa (Namakamu) untuk menatap kearahnya. Iqbaal sangat shock tapi dia ingin sekali melihat keseriusan dari mata gadis itu. "Coba ulang sekali lagi!" Desak Iqbaal penuh penekanan.

(Namakamu) tersenyum lebar. Matanya menatap Iqbaal berkaca-kaca. "Gue.. emn.. a-ku, aku mau jadi pacar kamu." ucapnya lirih. Seiring dengan air mata yang menetes dari kedua bola matanya. Ini air mata bahagia, tentu saja.

"Ah, ya Tuhan.." Iqbaal memekik senang. Raut wajah keterkejutan masih menghiasi wajah tampannya. Iqbaal tersenyum bahagia. Kebahagiaan membuncah dari dalam hatinya. "Terimakasih (Namakamu), terimakasih sayang! Kamu.. ah aku senang sekali rasanya!" Ucap Iqbaal menggebu-gebu. Matanya menatap wajah (Namakamu) penuh cinta dan penuh rasa terimakasih. Gadis dihadapannya telah menjadi miliknya!

"Iqbaal.." (Namakamu) tersenyum lirih. Mengusap air matanya yang masih menetes.

"Aku mencintaimu, (Namakamu). Manager dan anti fans ku." Ucap Iqbaal lembut. Tangannya menggenggam kedua tangan (Namakamu) erat. Menyalurkan kehangatan dan rasa cinta yang besar.

(Namakamu) mengangguk malu-malu. Ia balas menatap mata Iqbaal dalam. Ini menggelikan. "Aku juga mencintaimu, Iqbaal. Artisku, artis yang dulu aku benci." Ucapnya pelan. Ini aneh dan nyata. Ketika dulu (Namakamu) begitu mati-matian memaki Iqbaal walau hanya melihatnya dalam surat kabar. Dan sekarang malah tersenyum penuh cinta dan malu-malu dihadapannya. Apakah ini karma? Sweet karma, maybe.

"Aku lebih mencintaimu." Ucap Iqbaal lagi. Senyum manis tak henti-hentinya terpancar dari wajahnya.

"Jadi kita... Pacaran?" Tanya (Namakamu) hati-hati.

"Jiah..." Iqbaal terkekeh pelan. Memandang kearah kanan dan kiri. Suasana busway yang tak begitu ramai penumpang. Tak ada yang memperhatikan kearah mereka. Iqbaal semakin terkekeh kencang dibuatnya. Menurunkan sedikit masker yang dikenakannya. "Sedikit tak elit bukan ketika sang selebritis terkenal jadian didalam busway?" Bisiknya pelan pada (Namakamu) yang juga sudah terkekeh didepannya.

"Ini lucu sekali. Haha." Ucap (Namakamu) sembari menutup setengah mukanya dengan tangan. Malu bukan main rasanya. Suasananya romantis tapi sayang tempatnya didalam busway.

"Tapi tenang, sekarang kita sudah jadian kan? Haha."

"Huum, sepertinya sih iya."

"Kok sepertinya?"

My Sassy Manager -IDR ❌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang