City Song

299 36 19
                                    

(Inspired song : City Song - Grace Vanderwaal)
.

.

Let's take the city

And make it our song

Aku berlari kencang, lurus melaju ke depan, tak mempedulikan para mayat hidup yang mencoba menggapai tubuhku untuk di jadikan santapan.

Usai sudah.

Ini adalah akhir hidup kami.

"Hei! Jangan ketakutan seperti itu!" Hyukjae menarik lenganku, ia menampakkan gummy smile nya seraya menuntunku untuk berlari ke arah barat daya. Menuju pelabuhan.

Genggaman tangannya yang dingin itu anehnya justru menghangatkan hatiku.

Ia terus menggenggam tanganku sampai akhirnya kami sampai di sebuah Mercusuar yang masih berdiri kokoh seperti beberapa tahun lalu, sebelum virus mayat hidup ini menyebar.

"Cepat!" Hyukjae menarik lenganku masuk ke dalam Mercusuar dan menaiki tangga sambil berlari.

Dari atas sini, aku melihat ribuan mayat hidup di bawah mengerumuni Mercusuar ini seolah ingin ikut masuk kedalamnya.

"Bagaimana kalau mereka bisa naik kesini?" tanyaku, bohong kalau aku tidak ketakutan.

Hyukjae menaruh lenganku tepat di dadanya, dapat kurasakan jantungnya sedang memompa dengan cukup cepat.

"Sudah berapa lama kita hidup, Hae?" ia memejamkan matanya.

"Sudah berapa lama kita bertahan dari kehancuran ini?" kedua tangannya menggenggam jemariku, menciuminya dengan penuh kasih.

Aku menatap sendu namja yang sudah menjadi sahabatku selama belasan tahun ini, mengerti kemana arah pembicaraannya.

Perlahan-lahan ia membuka matanya, membalas tatapanku yang tak kalah sendu."Bolehkah sekarang aku mencintaimu?" ia kembali bertanya.

Aku tidak tahu. Jujur saja aku memang menyayanginya, hanya saja...

"Kau hanya akan kerepotan jika terus mencintaiku seperti ini, Hyuk. Bahkan kau hampir mati beberapa saat yang lalu karena menyelamatkanku."

Ekspresi wajahnya memancarkan kesedihan, namun sekali lagi Hyukjae kembali tersenyum.
"Hanya tinggal kita berdua di kota ini, apa aku salah jika menyelamatkan sahabat yang kucintai?"

"TAPI AKU SUDAH TERGIGIT, HYUK!" aku menunjukkan sebuah luka gigitan yang mulai membiru di lenganku, "kau tidak seharusnya bersamaku, kau seharusnya pergi meninggalkanku dan tetap hidup!"

Aku tidak tahu apakah aku sedang marah atau sedih, yang jelas saat ini aku menangis untuknya.

Hyukjae masih tersenyum, jemarinya menghapus air mataku, kemudian mengelus pipiku dengan begitu lembut.

"Aku tahu," ia mengangguk.

Kemudian ia terdiam dan membalikkan tubuh, menatap lautan yang terbentang luas. Ketika kami tak bersuara seperti ini, aku dapat mendengar suara para mayat hidup itu bercampur dengan suara deburan ombak di lautan, bersatu membuat melodi yang menyayat hati seorang manusia sepertiku. Atau lebih tepatnya, yang masih manusia, saat ini.

"Kau dengar itu?"Hyukjae menatapku, "lautan dan para zombie itu sedang bernyanyi dan mengejek kita. Seolah pilihan hanya tinggal dua, menjadi santapan para mayat hidup itu, atau terjun ke laut dan membusuk di dasarnya."

Hyukjae tertawa pahit akan ucapannya sendiri. Tatapannya kembali tertuju padaku, senyuman itu kembali terulas di bibirnya.

"Aku mencintaimu, Lee Donghae."

Ia tak mengatakan apa-apa lagi, hanya terus menatapku dengan lembut, membiarkanku melihat seberapa tulus perasaannya.

Aku mendekat, kini giliranku yang menaruh tangannya tepat di didadaku. Detak jantungku melemah, virus itu sudah menyebar.

"Terimakasih telah mencintaiku," aku tersenyum, mengecup sekilas pipinya.

Detik selanjutnya kulihat Hyukjae yang menangis, tangannya menarik kemejaku, mencengkramnya kuat, sementara bibirnya mencium bibirku. Emosinya begitu kuat tersalur pada hatiku yang hampir menghilang.

Suara detak jantungnya yang masih begitu kencang itu memenuhi kepalaku, bersatu dengan melodi suara yang kota ini ciptakan. Berbaur dan menjadi pengingat bahwa aku pernah menjadi seorang manusia.

Seorang manusia yang dicinta dan mencinta.

And let's take the city

And make it our song

Our song...

Our song....
.

.

End.

.

.
Maafkan aku Haeee, maafkan akuuuuu 😭😭😭

Aku berencana akan membuat lanjutan dari ficlet ini, mungkin antara apa yang terjadi selanjutnya pada Hyukjae, atau bisa jadi tentang masa lalu mereka. Tapi masih ficlet juga, ga akan panjang-panjang amat 🙏

Tapi....mungkin selang beberapa cerita lagi baru akan aku lanjut 🙏

Dan btw, untuk up selanjutnya ff di work ini, aku pengen biar kalian yg nentuin genre nya.

Yuk, request kalian mau genre apa. Genre yg paling banyak di request ntar aku realisasiin😘😘 boleh apa aja ko, mau angst, gore, romance, fantasy, atau nc juga boleh 😋😋😋

Kutungguuuu😘

...

Silahkan beri komentar dan vote kalau kalian enjoy baca ff ini, ya💙 kritik saran pun akan ku terima dengan senang hati💙

BIG THANK YOU FOR YOU ALL *hug*

OPPOSITE (let's sing a song) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang