chap 5

16.6K 387 3
                                    

Hanny mengerjapkan matanya pelan karna pancaran matahari membangunkannya dari tidur lelapnya, dia melirik kesamping dan dilihatnya seorang pria yang tak asing yang kini sedang tertidur disampingannya dengan tangan yang menggenggam tangan hanny.

"oh sehun" gumam hanny pelan saat menyadari pria tersebut adalah ayah tirinya

Menyadari ada pergerakan dari jari jemari yang berada dalam genggamannya membuat sehun tersadar dan senyumnya mengembang seketika dilihatnya hanny sudah bangun dan kini tengah tersenyum kearahnya

"kau sudah bangun" sehun tersenyum penuh harap menatap hanny

"kenapa kau disini?" tanya hanny dengan suara yang masih lemah

"menjagamu" sehun tersenyum lembut menatap mata hanny yang terlihat lemah dan sayu itu

"maaf sudah merepotkanmu" hanny menunduk tidak menatap mata sehun

"jangan berkata seperti itu, aku akan memasakkan bubur untukmu dulu ne" sehun beranjak dari tempatnya dan menuju dapur untuk menyiapkan sarapan untuk hanny.

Beberapa menit kemudian sehun kembali dengan sebuah nampan yg diatasnya terdapat semangkuk bubur dan juga segelas air hangat

Hanny menatap sehun yang sedari tadi terus menyuapkan bubur kedalam mulutnya, hingga membuat sehun sejenak berhenti dan menatap hanny balik.

"kau belum ada makan sejak tadi malam bukan? uruslah dirimu terlebih dahulu" ucap hanny pada sehun

"melihatmu makan itu sudah lebih dari cukup"

"aku sedang sakit jadi kau tidak boleh sakit, jika kau sakit siapa yang akan mengurus kita berdua?"

Sehun terdiam sejenak mendengar perkataan hanny, itu benar jika dia sakit siapa yang akan mengurus hanny, siapa yang akan mengurus mereka berdua.

"aku akan pergi makan setelah kau selesai" sehun kembali memasukkan bubur kedalam mulut hanny.

~

hanny berjalan dengan santai menurungi anak tangga dirumahnya, bel rumahnya terus berbunyi membuat ketenangannya terusik.
Betapa terkejutnya hanny saat melihat siapa orang dibalik pintu itu, seorang wanita yang tidak asing baginya

"apa yg kau cari?"

"aku ingin masuk"

dengan sigap hanny menghalangi wanita itu dengan tangannya dan menatapnya sangar dari atas sampai bawah

"kau tidak tau tata krama ya?"

"apa urusanmu"

"hei!! ini rumahku!"

"tapi aku tamu"

"tamu yg tidak tau diri" hanny mempertekankan kata katanya membuat wanita dihadapannya menatapnya sinis

"aku ingin bertemu sehun" ucapnya menatap hanny tajam

"tidak bisa"

Hanny melipat kedua tangannya didadanya dan kali ini menyilangkan kakinya dan bersandar pada dinding pintu yg sebagian masih tertutup

"jika tuan rumah tidak mempersilahkan tamunya masuk berarti tamu dilarang masuk"

Tatapan wanita itu jelas berapi api seperti ingin mencakar hanny dalam sekejap

"pergilah!! ini rumahku dan aku tidak menerima tamu!" hanny menutup pintunya dengan santai dan tersenyum miring menatap wanita didepannya

"matilah kau oh sehun!!! beraninya kau mengundang wanita seperti itu kerumahku!!" gerutu hanny dengan kesal dengan tangan yang sudah mengepal.

Hanny melajukan mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi, ia pergi menuju kantor sehun untuk mengutuknya habis habisan

"eohh hanny" sehun terkejut melihat hanny yang tiba tiba masuk kedalam ruangannya yang juga diikuti oleh sekretarisnya

"maaf nona tapi kau tidak boleh masuk tanpa membuat janji"

Sehun melirik sekretrisnya yang berada dibelakang hanny mengisyaratkannya untuk segera keluar

"kau yang mengudang wanita itu datang kerumah? tanpa seijin aku? hah.. Memangnya kau siapa?"  hanny mendengus kesal menatap sehun

"wanita?" sehun mengernyitkan dahinya

"temanmu yg waktu di kedai ramen itu" perjelas hanny

"ahhh airin? iya iya aku tau.. ada apa dia datang?"

"mana aku tau, aku mengusirnya pulang"

Sehun berjalan menghampiri hanny "wae?"

"karna itu rumahku"

sehun terkikik pelan melihat hanny yg merasa kesal seperti itu, menggemaskan, batin sehun.

"kau sudah makan?" tanya sehun

"belum, wae?"

"tidak, aku hanya bertanya saja"

"mwo?" hanny menatap sinis sehun, rasanya saat ini juga ia ingin mengumpat dengan semua kata kata kasar pada pria didepannya ini yang sekarang sedang tertawa

"darimana airin tau rumah kita?"

"rumah kita? itu rumahku" jelas hanny dengan tajam

"kita tinggal bersama" sehun tersenyum kearahnya

"terserah kau saja, pokoknya aku tidak mau dia datang kerumah lagi, bikin semak saja"

Hanny kemudian berjalan kearah pintu keluar dengan menekuk wajahnya

"Kau mau kemana?" tanya sehun yang hanya melihat balik punggung hanny

"pulang"

"tidak ingin makan dulu?"

"tidak, aku sudah kenyang"

Sehun tertawa geli menatap anak tirinya itu yang bahkan kini punggungnya sudah tak terlihat lagi. Dia benar benar berbeda dengan ibunya, jauh lebih menarik. Dan sehun menyukai itu. Sayang sehun lebih dulu bertemu dengan ibunya.

~

Sehun tengah berdiri didepan sebuah makam yang akhir akhir ini sering ia datangi, biasanya jika ia tidak sibuk ia akan pergi ke makam ini 2 minggu sekali tapi jika sibuk ia hanya bisa berkunjung sekali dalam 1 bulan.

tangannya membawa sebuket bunga lalu sehun tersenyum seraya meletakkan bunga tersebut diatas makam ibunya hanny

"hanny tumbuh dengan sangat baik" sehun tersenyum

"apa boleh aku menjaganya lebih dari seorang ayah?" lanjutnya yang disertai sebuah tawa lalu sehun menatap langit diatasnya yg sudah menampakkan kabut gelap yg mulai berjalan memenuhi setiap ruang pada langit.

"aku harus segera pulang, hanny sedang kurang sehat. Aku pamit dulu ne"

sehun kembali tersenyum sebelum melangkahkan kakinya menjauh dari makam almarhum istrinya, ia kemudian memakai kacamata hitam miliknya yg sebelumnya ia buka saat sampai disana.

semua telah berubah, takdir dan waktu hadir diantaranya. Takdir memisahkan sehun dengan istrinya dan waktu membuat sehun mencintai anak tirinya sendiri.

I Love You DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang