Fanya membuka matanya perlahan. Dia mencoba mengangkat kepalanya namun kepalanya terasa sangat berat sampai tidak sanggup mengangkatnya.
Terlihat angka 06.37 di layar handphone Fanya yang berarti dia sudah telat masuk sekolah. Dibukanya bbm Tasya lalu diketiknya sebuah pesan.
Fanya: Sorry gue nggak ngabarin kalau nggak masuk. Pusing banget.
Tasya: Alan udah bilang kok. Get well really really soon ya baby! nanti kita kerumah lo ya mwah mwah.
Fanya: Thank youu, beb. Ily ily
Tasya: You're welcome sayang. Belajar duu ya.
Fanya: Okaay.
Fanya memejamkan matanya lagi tetapi Fadhil malah masuk ke dalam kamarnya.
"Kenapa lu? gara-gara keujanan ya?" kata Fadhil sambil berjalan masuk ke dalam kamar Fanya dan duduk di kasurnya.
"Iya kali. Eh kok belum berangkat?" Fanya membalikkan badannya menjadi melihat ke arah Fadhil.
"Masuknya kan jam 9 jadi nanti aja. Oh iya, tadi cowo kamu jemput," Fadhil mencubit pelan pipi Fanya.
"Cowo aku? siapa?" kata Fanya sambil mendorong tangan Fadhil dari mukanya.
"Alah sok lupa, yang kemarin itu siapa namanya? Al siapa?" sekarang Fadhil malah menarik hidung Fanya.
"Ih. Alan? demi apa dia dateng? mau jemput gue?" kata Fanya tidak bisa menahan senyumnya.
"Yee malah senyum-senyum. Tadi gue bilang lo sakit, terus katanya semoga cepet sembuh," kata Fadhil lalu memeluk Fanya sambil tiduran.
"Apaan sih bacot," kata Fanya sambil menolak pelukan kakaknya.
"Ih masa di peluk nggak mau sih? kangen tau," Fadhil mengeratkan pelukannya.
"Hahaha yaudah sana. Fanya mau tidur lagi."
"Mandi dulu gih abis itu sarapan, minum obat abis itu baru tidur lagi."
"Kalau mandi nanti nggak ngantuk lagi."
"Udah cepet. Jorok banget jadi anak."
"Yaudah iye ah bawel."
Secara fisik, Fanya memang terlihat cantik tetapi tidak ada yang tau tentang kelakuannya dirumah kecuali keluarga dan teman-teman dekatnya.
Fanya benar-benar perempuan yang jorok. Dia sangat malas jika disuruh mandi walaupun kadang ada niatan untuk mandi. Tetapi tetap saja jika sudah bertemu dengan kasur, niatan itu seperti tenggelam ditelan selimut.
Fanya juga sering sekali bangun disiang hari jika libur. Kecuali ada acara-acara tertentu yang harus diikutinya. Dia juga sangat pemalas. Dia bisa seharian dikamar jika sedang liburan dan hanya memainkan laptop dan handphonenya.
Jam sudah menunjukkan pukul 02.13pm yang berarti sudah jam pulang sekolah. Tidak lama lagi teman-teman Fanya akan datang ke rumah untuk menjenguknya tetapi dia masih tertidur di kasurnya.
Anya membuka pintu kamar Fanya. "Fanya? ini ada temen kamu," Fanya tidak menjawab apapun. "Fanya?"
"Kenapa, Ma?" Fanya membuka matanya dan melihat ke arah pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemakers
Novela JuvenilKetika benci menjadi cinta yang bertepuk sebelah tangan. Dan ketika benci menjadi cinta yang datang terlambat.