10. Siksaan hati

3.1K 355 9
                                    

"Siksaan ini membunuh secara perlahan, tak seperti sianida yang langsung membunuh detik itu juga. Menggerogoti sedikit demi sedikit, membuat siksaan yang menyakitkan." –(Namakamu)

~

"Bwhahahaha! Sumpeh Lo ngomong begitu? Are you kidding me, dude?"

Iqbaal menggeram kesal. Ia melemparkan sebuah kaleng soda yang sudah habis itu tepat mengenai kepala seseorang yang baru saja terbahak begitu hebat setelah ia menyelesaikan ceritanya.

"Bangsat! Ini pala gue loh ya, pala! Bukan tong sampah, otak Lo udah geser kayanya!" Seseorang itu memberenggut marah. Tangannya sudah mengelus-elus kepalanya yang kena kaleng soda karena ulah bejat Iqbaal.

"Habis Lo malah ngetawain gue! Gue ini serius ceritanya, Aldi!" Iqbaal jelas tak kalah marah. Ia merasa ceritanya tak dihargai. Padahal seorang Iqbaal itu sangat jarang sekali curhat akan kehidupan paling pribadinya pada sembarang orang apalagi menyangkut soal perasaannya. Dan orang yang beruntung bernama Aldi Maldini itu malah menertawainya? Ini seperti pelecehan yang terjadi tepat didepan muka!

"Ups, Lo serius yah?" Aldi pura-pura memasang wajah shocknya. Berniat kembali menggoda sahabatnya itu. Oh, maaf dude. Bukan Aldi namanya kalau bisa dijadikan tempat curhat tanpa embel-embel keisengan yang luar biasa.

"Brengsek!" Iqbaal mengepalkan tangannya kesal. Memalingkan wajahnya kemana saja asal jangan melihat kearah Aldi yang masih dengan sialnya tertawa seperti orang gila! Berusaha keras agar setidaknya tak menghantamkan satu atau dua bogem mentah tepat diwajah manis cowok itu.

"Sorry, dude. Jangan diambil serius begitu." Dan lihatlah Aldi, cowok itu tampak santai merangkul bahu Iqbaal yang duduk disebelahnya. Seakan-akan apa yang terjadi beberapa menit lalu hanya hal biasa yang tak berarti. Tak ada raut takut atau semacamnya dalam wajah Aldi. Ya, tentu saja. Lagipula apa yang bisa Iqbaal lakukan padanya? Iqbaal terlalu baik untuk sekedar mengotori tangannya sendiri. Aldi tau pasti itu.

"Emangnya gue selucu itu apa?" Nah kan. Iqbaal malah sudah kembali menatap Aldi sekarang. Wajah frustasinya tercetak jelas.

Aldi berdehem singkat. Melepaskan rangkulan nya pada bahu Iqbaal. Enak aja Aldi mau berlama-lama seperti itu, sorry aja Aldi masih cowok normal. Walau sebenarnya bisa merangkul bahu lebar Iqbaal itu seperti mendapatkan jackpot miliaran rupiah. Tapi hei, Aldi juga punya bentuk bahu yang tak kalah bagus demi apapun.

"Jelas Lo sangat lucu dan konyol diwaktu bersamaan, dude. Lelaki gentle mana yang akan mengalihkan pernyataan cintanya di detik-detik terakhir?" Dah Oh ya, benar adanya jika Aldi sangat masih ingin memuntahkan tawanya saat membahas hal ini. Serius Aldi tak pernah menyangka bahwa seorang Iqbaal Dhiafakhri akan memutar balik kendaraannya saat sudah akan mencapai tempat tujuan. Ini sangat menggelikan sekali bagi Aldi.

"Lo gak tau gimana rasanya. Salah orang gue curhatnya. Lo aja sampe sekarang masih belum move on dari siSalsha!" Dengus Iqbaal frustasi. Seharusnya ia memilih orang yang tepat untuk dimintai saran. Seperti bang Kiki misalnya. Namun otaknya itu terlalu buntu. Yang ia hapal diluar kepala hanya alamat apartemen Aldi. Makannya sepulang mengantarkan (Namakamu) keapartemennya Iqbaal langsung ketempat Aldi. Dan menceritakan perihal acara pernyataan cintanya yang gagal total itu.

Muka Aldi berubah datar. "Gak usah nyebut-nyebut nama tuh cewek lah!" Waktu memang berjalan cepat, namun siapa sangka Aldi masih berdiam diri ditempatnya saat waktu terus berjalan. Aldi masih terkurung pada rasa cintanya yang dalam untuk mantan pacarnya yang bahkan sudah memiliki kekasih lagi.

"Ah, iya gue bahkan lupa kalau lo belum bisa move on kan? Kasian banget sih kehidupan cinta Lo. Ckck."

"Lo juga harus menjadi orang lain demi mendapatkan cinta lo kan? Kasian banget kehidupan cinta Lo. Ckck!"

My Sassy Manager -IDR ❌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang