AN: Di part ini mungkin nggak ada adegan langsung Abi-Tisa yaa. Ini murni penjelasan soal tema komitmen yang gue angkat. Dan keynote speaker-nya Monika Natawijaya! Hehe
Maaf kalau nggak nalar di kalian soal pendapat gue, ini based on kejadian sehari-hari di lingkungan gue saja.***
07.00 AM, Kuala Lumpur, Malaysia.
Hari ini gue ada pertemuan maha penting dengan salah satu calon penanam modal BenkaBenka disini. Mr. Richard Shah Alam namanya. Blasteran Amerika-Malaysia ini adalah pemilik salah satu jaringan ritel fashion terbesar di Asia Tenggara. Dan kali ini, BenkaBenka mendapatkan kesempatan emas untuk mencicipi campur tangan milyarder satu itu.
Monika, asisten gendheng, belum bangun juga dari hibernasinya. Akhirnya gue memutuskan untuk sekedar work out ringan di lapangan kecil samping pool di hotel yang gue tempati ini.
Pemanasan 10 menit dilanjut dengan work out ringan. Bermaksud untuk meregangkan otot-otot gue yang hampir dua minggu tidak menyentuh ruang fitness dan dinginnya air kolam renang. Dua olahraga itu rutin gue lakukan, minimal seminggu sekali. Dulu saat masih kuliah, bisa tiap hari gue renang karena kebetulan kosan gue dekat dengan salah satu perumahan elit yang memiliki fasilitas kolam renang. Ya, mental mahasiswa banget yang tetap ingin sehat dengan murah dan mudah.
Setelah dirasa cukup, gue akhiri sesi work out pagi ini. Sebelum balik ke kamar, gue memutuskan untuk breakfast terlebih dahulu. Memilih menu American Breakfast, gue duduk di salah satu bangku yang tersedia. Menyesap hangatnya americano, sungguh nikmat. Sudah lama sekali rasanya gue melakukan hal yang sama seperti ini. Bepergian keluar kota ataupun luar negeri sendiri---Monika hanya sebagai asisten---dan menikmati breakfast, lunch, serta dinner seorang diri. Dulu pernah mikir, enak kali ya kalau punya istri, gue pasti nggak bakalan sendiri keluar kota ataupun keluar negeri.
Breakfast dan americano gue sudah tandas. Saatnya kembali ke kamar.
Monika belum bangun juga. Heran gue sih sama dia, kerjaan molor, makan, molor gitu terus, tapi badannya super langsing dan enak dipandang. Pantesan sih Gama doyan. Tapi semoga aja ini orang berdua nggak main-main. Kan nggak sanggup kuping gue dengerin curhatan dua orang satu cerita gitu.
Sesampainya di kamar, gue meraih ponsel yang sedari tadi gue tinggalkan diatas kasur. Gue lihat daftar penggilan yang sudah mencoba ngerusuhin hidup gue pagi-pagi ini.
Mama
Mas Adit
GamaMonika
RettaWait, si Retta again? Ini orang kapan nyerahnya sih? Gue nggak pernah bales-bales chat dia loh padahal selama ini. Kayaknya kudu gue putusin pakai cara beneran deh balik Jakarta nanti.
Satu senyum terbit di bibir gue saat mendapati salah satu chat whatsapp. Dari Tisa.
From: Tisa :)
Lo udah bangun?
Jangan lupa sarapan.
Olahraga gih biar nggak buncit
Jangan molor terus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eensklaps | PUBLISH ULANG VERSI WATTPAD
General FictionKebetulan itu hanya membumbungkan harapan. Jika sudah di puncaknya, manusia menilai alam semesta berkonspirasi untuk mempertemukan sebuah kenyataan. Dan gue, tak menganggap kebetulan adalah sesuatu yang harus gue puja-puja. -Balerin Nastisha (Tisa...