#10

2.6K 315 123
                                    

Park Shin Ri POV.

Aku membuka mataku perlahan. Pusing di kepalaku masih terasa namun tidak separah kemarin. Badanku juga masih terasa lemas.

Aku bangkit dari tempat tidurku untuk membuka jendela kamarku.

Aku di sambut oleh angin pagi dan matahari yang sudah menampakkan dirinya di atas sana.

Sungguh indah matahari itu. Bersinar menyinari seluruh muka bumi ini.

Jika aku boleh berharap aku ingin seperti matahari yang selalu berguna bagi alam semesta di dunia ini.

Entah mengapa aku selalu senang memandang matahari di atas langit saat pagi hari. Seperti ada rasa semangat sendiri ketika aku melihatnya.

Setelah puas aku memandang matahari, akhirnya aku melangkahkan kaki untuk keluar dari kamar dan menuju kamar mandi. Aku harus berangkat bekerja aku tidak ingin membolos meskipun keadaanku masih belum benar-benar membaik.

Tidak butuh waktu lama akhirnya aku selesai mandi dan sudah siap untuk berangkat.

Sebelum berangkat aku menuju meja makan untuk melakukan sarapan. Dan aku melihat dua orang yang tidak asing bagiku.

"Oppa.."

"Selamat pagi Shin Ri yang cerewet." ucap Youngjae.

"Tolong ya oppa jangan kau pancing singa di pagi hari."

"Hehe.. Hanya bercanda singa cantik."

"Apa? Singa cantik? Mana ada singa cantik. Adanya singa yang akan siap memakan mu." ucapku sinis.

"Makan saja kalau bisa."

"Aish.. Kau menyebalkan."

"Singa.." ucap Youngjae menggoda.

"Eomma.. Lihatlah berang-berang itu selalu menggodaku."

"Sudah-sudah cepat makan, nanti keburu dingin. Dan kalian akan terlambat bekerja." ucap eomma.

Benar kata eomma jika aku meladeni berang-berang jelek itu pasti tidak akan ada habisnya.

Karena aku dan dia adalah orang yang sama-sama keras kepala. Aku tidak akan mau mengalah jika dia tidak mengalah dan juga sebaliknya.

Walaupun seperti itu, namun aku sangat senang mempunyai teman seperti dia. Orangnya sangat baik. Dia akan selalu menjaga orang yang dia sayangi. Aku sangat bersyukur memiliki teman seperti Youngjae oppa.

Terimakasih tuhan kau masih memberiku orang-orang yang sangat baik dan mampu menjagaku.

"Oppa.. Tumben sekali sarapan di sini?"

"Memangnya tidak boleh? Yasudah kalau tidak boleh. Aku akan pamit."

"Yak..! Bukan seperti itu maksutku. Kenapa kau sensi sekali eoh.. Seperti gadis yang sedang di datangi bulan."

"Biarkan saja. Kau tadi juga sensi saat aku bilang singa."

"Aish.. Pendedam."

Benar-benar menyebalkan berang-berang jelek itu. Jadi ingin ku hantam pakai centong nasi yang ada di meja. Sayangnya aku masih punya hati nurani.
.
.
.
Setelah ku habiskan makananku. Akhirnya aku berpamitan kepada eomma ku untuk berangkat bekerja.

"Eomma aku berangkat dulu eoh.." ucapku sembari mencium tangan eomma ku.

"Nde.. Hati-hati Shin Ri-ya.. bekerjalah dengan baik. Jangan lupa meminum obatmu Shin Ri-ya."

Mianhae - JHS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang