Kepada dewi malam yang entah di mana
Aku mau mengadu
Cucak rawa di sangkarku bernyanyi sumbang
Merdunya bukan ditelan gaduh hujan yang jatuh pada atap
Merdunya hilang tak tersisa
Paling-paling menyisakan bunyi bising di telinga
Dan mengecat asa dengan crayon kelabuRumahku ikut merajuk
Warna dindingnya mulai pudar
Mawar merah pada vas keramik di meja ruang tamu merunduk
Air putih di gelas bening tumpah
Tergenang di seluruh lantai
Sampai di bawah kolong tempat tidur
Album metamorfosa kupu-kupu di sana ikut basah
Semua dalam album ikut basah
Untung saja lengkung sabit di tiap bibir masih ada
Meski tidak mungkin lagi ada-nantiDewi malam
Mungkinkah senja tadi mengejekku
Dia elok sekali tadi waktu datang
Setelah senja pergi aku tersungkur pada lingkaran karang ini
Lututku berdarah
Kakiku lemas
Sedikit bergerak terasa pedihDewi malam
Tolong jangan kau ikut mengejekku
Aku sendiri terisak melayu
Redupkan sedikit sinarmu
Aku sedang ingin pura-pura tidak tahu
Kalau matahari memang selalu menyapa malammu
Biar saja aku berpikir kau juga sedang sepertiku
Sama-sama dipaku pada kelabu
Sebab hitam sedang tak ingin kunikmati sendiriKupang-Kos Anggur
2018
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
PuisiAku hanyalah penulis puisi amatiran yang ingin berbagi kisah pada jutaan penikmat senja Tentang jingganya yang terlukis indah pada bibir cakrawala Tentang semburat merahnya sebagai kenangan matahari yang kembali pulang Tentang masa jatuhnya sang pe...