4. Kenyataannya begitu yah?

3.4K 399 14
                                    


~

"(Namakamu), tolong kamu urus soal jadwal Iqbaal setelah ini yah. Dan jangan lupa buat bawa baju yang harus Iqbaal pakai nanti!"

"(Namakamu), tolong kamu nanti siapin makan sama minum buat Iqbaal. Dan oh ya, tolong makanan sama minumannya yang sehat dan kalorinya rendah. Iqbaal bisa berlemak kalau makan sembarangan!"

"(Namakamu), nanti kamu juga harus ambil baju Iqbaal yang diloundry."

"(Namakamu) itu Iqbaalnya kipasin. Masa iya artis keringetan?!"

"(Namakamu) minumnya Iqbaal cepetan!"

"(Namakamu) tisu sama kipas!"

"(Namakamu)... Blablablabla"

(Namakamu) udah gak sanggup lagi. Beneran gak sanggup kalau dihari pertama aja ia ngikut Iqbaal kerja namanya udah dipanggil berkali-kali. Sumpah pusing banget, tugas yang satu belum beres tiba-tiba tugas satunya lagi muncul. Kepala (Namakamu) tuh rasanya mau pecah. Badannya juga udah lemes banget.

"Hhh.." (Namakamu) ngos-ngosan. Ia duduk di kursi tunggu yang ada diruang pemotretan itu. Dadanya naik turun tak beraturan, ia persis kaya orang yang habis lari maraton ngelilingin GBK.

"Gimana, capek yah?"

(Namakamu) mendongak, matanya memicing menatap seorang pria yang sepertinya lebih tua beberapa tahun darinya. Sedikit tidak sopan mungkin melihat cara (Namakamu) memandang pria itu, mereka juga baru pertama bertemu. Bodo amat lah, (Namakamu) gak perduli. Tau gak kenapa? Karena tuh orang yang udah neriakin nama (Namakamu) sedari tadi dengan tidak kalemnya, mending kalau suaranya lembut ini suaranya aja udah kaya kaleng rombeng bikin mau nonjok aja (Namakamu) tuh rasanya.

'udah tau pake nanya lagi Lo, sat!'

"Kiki, Teuku Rizky. Salah satu tim sukses Iqbaal saat ada project." Pria bernama Kiki itu tersenyum ramah, kemudian mendudukkan bokongnya disamping (Namakamu) tanpa memperdulikan raut tak suka yang gadis itu layangkan secara terang-terangan.

'Eek kuda, sok pake acara perkenalan segala, dikira gue mau gitu tau nama dia? Ih najis!' batin (Namakamu) udah mulai mengumpat sendiri. Ia memang type orang yang gak akan menutupi ketidaksukaannya pada sesuatu. Kalau emang dia gak suka yah udah dia bakal nampilin itu tanpa perduli perasaan orang itu. Sedikit kejam, tapi lebih baik kaya gitu daripada bermuka dua.

Tak ada perbincangan lagi setelah Kiki duduk disamping (Namakamu). Pria itu sibuk memperhatikan kearah Iqbaal yang tengah tersenyum dan berpose didepan kamera. Sementara (Namakamu), jangan tanya apa yang gadis itu lakukan. Karena apa lagi kalau bukan mengumpati Kiki didalam hati dan menundukkan kepalanya untuk memperhatikan sepatunya yang baru itu. Sayang soalnya sepatu baru kalau gak diliat.

Hening cukup lama. Tak ada yang mau memulai percakapan apapun. Hanya ada suara jepretan kamera dan suara sang kameramen yang terdengar diruangan itu. Semuanya sibuk pada pemikiran ataupun pekerjaan masing-masing. Dan demi apapun, (Namakamu) sangat tak suka keadaan seperti ini. Ia benci sekali dengan keheningan, ia benci sekali ketika mulut sexy dan pedasnya itu tak mengocehkan kalimat apapun.

"Iqbaal adalah artis yang terkenal angkuh dan ramah disaat bersamaan. Tapi siapa yang tau kalau sebenarnya dia rapuh."

(Namakamu) memalingkan wajahnya melihat kearah Kiki yang masih fokus memperhatikan Iqbaal yang tengah dipotret. Apakah tadi pria bertubuh gempal itu tengah mengajaknya berbicara atau apa?

"Dia sangat rapuh, (Namakamu)." Kiki memalingkan wajahnya kini kearah (Namakamu) yang masih melihat kearahnya juga. Mata keduanya bertemu.

(Namakamu) mencoba mencerna ucapan Kiki. Entah kenapa saat matanya bertemu pandang dengan mata Kiki hatinya serasa tersayat. Ada luka dalam yang ia lihat dibola mata Kiki. Bukan luka untuk dirinya sendiri tapi luka untuk orang lain. Ada intonasi kesedihan yang pekat saat Kiki menyebutkan kata 'dia' yang (Namakamu) yakini ditujukan untuk Iqbaal. Kalau begini, ia jadi sedikit tak enak hati karena sudah memperlakukan Kiki kurang baik tadi.

My Sassy Manager -IDR ❌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang