The Greatest Show

260 34 14
                                    

(Inspired song: The Greatest Show - The Greatest Showman (soundtrack) )

.

.

When its covered in all the colored lights

Where the runaways are running the night

Hyukjae menatap langit, gemerlap bintang di atas sana sungguh luar biasa, menggiurkan untuk setiap mata yang tengah lapar akan keindahan dunia. Namun rasa sakit di kepalanya masih belum hilang, begitu juga lelah kakinya yang sedari tadi berlari tiada henti.

Luka tembakan di perutnya kali ini pun kembali terbuka, mengeluarkan darah segar yang tak ia inginkan.

Hyukjae menangis, bukan karena luka diperutnya, melainkan karena suatu alasan yang orang lain tak akan pernah mengerti.

Impossible comes true, it's taking over you

Oh, this is the greatest show

"Hyuk, menyingkir!" Donghae muncul dari belakangnya, menembakkan peluru tepat ke arah Hyukjae. Mata sang namja brunet itu begitu merah.

Dengan segenap tenaga yang tersisa, Hyukjae berusaha menghindari tembakan tersebut, namun sayangnya peluru sempat menggores kakinya, menimbulkan luka yang cukup dalam.

"Kumohon, hentikan...!" Donghae berteriak, air matanya berlinang, suara paraunya menandakan ia sudah menangis cukup lama.

"Hentikan...HENTIKAN!" kepalanya menggeleng keras, namun langkah Donghae tetap mendekati Hyukjae, tangannya bersiap untuk menembak kembali sosok dihadapannya itu.

Hyukjae terpejam, bulir bening kembali lolos dari bendungan matanya. Ia tak tahu lagi apa yang harus ia lakukan.

We light up we won't come down

And the sun can't stop us now

Suara tembakan memenuhi udara.

Tepat di hadapannya, Hyukjae tersenyum begitu lembut, bibir kekasihnya itu bergerak mengucap sesuatu.

"Ini bukan salahmu, Hae... Kau bukanlah pembunuh..."

Hyukjae mengambil napas yang sudah begitu sulit ia raih, "Aku...selalu mencintaimu..."

Pengakuannya itu disusul oleh tubuhnya yang ambruk. Meski malam sudah larut, namun cairan merah yang keluar dari tubuh Hyukjae itu terlihat begitu jelas menodai tanah.

"Tidak...." Donghae jatuh terduduk, sinar pada matanya benar-benar sudah hilang.

"Tidak, Hyuk..." tangannya gemetar, berusaha meraih jasad tak bernyawa yang begitu ia cintai.

Seketika dunianya hancur. Segala yang ia miliki hilang.

"AAAARRGHHH!!!" Donghae berteriak, memilukan setiap orang yang mendengarnya.

Pandangannya mengabur, seluruh tenaganya benar-benar terkuras habis. Sang brunet menyusul Hyukjae, ambruk tepat di samping kekasihnya.

Tidak jauh dari tubuhnya, seorang namja bertepuk tangan pelan. Warna matanya merah, sepasang taring yang ia miliki, beserta kulit yang begitu pucat, semua itu sudah cukup untuk menjelaskan siapa identitas aslinya.

"Ah...pertunjukkan yang sangat bagus," sosok itu tersenyum puas. "Namja brunet itu hebat, masih bisa berbicara bahkan setelah tubuhnya ku ambil alih."

Vampir psycho itu bangkit, kembali menatap sepasang kekasih yang telah ia permainkan. Senyumnya kembali terulas, kemudian ia melompat ke atas, pergi menjauh untuk selamanya.

Namun ia tak sadar, bahwa sebuah kartu terjatuh dari sakunya. Kartu yang nantinya akan membuat Donghae memburu sosoknya ketika matahari kembali terbit.

Kartu yang bertuliskan sebuah nama.

Cho Kyuhyun.

Watching it come true, its taking over you

Oh, this is the greatest show

.

.

End.

.

.

Angst + action! Kinda..... 😅

*tak bisa berkata-kata lagi, cuma pengen nangis 😭😭😭😭*

...

Yuk, request kalian mau genre apa. Genre yg paling banyak di request ntar aku realisasiin😘😘 boleh apa aja ko, mau angst, gore, romance, fantasy, atau nc juga boleh 😋😋😋

Kutungguuuu😘

...

Silahkan beri komentar dan vote kalau kalian enjoy baca ff ini, ya💙 kritik saran pun akan ku terima dengan senang hati💙

BIG THANK YOU FOR YOU ALL *hug*

OPPOSITE (let's sing a song) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang