(Inspired song : City of Stars - La La Land soundtrack)
Suara deras hujan yang mengguyur kota Seoul membuat setiap orang harus membesarkan volume Televisi mereka, atau mungkin membesarkan volume DVD dan smartphone untuk sekedar mendengarkan musik dengan lebih jelas. Beberapa hari belakangan Ibu Kota Korea Selatan itu memang selalu seperti ini, hujan di saat sore hari hingga menuju malam, bahkan bisa sampai tengah malam atau tiba-tiba hujan saat dini hari. Tak ada yang salah sebenarnya, karena sekarang ini orang-orang juga lebih suka berada di rumah masing-masing dan memainkan smartphone mereka.
Untuk sebagian orang, hujan justru membawa berkah. Seperti para diriver delivery makanan, saat hujan seperti ini akan lebih banyak order yang mereka terima. Dingin guyuran air bagi mereka adalah sebuah anugerah pembawa keberuntungan. Atau mungkin bagi remaja yang sedang penat dengan tugas, hujan merupakan hiburan musik gratis yang amat manjur untuk menenangkan pikiran.
Tapi rasanya tidak dengan Lee Donghae. Bukannya ia benci hujan, tidak sama sekali. Justru ia sangat menyukai hujan dan segala emosi yang hanyut dibawanya. Hanya saja kali ini, malam ini, hujan gagal membawa hanyut emosi yang sedang ia rasakan. Emosi yang sangat sulit ia beritahukan pada orang lain, sehingga ia hanya bisa memandang guyuran hujan dari balik jendela, berharap suasanan hatinya membaik.
Sudah sekitar dua jam berlalu ia berada di posisi seperti itu, tanpa berpindah, hanya mengerjapkan mata dan menghembuskan hangat napasnya berkali-kali. Pikirannya begitu lelah memikirkan seseorang yang sama untuk waktu seharian ini. Berkali-kali otaknya meminta agar ia segera pulih dan tak usah berlarut dalam perasaan ini, tapi hatinya terus membantah. Kalau saja di dalam hatinya itu ada orang yang mengatur, Donghae ingin memohon dengan amat sangat agar ia tak seperti ini terus.
Sekarang apa yang bisa ia lakukan?
Donghae pun akhirnya bangkit dari posisi duduknya, ia menuju ke nakas di samping tempat tidur, mengambil smartphone miliknya yang sudah ia anggurkan sedari tadi. Pada layar lock screen nya terlihat ada panggilan tak terjawab dan beberapa pesan KakaoTalk. Ibu jarinya menekan pesan terlebih dulu, yang paling atas dari Donghwa. Hyung nya itu mengajak Donghae untuk sekedar mengobrol di HOD. Lalu di bawahnya ada dari manajernya yang mengingatkan tentang jadwal schedule Super Junior seminggu kedepan. Hanya dua pesan itu yang masuk.
Lalu ia beralih pada panggilan tak terjawab, hanya nama Donghwa hyung saja yang terdapat di daftar itu. Donghae menghela napas. Apa sebenarnya yang ia harapkan? Apa ia kecewa karena tak melihat nama orang yang dari tadi ia pikirkan?
Donghae pun melemparkan smartphone nya ke atas tempat tidur, ia keluar dari kamar dan menuju ruang kerjanya. Mungkin sedikit bermain musik akan menenangkan pikirannya.
Kali ini ia memilih memainkan piano. Jemarinya menekan-nekan tuts, masih berpikir untuk memainkan lagu apa. Ketika Donghae manatap ke arah jendela, dapat terlihat dengan jelas hamparan kota Seoul yang masih terguyur hujan, pijar warna lampu-lampu itu menambah keindahan yang terpancar, seolah menggantikan bintang-bintang di langit yang sedang tak terlihat. Donghae menarik napas dalam, jarinya mulai menekan tuts sesuai melodi. Begitu halus, begitu penuh emosi, permainannya pun ia iringi dengan suara nyanyiannya.
"City of stars.... are you shining just for me?"
Pikirannya kembali melambung, membanyangkan kekasih yang sedang terbang ke negara lain yang begitu jauh.
"City of stars... there's so much that I can't see..."
Risau dan rindu yang ia rasa membuncah. Padahal beberapa waktu belakangan ia dan sang kekasih sudah jarang menghabiskan waktu bersama, dan sekarang lagi-lagi orang itu harus pergi.
"Who knows? I felt it from the first embrace I shared with you..."
Ia merindukan kehangatan dan kebersamaan dengannya. Donghae merindukan pelukan sang kekasih, tiap sentuhan jemari yang membelai surainya, serta iringan tawa renyah itu.
Donghae merindukan Hyukjae.
"That now our dreams... They've finally come true..."
Tempo permainannya melambat, alunan melodi terdengar semakin pelan, jemarinya berhenti tepat ketika air matanya mengalir keluar, menemukan jalannya sendiri di pipi pria yang sedang dilanda rindu itu.
"Cepatlah pulang, Hyuk-ah..."
Donghae tahu ia tak bisa terus seperti ini. Tapi mengapa diringa begitu emosional? Mengapa hari-hari tanpa Hyukjae membuat hatinya serasa begitu kosong?
..
END
.
.
.
HALO!
Fanfic ini kudedikasikan untuk kepergian Hyukjae dan postingan Donghae yang memainkan lagu City of Stars itu sendiri.
Aku lelah, lagi-lagi mereka terpisah jarak (TT)
jadi beginilah! Enjoy!
last but not least, mind to comment and vote? I'll be very happy!
BIG THANK YOU FOR YOU ALL*hug
KAMU SEDANG MEMBACA
OPPOSITE (let's sing a song)
Fanfictionkumpulan cerita yang terinspirasi dari bermacam jenis lagu. memaknai sebuah lagu dengan perspektif yang sedikit berbeda (atau mungkin jauh berbeda). cerita bisa berupa drabble maupun ficlet. (100~1000 kata, atau lebih kkkk) . . kumpulan cerita ber...