chap 4

19.2K 383 6
                                    

Hanny membanting sumpitnya dengan keras diatas meja makan, namun sehun sama sekali tak berpaling dari airin dan hanny yang melihat itu semakin merasa kesal.

Hanny kemudian bangkit dari duduknya dan mencari meja yang jauh dari pemandangan memuakkan itu.

"apa itu airin" suara wanita paruh baya menghampiri pendengaran hanny
"hm.. Namanya airin" ucap hanny dengan nada kesal

"sudah lama mereka tak berjumpa sejak tamat SMA dan sekarang diperjumpakan kembali"

"ajumma kenal dengannya?" hanny menatap ajumma pemilik kedai ramen yg kini duduk disampingnya

"siapa yang tidak kenal dengan pasangan serasi dari SMA Myeondong, oh sehun dan bae airin"
"mwo??" seketika mata hanny membulat dan rasanya ingin keluar

"mereka dulu adalah pasangan kekasih, namun mereka berpisah saat masa sekolah mereka berakhir, airin pindah ke denmark bersama orangtuanya. meninggalkan sehun pria yg dicintainya

Mata hanny terasa panas ketika mendengar cerita itu, entah apa yg dirasakannya tapi bulir air matanya mulai terlihat dari sudut matanya, dia begitu terkejut mengetahui kebenaran itu

"jadi.. Apa yg kulihat sekarang adalah sebuah pertemuan antara sepasang mantan kekasih yg tak berjumpa dengan waktu yg cukup lama"

Hanny bangkit dari duduknya dan dia berjalan melewati meja sehun, dia keluar dari kedai ramen tersebut dan menerjang hujan yg saat itu tengah melanda kota seoul

*

hanny duduk sendirian dibawah pohon dekat lapangan basket, menatap langit biru yg terbentang tak terhingga didepan matanya

"ternyata kau disini"
"songsaem lee"
Perempuan itu kemudian duduk disamping hanny dan ikut memandang langit biru sama seperti hanny

"ada apa songsaem mencariku?" tanya hanny mengawali pembicaraan
Songsaem lee kemudian mengeluarkan sebuah kertas dimana terdapat nilai ulangan milik hanny

"nyaris sempurna.. Kau belajar dengan sangat keras" songsaem lee tersenyum seraya menunjuk nilai yg terdapat dikertas tersebut

"95,5" ucap hanny yang mendapatkan anggukan dan senyuman dari gurunya tersebut
"itu lebih dari sekedar cukup" songsaem lee menepuk pundak hanny menandakan bangga atas perkembangan muridnya yang terkenal nakal itu

"apa ada sesuatu yg menjadi motivasi mu? biasanya seseorang bisa berubah karna cinta"
Hanny menatap gurunya seketika kalimat itu terucap dari mulut sang guru

"hm.. apa itu terlihat jelas?" tanya hanny dengan ragu
"untuk songsaem iya" songsaem lee tersenyum hingga matanya terlihat menjadi lebih minimalis

"songsaem, apa menurutmu menjadikan dirimu sebagai jaminan untuk orang yang menjadi motivasimu itu adalah cinta? maksudnya kau terikat dengan sebuah perjanjian dengan orang tersebut dan jika kau menang kau akan menyerahkan semuanya pada pria itu"

Songsaem lee menarik napasnya, ia lalu menghadap kearah hanny dan memegang pundak hanny lembut

"satu hal yang harus kau tau, Cinta dan obsesi itu tidak jauh berbeda. kau ingin memilikinya karna nafsu mu dan hanya rasa cinta sepihak itu obsesi namanya, tapi jika kalian saling memiliki perasaan yang sama dan tidak ada perjanjian yang menjadikan satu diantara kalian adalah jaminan, maka itu cinta namanya"

"tapi.. Dia pria yang baik songsaem"

"tidak semua pria baik adalah pria yang baik, pria baik belum tentu pria yang bertanggung jawab, tapi pria yang bertanggung jawab sudah pasti pria baik"

Hanny terdiam mencoba mencerna semua perkataan gurunya, memahami maksud dari sebuah cinta dan obsesi

"Kau bahagia karna kau mencintainya, tapi dia mungkin saja bahagia karna bisa menikmatimu bukan karna mencintaimu"

"jadi jika aku menawarkan diriku sebagai jaminan dari sebuah perjanjian, maka itu adalah obsesi?" tanya hanny dengan menatap serius kepada gurunya

"benar, maka dari itu jangan terjebak didalam cinta yang dipenuhi obsesi atau kau akan dibutakan oleh logikamu sendiri"

Hanny menunduk merasa sedih menyadari bahwa dirinya terobsesi dengan sehun, ya dia mencintainya namun dipenuhi oleh obsesi

"jika kau mencintai seseorang, cukup dengan ketulusan, tak usah ada obsesi atau paksaan lainnya.. Tuhan tau mana yang sungguh sungguh dengan yang tidak" songsaem lee menepuk pundak hanny lalu bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan hanny yang sepertinya sedang butuh waktu untuk menyendiri.

hanny menarik napasnya panjang lalu memejamkan matanya hingga terlihat sebuah cairan bening yang keluar dari sudut matanya.

Jam istirahat telah berakhir, hanny memasuki kelas dengan perasaan kacau dan wajah yang terlihat begitu pucat

"hanny apa kau sakit?" tanya yun hui khawatir saat melihat wajah hanny yang pucat
"aku baik baik saja" hanny tersenyum simpul sebelum duduk dibangkunya dan menjatuhkan wajahnya diatas meja

"apa kau yakin? apa perlu aku menghubungi sehun untuk menjemputmu?" tawar yun hui yang mendapat gelengan dari hanny

"tidak usah, aku baik baik saja yun hui jangan khawatir" hanny tersenyum dan mencoba memastikan pada sahabatnya itu kalau dirinya baik baik saja

"nilai ulangan sudah keluar, aku sudah melihatnya.. Wahh kau mendapatkan nilai yang sempurna" yun hui menepuk nepuk pundak hanny bangga

"itu hanya 95.5 bukan 100"
"tapi setidaknya kau telah mematahkan kalimat keramat bahwa anak nakal itu tidak pandai dalam hal belajar"
"aish kau ini" hanny terkekeh mendengar penuturan yun hui

*

sehun berdiri dengan gelisah menunggu hanny didepan pintu masuk, wajahnya begitu panik ketika melihat hanny terlihat pucat dan berjalan dengan lemas

"kau sakit?" tanya sehun dengan cemas
"aku baik baik saja" lirih hanny tanpa melihat sehun
"kau terlihat tidak baik" sehun mencoba memegang kening hanny memastikan bahwa dia memang benar sedang tidak baik

"sudahlah apa pedulimu" hanny menghempaskan tangan sehun dari hadapannya dan seketika ia merasakan kepalanya begitu pusing dan pandangannya menjadi gelap
"brukkk"

Sehun mengompres hanny dengan air es, ia jatuh pingsan dan sudah 2 jam belum sadarkan diri, tak lama kemudian datang dokter yang sudah ditelpon oleh sehun

"dia demam.. Sepertinya akibat kelelahan dan mungkin cuaca, istirahat yang cukup dan minum obat dengan teratur akan membuatnya segera pulih, dan jaga pola makannya juga" ucap sang dokter setelah selesai memeriksa hanny dan memberikan beberapa obat untuk dikomsumsi oleh hanny

"ne, terimakasih dok"
"baiklah saya permisi dulu tuan oh"

Sehun kemudian menghampiri hanny, mengelus keningnya dengan lembut dan mengganti kompresnya dengan yang baru

Sehun keluar dari kamar hanny dan berjalan menuju dapur dengan niatan mau membuat bubur untuk hanny, ia mulai meracik bumbu dan bahan bahannya.

30 menit berkutik didapur sehun kembali kekamar hanny dengan membawa semangkuk bubur, matanya langsung menangkap pergerakan yang diberikan oleh hanny, dengan cepat sehun menghampiri hanny

"sehun.." hanny mengerjap ngerjapkan matanya dengan perlahan sambil menyebut nama sehun
"aku disini, aku bersamamu" sehun menggenggam tangan hanny dan mengelus pipinya

"aku dimana" tanya hanny dengan lemas
"kau dikamarmu, tadi kau pingsan.. syukurlah sekarang kau sudah sadar" sehun tersenyum menatap hanny

"benarkah?"
"ne.. kau harus makan dan minum obat aku sudah memasakkan bubur untukmu" sehun kemudian meraih hanny dan membantunya untuk duduk dengan bantal sebagai sandarannya

Sehun meniup buburnya terlebih dahulu lalu meyuapkan satu sendok makan bubur kedalam mulut hanny

"masakkanmu enak juga" gumam hanny pelan
"benarkah? kalau begitu kau harus menghabiskannya agar bisa minum obat lalu kembali istirahat" sehun kembali menyuapkan satu sendok bubur kedalam mulut hanny hingga bubur itu habis tak tersisa

"istirahatlah dengan nyenyak, aku akan disini menemanimu" sehun tersenyum sembari menyelimuti tubuh hanny dengan selimut tebal
"gomawo" hanny tersenyum
"jangan sakit lagi ne" sehun mengecup kening hanny cukup lama

I Love You DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang