#30

1.7K 220 88
                                    

Hoseok melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas batas normal.

Dia tidak mempedulikan apapun saat ini, yang dia pikirkan hanyalah dia harus cepat sampai di rumah.

Akhirnya dia sampai di depan rumahnya. Dia segera berlari masuk ke dalam rumah.

Dia tidak mempedulikan dengan adanya orang di sana. Dia segera menggebarak pintu berwarna putih itu.

Dan dia mendapati seorang laki-laki paruh baya yang tadi siang sempat menampar pipinya, laki-laki itu sekarang tengah terbujur lemas dengan kondisi lumayan memprihatinkan.

Dia tengah tidur di atas ranjangnya dengan mata yang menutup dan juga selang infus yang berada di tangannya.

Hoseok hanya mampu diam melihat appa nya dalam kondisi seperti itu.

Dia mencoba mendekati appa nya. Dengan tangan dingin dan juga badan sedikit bergetar dia mencoba melihat laki-laki yang selalu tidak akur dengannya itu.

Dia menatap lekat laki-laki itu, dia tampak pucat dan lemah tak berdaya.

Entah mengapa dada Hoseok tiba-tiba sakit. Ada rasa bersalah yang besar dalam dirinya. Tak terasa satu tetes air matanya lolos begitu saja.

Dia meraih tangan appa nya dan menggenggamnya. Kata 'maaf' keluar dari mulutnya.

Dia telah menyebabkan appa nya seperti ini. Appa nya terkena serangan jantung karenanya. Mengapa dia membuat banyak orang sakit.

Meskipun sifat appa nya begitu kepadanya. Namun dia tidak mungkin tega melihat appa nya seperti ini.

Saat Hoseok menangis, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pelan pundak Hoseok.

"Jangan terlalu khawatir, dia sudah mendapatkan perawatan." ucap Haneul yang sedari tadi memang sudah berada di sini.

Hoseok melirik sebentar ke arah Haneul. Dan dia hanya menggelengkan kepalanya.

Mana mungkin dia tidak khawatir melihat appa nya seperti ini.

Haneul memberikan selembar tisu untuk Hoseok. "Usap air matamu, jangan perlihatkan kesedihanmu pada appa mu."

Hoseok segera mengambil tisu itu dan mulai mengusap air mata yang sedari tadi menetes pada pipinya.

Saat Hoseok mengusap air matanya, tiba-tiba ada tangan yang memegang tangan Hoseok. Dan itu adalah tangan appa nya.

Segera Hoseok meraih tangan appa nya kemudian menggenggamnya dengan erat.

"Maafkan aku appa.."

Appa Hoseok tersenyum kepada anaknya yang tengah merasa bersalah itu.

Kemudian dia mengusap lembut punggung tangan Hoseok. "Gwaenchana Hoseok-ie.."

"Tapi ini semua gara-gara aku, maafkan aku yang sudah membuatmu seperti ini.." ucap Hoseok sembari menundukkan kepalanya.

"Ini bukan salahmu."

Hoseok hanya mampu diam, sudah jelas dia yang telah membuat appa nya seperti ini.

"Berterimakasihlah pada Haneul, karena dia appa jadi selamat."

Hoseok melirik sekilas Haneul. "Khamsahamnida Haneul-ah."

Haneul tersenyum manis. "Jangan berterimakasih, karena memang sudah seharusnya aku membantu orang yang tengah membutuhkan bantuanku."

Mianhae - JHS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang