Hanny menguap menandakan ia sudah mengantuk, bahkan matanya terasa sudah berat sekali. ia berjalan pelan pelan menaiki anak tangga kemudian berhenti didepan pintu kamar sehun, ia menempelkan telinganya dipintu mencoba mendengarkan apa sehun sudah tidur atau belum, ia kemudian tidak menemukan tanda tanda, mungkin sehun sudah tidur
Hanny langsung menjatuhkan tubuhnya diatas kasur sesampainya dikamar, namun tiba tiba dirinya merasa gelisah dan sulit untuk tidur mencoba memejamkan mata beberapa menit namun ia terbangun lagi, pikirannya dipenuhi oleh sehun
Hanny beranjak dari kasurnya dan pergi menuju kamar sehun, sesampainya disana ia melihat sehun yang sudah tertidur ia lalu pergi kesamping sehun dan masuk kedalam selimut lalu memeluk sehun, membuat sehun tersadar akan kehadirannya.
"ingin tidur denganmu" ucap hanny dengan wajah polosnya
"haruskah bertelanjang?" sehun terkikik pelan
"yakkk" hanny memukul dada sehun pelan
Sehun lalu menarik hanny agar lebih mendekat dengannya, kemudian ia mengusap lembut kepala hanny sembari mengecupnya beberapa kali, rasanya semua yang terpendam selama ini perasaan ini sekarang semuanya sudah tidak dibatasi oleh apapun lagi, ia merasa tenang dan bahagia.
"poppo" hanny menunjuk bibirnya, membuat sehun tersenyum lalu langsung mencium bibir mungil itu, melumatnya dan memeluk hanny lebih erat agar tidak ada lagi jarak diantara mereka, lalu ciuman itu diakhiri dengan kecupan kecupan singkat disetiap wajah hanny sebelum gadis itu benar benar terlelap dengan nyenyak dipelukan sehun
~
Sehun tengah berbincang dengan seorang wanita di cafe, dilihat dari siluetnya jelas sekali bahwa itu bukan hanny, ya wanita itu adalah airin.
Wanita dengan kulit mulus seperti porselin dan seputih susu itu sungguh menarik mata untuk dipandang, wajahnya yang cantik dan menenangkan sungguh pemandangan yang indah. bahkan suara seruputan yang ditimbulkannya saja mencuri perhatian para lelaki untuk melihat kearahnya.
"kau sungguh tidak berubah" sehun tertawa pelan
"maksudmu?" airin meletakkan cangkir kopinya
"masih menjadi primadona" sehun menatapnya, kali ini dengan sebuah senyuman
airin kemudian melihat ke sekitarnya, dan ternyata para lelaki itu memperhatikannya, ia menyunggingkan senyuman seraya kembali menyeruput kopinya
"lalu apa hal itu masih berlaku dihatimu? kupikir tidak.. jadi tidak ada yang hebat dengan hal itu sekarang"
"kau cantik, sukses, cerdas, idaman semua lelaki.. aku seorang duda"
"apa yang salah.. jika itu dirimu, bisa dibicarakan baik baik bukan?" airin tersenyum lalu disambut dengan tawa kecil sehun
"jadi sekarang apa yang akan kau lakukan?"
"yang akan aku lakukan? membuatmu jatuh cinta kembali padaku tentunya.. hahaha" airin tertawa kemudian melanjutkan ucapannya
"bagaimana jika aku berinvestasi di perusahaanmu oh sehun?"
"kupikir itu bukan ide yang buruk, kenapa tidak diperusahaan besar sekalian saja?"
"kau pikir perusahaanmu bukan perusahaan besar? ckk dasar sombong" airin tertawa, sungguh siapapun yang melihatnya akan membuat debar didada berkali lipat
"berhentilah tersenyum atau para lelaki itu akan terus menatapmu sampai kita pergi" sehun tertawa pelan lalu menyeruput kopi dican
keduanya menikmati pertemuan saat itu, berbincang banyak hal mengenai bisnis tapi siapa sangka ternyata dibalik semua itu bisnis dan selebihnya hanyalah suatu alasan klasik untuk obrolan panjang yang ternyata punya maksud dan tujuan yang lain.
"apa aku boleh berkunjung kerumahmu? atau kau yang ingin berkunjung kerumahku?" tanya airin pada sehun
"apa kau sedang tawar menawar?" sehun terkikik
"kupikir tak ada alasan untuk menolak kedatanganmu dirumahku" sehun melanjutkan ucapannya yang disambut hangat oleh senyuman airin
"kau sungguh tuan rumah yang baik" airin menggoda sehun
"akan kucarikan waktu yang tepat untuk jamuan makan malam dirumahku"
"baiklah itu adalah janji, hak ku adalah menagihnya dan kewajibanmu adalah menepatinya" tawa airin dan sehun bersamaan, membuat suasana hati airin benar benar menjadi sangat lebih baik
~
Hanny membuka lembaran demi lembaran pada buku dengan begitu malas, matanya terasa sangat berat saat kantuk mulai menghampiri
"yeahh hani, kau pikir perpustakaan adalah kamarmu? bisa bisanya kau tidur seperti ini" ucap yun hui seraya menggeleng gelengkan kepalanya, tak habis pikir milihat hanny
"pliss jangan berisik yun hui, ini perpustakaan" sahut hanny dalam tidurnya
"kau tau ini perpustakaan tapi malah tidur" ketus yun hui sembari membuka lembaran dengan kasar
jauh disudut ruangan sana ada sepasang mata yang memandang kearah dua gadis itu, senyumnya tertera saat salah satu dari gadis itu berbicara. Ia terus memperhatikan dengan mata yang tak berkedip sedetik pun. Lucu, pikirnya.
Lelaki tinggi nan putih dengan paras yang rupawan, alis tebal hitam, dengan sentuhan kacamata yang terhias indah pada matanya, hidung mancung dan bibir yang merah yang kini sedang bersembunyi dibalik buku buku yang tertera rapi pada rak nya.
Tak ayal suara riuh gaduh menghampiri para siswi siswi lainnya di perpustakaan saat itu. begitu rupawan dan menakjubkan, itulah perumpamaan yang tepat bahkan sangat tepat untuk menggambarkan sosok lelaki tersebut
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Dad
Teen FictionAku memang gadis nakal, karna aku mencintai ayah tiriku sendiri dan menginginkannya lebih dari siapapun.