#37

1.7K 218 77
                                    

"Aku peduli, karena aku mencintaimu."

Kata-kata itu terus saja memutar pada otak gadis yang sedang berada di dalam bus itu.

Dia tidak pernah habis pikir, bahwa Jungkook mencintainya. Selama ini hubungannya dengan Jungkook baik-baik saja, bahkan seperti seorang sahabat. Tapi Jungkook ternyata menyimpan rasa lebih pada dirinya.

Shin Ri terus memandang keluar jendela bus, dia benar-benar sangat sedih. Dia tidak tau harus bagaimana setelah ini.

Jungkook tidak boleh mencintainya.

Tidak boleh.

Tak terasa air matanya jatuh begitu saja. Shin Ri takut kehilangan Jungkook.

Sudah pasti setelah ini akan ada jarak di antara mereka berdua dan Shin Ri tidak menginginkan hal itu.

Akhirnya bus sampai pada halte tujuannya. Dia segera turun. Dan melangkahkan kakinya untuk menuju bangunan putih yang tak jauh dari halte itu.

Shin Ri mulai memasukki bangunan itu. Bau-bau obatan dapat dia cium saat pertama kali dia melangkahkan kakinya.

Shin Ri membuka pintu kamar itu, dia mendapati seseorang yang masih terbujur lemas pada bangsal rumah sakit. Dengan infus yang masih menempel pada tangannya dan juga beberapa perban pada tubuhnya.

Kecelakaan kemarin membuat orang tersebut di haruskan untuk di rawat di sini, karena ada beberapa luka yang harus mendapatkan penanganan medis.

Mata orang itu masih tertutup rapat dengan nafas yang teratur. Shin Ri kemudian memasukki ruangan itu dan juga mendekati orang itu.

Shin Ri memegang pelan tangan orang tersebut. Dan mengusap lembut menggunakan ibu jarinya.

"Kau masih tidur? Cepatlah sembuh. Aku sedih melihatmu seperti ini." ucap Shin Ri dan tak terasa setetes air matanya jatuh dan menetes pada tangan orang tersebut.

Shin Ri menghapus air matanya menggunakan kedua tangannya. Dia mengambil nafas panjang lalu tersenyum.

Kemudian dia membuka tas dan mengambil sebuah kotak makan dari dalam tas.

"Aku sudah membuatkanmu bubur, cepatlah bangun."

Namun mata orang tersebut masih tertutup dengan rapat. Membuat tangan Shin Ri bergerak mengusap rambut orang tersebut.

"Aku mencintaimu."

Setelah itu Shin Ri mencoba merapikan selimut yang sedikit berantakan pada tubuh orang tersebut, saat dia mulai memegang selimut itu saat itu juga Shin Ri merasakan ada sebuah tangan yang sedang meraih tangannya lalu menggenggamnya dengan erat.

Lalu orang tersebut membawa tangan Shin Ri dan meletakkannya di atas dadanya. Setelah itu orang yang terbujur pada bangsal itu tersenyum tipis.

"Aku tau kau mencintaiku, dan aku juga mencintaimu." ucapnya masih dengan mata yang tertutup rapat.

Seketika Shin Ri tersenyum mendengar perkataan orang tersebut.

"Kau ternyata tidak benar-benar tidur tadi?"

Orang tersebut membuka matanya perlahan lalu tersenyum pada Shin Ri. "Aku benar tidur tadi, tapi saat air matamu jatuh di tanganku, itu membuatku terbangun."

"Jangan bersedih, lagian aku juga sudah tidak apa-apa."

Shin Ri mempoutkan bibirnya. "Tapi kau masih sakit. Kau masih lemas, lihatlah wajahmu masih pucat."

Orang tersebut berusaha bangun kemudian duduk dan menatap Shin Ri. Lalu mengusap pelan surai hitam milik Shin Ri. "Jangan khawatir dan bersedih lagi, aku sudah baik-baik saja."

Mianhae - JHS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang