12. Maaf

2.8K 413 25
                                    


~

(Namakamu) meremas kedua tangannya gelisah. Matanya sedari tadi tak henti-hentinya melirik kearah handphonenya yang tergeletak begitu saja diatas meja. Otak dan tubuhnya tak berada ditempat yang sama untuk sekarang ini.

"(Namakamu), are you okay?"

"Hmm.. i'm okay kak," (Namakamu) menyunggingkan senyuman kakunya pada seorang lelaki yang kini tengah menatap khawatir kearahnya. Lelaki itu adalah kak Adi. Yah, jika banyak yang bingung mari simak penjelasannya sekarang. Jadi setelah insiden Iqbaal yang mengutarakan perasaannya didepan pintu apartemennya itu, (Namakamu) langsung menampar pipi cowok itu dan meneriakinya tidak waras. Lalu tak beberapa lama kak Adi datang dan berakhir lah ia dan kak Adi yang pergi berkencan saat ini. Sedikit tak enak juga sebenernya harus pergi berkencan dalam suasana hati yang begitu buruk. Tapi akan tak enak hati lagi jika membatalkan janji secara sepihak bukan?

"Kalau kamu gak nyaman disini kita bisa pindah restoran kok." Ucap kak Adi begitu lembut.

(Namakamu) tersenyum semakin kaku. Hatinya dalam situasi yang kurang dan amat tak baik hanya untuk merespon begitu banyak kata. Tak perduli seberapa lembut dan romantisnya kata-kata yang diucapkan oleh kak Adi, (Namakamu) hanya merasakan kemuakkan yang belum pasti karena apa. Intinya hatinya resah.

"Gak usah kak, aku juga nyaman kok disini. Lagian kita udah pesan makanan juga kan? Jadi disini aja gak apa-apa."

"Ah oke. Saya mengerti." Kak Adi tentunya masih mempertahankan senyuman manisnya. Wajahnya kalem sedari tadi. Meski hanya mendapati raut wajah tak mengenakkan dari (Namakamu). Kak Adi itu type cowok idaman. Emosinya tak pernah terlihat. Cowok itu terlalu pandai menyembunyikan apa yang di rasakan nya. Berbeda dengan Iqbaal yang meluap-luap dan emosional.

Iqbaal lagi :)

Dan bodohnya, (Namakamu) malah tak terlalu memperdulikan perasaan kak Adi saat ini. Ia hanya Membiarkan kak Adi menyantap makanannya dengan santai tanpa obrolan yang mengganggu. Sedangkan dirinya hanya diam merenung menatapi makanannya tanpa berniat menyentuhnya sedikitpun. Mungkin kak Adi akan berpikiran bahwa ia sedang dalam masa diet atau semacamnya. Tapi nyatanya itu semua salah, (Namakamu) adalah sejenis cewek yang cuek akan penampilan. Baginya apapun makanan itu apalagi gratisan akan habis dilahapnya tanpa sisa sedikitpun. Namun saat hatinya sedang dalam masa yang begini jangankan makan dengan lahap memasukkan sepotong kentang goreng pun rasanya tak enak. Yang harus dipahami adalah pikirannya tak ada disini sekarang. Itu saja.

"Oh ya, (Namakamu)..." Kak Adi mendongakkan kepalanya. Menatap kearah (Namakamu) serius. "Tadi kalau gak salah yang berdiri didepan pintu apartemen kamu itu Iqbaal kan?"

(Namakamu) meneguk salivanya dalam sekali tegukkan. Bah, rasanya pahit. Tenggorokannya jadi tercekat dibuatnya. Kemudian Ia hanya mengerjapkan matanya beberapakali dan tersenyum lemah pada kak Adi. "Ah iya, dan itu semua hanya menyangkut beberapa hal tentang pekerjaan kak. Tak ada yang perlu dipikirkan," Ucapnya cepat. Terlalu cepat sampai kak Adi mengernyitkan dahi nya. Mungkin lelaki itu menyadari hal ganjil yang terjadi didalamnya.

"Pekerjaan?" Tanya kak Adi serius. Sorot matanya tak selembut tadi.

"Iya pekerjaan,"

"Tapi sorot mata kalian saya rasa memancarkan hal yang sebaliknya." Ucap kak Adi santai tapi entah mengapa terdengar menusuk sekali bagi (Namakamu).

(Namakamu) tentu saja kehilangan pengendalian dirinya. Ia kelabakan untuk membalas spekulasi yang dilayangkan kak Adi secara tiba-tiba ini. Apakah ia dan Iqbaal terlalu kentara sekali?

Kak Adi menghela nafas. Lalu membanting punggungnya pelan pada sandaran kursi. "Apakah saya begitu terlambat sekarang?" Tanya kak Adi terdengar gusar.

My Sassy Manager -IDR ❌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang