Sosok Baru

3.1K 283 25
                                    


Saat Taka sampai ke tempat terakhir Kitsune, Sasuke mendapati Shika yang sudah tergeletak tak sadarkan diri dilantai motel.

Membuat Sasuke mengumpat dalam hati karena kehilangan jejak sang terkasih. Menyerang ke markas Otsutsuki juga tak mungkin. Karena itu, kalah telak kekuatan. Memaksa mundur, Sai menarik pasukan untuk kembali ke markas.

.
.
.

"Jadi ini, calonmu itu?" Tanya Homura meneliti tiap jengkal sosok manis Naruto. Bahkan ia yang sudah tak muda masih bisa terbangun hanya dengan melihat wajah manis pemuda pirang itu. Tipe sang anak memang tinggi. Tak salah jika sampai detik ini ia baru menemukan sang mempelai.

"Dia hanya milikku, Tua bangka." Sergah Toneri saat tangan ayahnya berniat mencicipi kulit karamel halus itu. Memasang facepalm andalan sebelum menggendong masuk sang puteri kedalam kamar utamanya.

Toneri menunggu hingga efek obat bius nya menghilang dalam tubuh Naruto. Menunggu lima menit untuk jamuan makan malam tidaklah lama baginya saat melihat dessert menggiurkan didepannya.

"Egh...." erangan dari mulut Naruto yang mulai bangun membuat Toneri berdiri mendekat pada calonnya yang baru membuka mata.

"Welcome my hime~." Sapa Toneri mengelus pipi gembil Naruto.

"Kau?!" Pekik Naruto tertahan karena rasa sakit dikepalanya akibat efek obat bius. Mengharuskannya jatuh ke ranjang lagi.

"Diamlah. Simpan tenagamu untuk pernikahan kita, my hime." Bisik Toneri mengundang rasa gemetar takut oleh Naruto.

"Pernikahan konyol apa jika kau menculik mempelaimu, sialan!" Umpat Naruto merengut kasar. Menampilkan tatapan tertajam yang ia punya.

"Haha. Kau sangat manis saat marah dan ketakutan, hime." Tawa Toneri memandang Naruto yang masih tak berdaya ditempatnya.

Naruto diam. Bukan menyerah, tapi mencari cara. Agar bisa lepas dari situasi ini. Yah, ia tak mungkin mengandalkan orang lain. Lawannya sekarang adalah yakuza.

Serius, bukan geng berisi brandalan saja. Tapi bodyguard bersenjata. Takkan mempan dengan adu fisik sekalipun.

Melirik jam, Naruto menyeringai dalam hati mengetahui cara meloloskan diri ala Kyubi. Ya, sebentar lagi jam 9 malam. Dan ia bisa keluar tanpa masalah.

"Dimana aku?" Pertanyaan konyol Naruto itu lagi-lagi mengundang tawa Toneri.

"Tentu saja di tempatku, Hime. Kau tak berfikir aku menyekapmu di motel dan menikmatimu begitu saja kan?" Jawab canda Toneri yang mendapat tatapan tajam dari Naruto.

"Aku serius." Tukas Naruto menampilkan raut serius yang diangguki Toneri.

"Kau tak berfikir akan melarikan diri, kan. Hime~. Markasku sudah dijaga ketat oleh penjaga bahkan hewan sekalipun. 3 lapis dengan satu gerbang besar. Kau takkan mampu keluar dari si-"

"Aku hanya tanya dimana kita." Ulang Naruto sedikit meninggikan suaranya. Membuat Toneri mengeryit tersinggung mendengarnya.

"Kenapa, kau takkan memukulku atau memakiku kan karena melawanmu? Jangan kau pikir aku takut. Aku akan bebas sebanyak apapun kau menculikku." Tantang Naruto kembali pada peringai Kitsunenya. Badas.

"Kau benar-benar mengejutkan." Puji Toneri menyeringai penuh minat pada Naruto.

"Jawab dan keluar sebelum aku menghajarmu." Ujar Naruto memerintah. Sebenarnya siapa tuan rumah dan korban disini?

"Baiklah. Kita ada di Konoha Timur. Jauh dari markasmu. Dan okey, aku keluar. Tidurlah karena besok acara pernikahan kita, hime~." Balas Toneri dengan ber-facepalm sedari tadi.

Brandal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang