Ini yang selalu aku rasakan ketika aku merasa sendiri.
Ada rasa sesak yang entah muncul mengapa.
Rasa itu datang ketika aku merasa sendiri. Berpikir akan banyak hal. Berpikir apa yang mungkin terjadi, jika aku bertindak seperti ini, atau aku bertindak seperti itu.
Kadang, aku benci diriku seperti ini.
Di saat aku tengah di kelilingi oleh kehidupan sosial pada umumnya. Berteman, bergaul, mengobrol, bercerita, berbagi tawa, berbagi kisah sedih. Aku sempat berpikir. Apa aku orang yang buruk?
Karena nyatanya, aku tidak menceritakan kesedihanku yang sebenarnya.
Aku sering kali merasa canggung akan suatu hal simple yang sebenarnya tidak terlalu penting untuk di pikirkan terlalu keras. Aku sering kali merasa tak nyaman akan suatu hal yang memang sering terjadi pada umumnya.
Anggap aku berlebihan.
Karena ketika aku sendiri, tak merasa punya tempat atau wadah untuk menuangkan segala kegelisahan yang aku punya, rasanya aku benci diriku sendiri.
Aku ingin menangis.
Ini terlalu sakit.
Bahkan aku merasa sulit bernafas.
Tetapi, ketika itu dipikiran lagi, "kenapa aku harus merasa seperti ini?"
Aku mungkin bisa saja bercerita kepada orang yang benar-benar aku percaya. Tapi, setelah aku menceritakan semuanya, apa dampak dari semua itu?
Benar.
Aku selalu memikirkan dampak dari setiap tindakan yang selalu aku ambil. Aku selalu berpikir dampak paling beresiko ketika aku mengambil suatu keputusan besar.
Apa aku mengambil langkah yang benar?
.
Aku, butuh pertolongan.
Tidak, aku tidak akan meneriakkan itu dengan suaraku. Aku tidak akan mengucapkan itu dengan mudahnya.
Aku hanya ingin ada yang peka terhadap apa yang aku rasakan. Ada benar-benar kepedulian terhadapku.
Setelah aku berpikir lagi,
Aku merasa semua itu tidak mungkin.
Karena aku bukan apa-apa dan aku bukan siapa-siapa.
•••

KAMU SEDANG MEMBACA
Unspelled Words
Short StoryIni hanyalah buku berisi kata-kata yang sulit kamu ucapkan dengan lantang. Tak terbatas. Update suka-suka. Copyright (c) by alda alia