Sehun dan hanny sekarang berada dimeja makan, kali ini mereka menikmati makan malam berdua dimeja makan.
Tidak ada obrolan diantara mereka sejak ciuman mendadak yg diberikan sehun pada hanny tadi didepan sekolah hanny dan didepan banyak orang"hm.. untuk yg tadi siang.. Terimakasih" ucap hanny disela sela makannya dengan tangannya yg masih memegang sendok dan garpu
"iya.. Dan untuk ciuman itu" sehun tidak melanjutkan perkataannya dan menatap hanny yg masih makan"aku tau, kau hanya ingin membuatnya terlihat sangat nyata, tidak apa" hanny masih fokus dengan piring yg memperlihatkan setengah nasi makan malamnya
"hm.." sehun berdeham lalu kembali melanjutkan makan malamnyahanny merebahkan tubuhnya diatas kasur hangat dan empuk miliknya, ia menggeliat geliat diatas sana kejadian tadi siang tiba tiba terbesit diingatakannya membuatnya kembali membayangkan bibir sehun.
Ia kemudian menyentuh bibirnya
"my first kiss.." gumam hanny dengan sebuah tarikan lebar hingga membentuk sebuah senyuman dibibirnya.sehun terkejut ketika mendapati sosok hanny dimeja makan pada pukul 2 pagi. Mulutnya mengunyah semua makanan yg ada dihadapannya
"kau sedang apa?" tanya sehun yg mengejutkan hanny
"eoh.. Aku kelaparan" hanny tersenyum lebar hingga memperlihatkan seluruh gigi putihnya"jam segini?" sehun menganga tidak percaya, apa dia sering seperti ini? atau baru kali ini?
"tidak ada larangan untuk makan kan bagi orang yg kelaparan" hanny berkata dengan mulut penuh makanan
"hey.. Habiskan dulu makanan dimulutmu" sehun kemudian duduk didepan hanny, memperhatikan anak tirinya itu memakan semua makanan diatas meja."kau mau?" tawar hanny pada sehun seraya menyodorkan makanan ditangannya
"jika kau berbagi denganku, kau tidak akan kenyang" sehun terkekeh
"ahh iya benar juga" hanny tersenyum menatap sehun
"dia sangat berbeda jika seperti ini, lebih polos dan menggemaskan" batin sehun seraya terus menatap hanny"aku nanti akan pergi ke makam ibumu, kau mau ikut?" tawar sehun
Seketika wajah hanny langsung berubah
"tidak, aku sibuk" hanny kemudian beranjak dari duduknya, dengan wajah kesal dia berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya.Ya, sehun tau rasa marah dan benci hanny terhadap ibunya masih terus membenam dihatinya bahkan ketika ibunya sudah tiada pun rasa itu tidak kunjung pergi. Hanny bisa dikategorikan anak yg broken home karna kurangnya kasih sayang dari orangtuanya.
*
Sehun tampak tampan dengan jas hitam ditubuhnya dan sebuah bucket bunga ditangannya dan.. Seorang wanita yg tak asing dibelakangnya, oh hanny.
Sehun memaksa hanny untuk ikut dengannya ke makam ibunya."aku datang dengan hanny, aku membawa bunga untukmu" sehun kemudian meletakkan bunga tersebut diatas makam istrinya
setelah melihat itu hanny pergi meninggalkan sehun yg sedang berdoa dimakam ibunya."kau tidak mau berbicara dengannya" suara sehun menghampiri keheningan hanny
"tidak" jawab hannu singkat tanpa melihat sehun
"kenapa kau masih membencinya? dia bahkan sudah tidak lagi didunia" sehun berdiri sejajar disamping hanny"aku membencinya.. Karna dia aku tidak bisa bertemu lagi ayahku, aku sangat menyayangi ayahku.. Aku benci dia memisahkan aku dari ayah, apa ada ibu macam seperti itu" hanny membuang jauh wajahnya dari hadapan sehun, dia tidak ingin sehun melihatnya menangis.
"maafkan ibumu" lirih sehun pelan
"kau tidak perlu mewakili orang yg sudah mati untuk meminta maaf, itu tidak berguna"Sehun menarik tangan hanny hingga membuatnya terjatuh kedalam pelukan sehun,
"jangan tahan air matamu, aku bukan pria jahat yg akan memberitahu semua orang tentang tangismu" sehun mengeratkan pelukannya hingga dia merasakan air mata hanny didada nya"menangislah.. Aku disini bersamamu" tangisan hanny pecah, dia menangis begitu kencang didalam pelukan sehun hingga membuat sehun semakin mengeratkan pelukannya, mungkin saja kemeja sehun sudah basah sepenuhnya karna airmata hanny.
Suasana terasa senyap didalam mobil, hanny hanya memandangi jalanan seoul yg sedang dituruni hujan. Sehun menatapnya cemas, apa dia sakit atau dia merasa buruk setelah kejadian tadi
"kau baik baik saja?" tanya sehun pada hanny
"hm.." Jawabnya singkat tanpa melihat kearah sehun
"kau mau makan?"
"terserahmu saja"
"baiklah.. Kita berhenti dikedai ramen saja"
sehun melajukan mobilnya hingga memasuki daerah yg asing bagi hannySehun menghentikan mobilnya didepan kedai ramen yg terlihat tua namun tempat itu sangat nyaman jika dilihat dari luar.
Sehun keluar dari mobil dengan memakai payung kemudian membuka pintu hanny dan mengajaknya turun untuk segera masuk ke kedai ramen itu."kau sudah sering kesini?" tanya hanny pada sehun yg sekarang sedang memayungi dirinya
"aku selalu kesini jika aku lapar" tutur sehun seraya tersenyum kearah hanny
"kau kan punya rumah, untuk apa makn diluar" celetus hanny yg membuat sehun tertawa"kau tidak mau melayani ku, jadi untuk apa aku makan dirumah"
"memangnya siapa dirimu? kenapa aku harus melayanimu?"
"bukankah kau harus berlatih untuk hal itu?"
Hanny terdiam seketika, mencoba mencerna setiap kata yg baru saja keluar dari mulut sehun"selamat datang tuan oh.." suara wanita paruh baya meyambut mereka saat memasuki kedai tersebut, membuat hanny tersadar dari keheningannya.
Sehun tersenyum dan memberi salam pada wanita tersebut
"pacarmu?" tanya wanita tersebut seraya menunjuk kearah hanny"calon istriku.." ucap sehun sembari mengedipkan sebelah matanya
"mwo?" hanny membelalak seketika mendengar ucapan sehun
"calon istriku" batin hanny yg masih tidak percaya
"dia cantik sekali.." wanita tersebut kemudian mengelus lembut tangan hanny dan membawanya kemeja kosong"gomawo ajumma" hanny tersenyum dan membungkuk sebelum duduk, yg kemudian diikuti oleh sehun
"calon istri.. Huh apa apaan itu" gerutu hanny seraya memutar bola matanya keatas
"kau tidak mau menjadi istriku?" sehun terkekeh pelan menatap hanny"sudah jangan banyak bicara, aku lapar" hanny membuang wajahnya kesamping
"kau yakin tidak tertarik pada tawaranku? kau bahkan sudah menawarkan dirimu padaku"Hanny menatap tajam mata sehun, seperti mata elang batin sehun yg kemudian disusul oleh sebuah tawa kecil yg membuat hanny semakin merasa kesal dengan sehun.
Tidak lama kemudian ramen pesanan mereka tersaji diatas meja, aromanya yg begitu lezat membuat hanny tergoda untuk ingin melahapnya, dan dalam satu tarikan hanny menghabiskan ramennya
"uhhh mashita.." seru hanny seperti anak kecil yg sedang menikmati makan malamnya
"kau suka?"
Hanny mengangguk dengan mulut penuh ramen membuat sehun tertawa"makan dengan perlahan" sehun menghapus noda ramen yg mengenai pipi hanny
hanny terdiam menatap sehun sebelum tersenyum
"kau sangat pandai memilih tempat makan" hanny mengacungkan dua ibu jarinya didepan sehuntiba tiba seorang wanita tinggi berkulit putih dengan rambutnya yg digerai dan pakaiannya yg cukup minim menghampiri sehun dan memeluknya dengan tiba tiba membuat sehun terkejut.
"airin.." ucap sehun menyebut nama wanita itu
"ahh sudah lama sekali, aku sangat merindukanmu" wanita itu kemudian mencium pipi sehun membuat sehun kembali terkejut dengan serangan mendadak seperti ituHanny yg melihat pemandangan tak enak didepan matanya itu merasa kesal dan nafsu makannya hilang dengan tiba tiba, hanny bahkan meletakkan sendok dan sumpitnya dengan keras diatas meja
"bagaimana kabarmu.. Ahh aku sangat merindukanmu sehun, kau semakin tampan sekarang" ucapnya dengan nada menggoda pada sehun
"hahaha.. Kau juga semakin cantik dan sangat sexy" puji sehun pada airin
"benarkah.. Kau bisa saja sehun"
airin kemudian memukul paha sehun dengan manja"bagaimana kabarmu? perusahaanmu?"
"aku baik, perusahaanku juga berjalan lancar.. Kau sendiri bagaimana"
"karirku sebagai model belum sampai ditahap yg tinggi namun sudah cukup memuaskan.."
"wahh kau model? pantas saja kau begitu cantik dan sexy" sehun tertawa seraya menutup mulutnya
"bukankah aku begitu menggoda?" bisiknya ditelinga sehun"pembicaraan yg menjijikkan" gerutu hanny kesal
Bahkan ramen didepannya sudah tidak lagi berbentuk ramen, terlihat jelas api cemburu dimatanya melihat sehun dengan wanita bernama airin itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Dad
Teen FictionAku memang gadis nakal, karna aku mencintai ayah tiriku sendiri dan menginginkannya lebih dari siapapun.