Tribute to Avicii/Tim Bergling,
May you Rest In Peace.
(Inspired song: Waiting for love - Avicii)
Prekuel dari cerita "City Song"
.
.
[Where there's a will, there's a way, kind of beautiful]
Donghae's
Dulu aku begitu bersyukur ketika Hyukjae mengulurkan tangannya, menawarkan pertemanan kepadaku yang baru saja pindah ke Seoul. Semenjak itu aku tak pernah absen untuk melihat senyum lebarnya setiap hari. Berada di sekolah yang sama, belajar bersama, pergi main bersama, kami benar-benar menikmati semua waktu itu.
Bertahun-tahun kami melakukannya tanpa ada rasa bosan sama sekali. Meski beberapa kali kami pernah bertengkar, tapi itu tak pernah berlangsung terlalu lama, karena setelahnya kami selalu tertawa seolah pertengkaran itu tak pernah terjadi.
[And every night has its day, so magical]
Suatu malam saat aku menginap di rumahnya, Hyukjae mengatakan bahwa ia akan bekerja setelah lulus SMA. Semenjak ibunya meninggal, Hyukjae tak tega melihat pamannya harus bekerja lebih keras lagi untuk membiayai kuliahnya. Oleh karena itu ia memutuskan untuk membantu mencari uang.
"Kau harus kuliah yang benar, Hae!" ia tertawa, mengarahkan sumpitnya ke depan wajahku.
Aku mengangguk, dan entah kenapa rasanya begitu sedih. Mengingat nanti aku akan jarang bertemu Hyukjae. Tapi yang nanti biarlah berjalan dengan semestinya, bukan? Aku hanya perlu menikmati waktu sekarang yang begitu berharga ini.
.
[And if there's love in this life, there's no obstacle]
Hyukjae's
Aku tahu perasaan ini seharusnya tak kubiarkan tumbuh. Tapi mau bagaimana lagi? Tiap kali melihat senyumnya, tiap kali melihat wajah khawatirnya, hati ini selalu menghangat dengan sendirinya. Tak ada yang berubah dari dirinya, bahkan selama lebih dari tujuh tahun kami berteman, ia tetaplah Donghae.
Hanya aku yang berubah. Hanya perasaanku padanya yang berubah.
[That can't be defeated]
"Maaf, Hae..."
Aku mengatakannya. Aku mengatakan padanya bahwa aku mencintainya. Dan sekarang ini lah yang kudapat. Tatapan tak percaya dari sorot matanya. Hanya maaf yang mengiri kepergiannya dari dalam rumahku.
Apakah aku akan kehilangan sosoknya?
[For every tyrant a tear for the vulnerable]
Donghae's
Sudah seminggu aku menghindarinya, pikiranku benar-benar kacau mengingat segala yang ia katakan. Bukankah ini salah? Kenapa ia sampai bisa merasakan hal seperti itu?
[In every lost soul the bones of a miracle]
Aku tak mengerti, Hyukjae. Sama sekali tak mengerti.
[For every dreamer a dream we're unstoppable]
Kenapa kau membuat semuanya kacau seperti ini?
[With something to believe in]
Kenapa kau membuat segala kepercayaan ini menghilang? Aku tak menginginkan ini semua. Aku menginginkan kembali kebersamaan kita.
.
.
[Monday left me broken
Tuesday I was through with hoping
Wednesday my empty arms were open
Thursday waiting for love, waiting for love]
.
Hyukjae tak pernah mengira hari seperti ini akan datang. Hari dimana ia tak melihat Donghae di sekitarnya. Kalau bisa ia ingin memutar balik waktu dan menghentikan pengakuannya saat itu. Nyatanya ia belum siap untuk kehilangan sosok Donghae dalam hidupnya.
.
[Thank the stars it's Friday
I'm burning like a fire gone wild on Saturday
Guess I won't be coming to church on Sunday
I'll be waiting for love, waiting for love
To come around]
.
Sebulan berlalu, dan Hyukjae masih terus melihat kearah jalan seraya menyeka keringatnya. Sibuknya bekerja di sebuah bengkel tak membuat pikirannya semudah itu untuk melupakan Donghae.
Benarkah Donghae benar-benar membencinya saat ini?
Meski begitu ia tak bisa menghapus rasa cintanya pada Donghae. Bahkan ketika ada sebuah berita kecelakaan lalu lintas pun, yang pertama Hyukjae khawatirkan adalah Donghae. Apakah Donghae terlibat? Apakah Donghae baik-baik saja?
.
[We are one of a kind, irreplaceable]
Tatapan matanya masih sama. Donghae tahu itu. Donghae tahu Hyukjae selalu menatap jalanan, seolah menanti dirinya lewat untuk menghampiri Hyukjae. Hatinya pun begitu sakit melihat tatapan Hyukjae yang seperti itu.
Seharusnya ia hanya tahu kebahagiaan jika menyangkut Hyukjae.
Lalu, mengapa sekarang semuanya begitu berbeda?
[How did I get so blind and so cynical?]
Benar-benar, rasanya Donghae ingin berteriak memanggil Hyukjae. Kemudian berlari sambil tertawa dan memeluknya dengan erat.
[If there's love in this life we're unstoppable]
Ia mencintai Hyukjae. Mungkin sedikit berbeda dari rasa cinta yang Hyukjae rasakan, tapi cinta tetaplah cinta. Donghae tak bisa membohongi dirinya dan membiarkan rasa sakit ini semakin menyebar.
[No we can't be defeated]
Kali ini, Donghae beranikan diri untuk kembali melangkah, menuju tempat Hyukjae berada.
.
.
TBC.
.
.
Halo! Aku kembali dengan cerita ini!
Sesuai janji di cerita "City Song" sebelumnya, aku bakal buat prekuelnya. Kira-kira dua atau tiga chapter jadinya. Yang pertama ini masih ada lanjutannya, kok. Jadi ditunggu aja ya!
BIG THANK YOU FOR YOU ALL *hug*
.
FYI, Avicii itu salah satu musisi, atau bisa dibilang DJ yang aku suka. Meski dia DJ, tapi lirik lagunya bener-bener kuat banget, bikin aku bangkit saat waktu-waktu susah. Tapi lagi-lagi satu musisi muda harus kehilangan nyawanya dengan sangat tragis. I dont wanna believe it, but yeah, news said he was commited suicide. Dan aku pun ngga mau debat soal meninggalnya Avicii ini, just Rest In Peace. Thanks for your amazing music!
Avicii/Tim Bergling (28 years old)
1989 - 2018
.
KAMU SEDANG MEMBACA
OPPOSITE (let's sing a song)
Fanfictionkumpulan cerita yang terinspirasi dari bermacam jenis lagu. memaknai sebuah lagu dengan perspektif yang sedikit berbeda (atau mungkin jauh berbeda). cerita bisa berupa drabble maupun ficlet. (100~1000 kata, atau lebih kkkk) . . kumpulan cerita ber...