Epilog

23.8K 758 23
                                    

"Dulu Mama sama Papa katanya pacaran dari SMA ya?" tanya seorang anak yang sedang duduk bersama kedua orangtuanya.

"Nggak, kita pacaran pas kuliah tapi deketnya udah dari SMA," jelas Alan.

Ya, Alan dan Fanya akhirnya menikah sejak 17 tahun yang lalu. Dan mereka berhasil memiliki satu anak laki-laki yang sekarang sudah berumur 16 tahun.

"Emang kenapa sih nanyain begituan?" tanya Fanya penasaran.

"Pas SMA gitu Mama sama Papa udah saling suka-sukaan?" tanya anak laki-laki itu lagi.

"Papa doang yang suka sama Mama tapi Mama-nya nggak mau ngaku kalau suka sama Papa," jelas Alan.

"Ih, kamu di tanyain bukannya jawab. Emang kenapa nanyain begituan? kamu lagi suka sama orang ya, Lan?" tanya Fanya berturut-turut.

"Apaan sih, Ma? Nolan cuma nanya doang emang nggak boleh?" kata anak yang memanggil dirinya Nolan. Nolan Zarindo panjangnya.

"Ya, abisnya tumben banget kamu nanyain begituan," kata Fanya.

"Awalnya Papa suka sama Mama karena apa? sebaliknya juga deh," tanya Nolan penasaran.

Alan mendecak. "Papa tau banget deh kalau kamu lagi suka sama orang. Emang dikira Papa nggak pernah SMA apa? tapi Papa lagi pengen cerita jadi dulu Papa ngeliat Mama pas MOS dan dia cantik banget tapi ternyata Papa sama Mama pas udah kenal malah musuhan gara-gara sering berantem lah, apa lah tapi karena itu kita jadi deket dan Papa malah nyangkut di Mama."

Nolan mengangguk. "Kalau Mama?"

Fanya menghembuskan nafas panjang. "Cape deh kalau jadi Mama. Mama tuh nyadar kalau suka sama Papa pas kita udah lulus-lulusan dan ternyata Papa kamu bakal kuliah di Amsterdam, kurang sedih apa coba? tapi Papa kamu tuh nggak ngasih tau, ngasih taunya baru pas besoknya dia berangkat, kurang ajar kan. Terus akhirnya dia pergi dan 3 tahun nggak ngasih kabar apapun."

"Papa sadis banget deh," kata Nolan lalu tertawa.

"Biarin, toh ujung-ujungnya kita bersama. Nah, sekarang gantian kita yang kepo-in kamu. Kamu lagi suka sama orang ya?" tanya Alan.

"Gitu deh, tapi temen aku ya, sebut aja A juga suka sama cewe yang sama. Ya, walaupun aku nggak terlalu deket sama A tapi tetep aja nggak enak kalau bilang aku suka sama cewe itu. Nah padahal cewe itu temen aku dari SD jadi kita udah deket gitu tapi .... ah tau ah," kata Nolan panjang lebar.

Fanya mengangkat satu alisnya. "Cinta segitiga ya ceritanya?"

Alan tertawa. "Jadi inget waktu ngerebutin kamu, Nya."

"Alan, kamu berisik. Lan, kamu disini harus bisa milih sahabat atau gebetan kamu. Kamu harus milih, kamu mau ngalah atau berjuang untuk dapetin cinta kamu," jelas Fanya kepada anaknya.

"Tapi masa mungkin sih, Ma aku suka sama sahabat aku sendiri? kita tuh deket udah bener-bener kayak sahabat gitu," kata Nolan.

"Yah, turunan deh dari Mama, nggak percaya sama cinta. Eh bukan nggak percaya sama cinta tapi nggak percaya kalau kita bisa jatuh cinta ke siapa aja dan kapan aja," kata Alan.

Nolan mengerutkan dahinya. "Tapi kan emang nggak mungkin kalau suka sama sahabat sendiri, Pa. Aku juga bingung sih sebenernya aku suka sama dia atau sayang karena sahabat gitu."

"Pasti suka," kata Alan yakin.

Fanya melirik Alan. "Sok tau."

"Lah, bukannya sok tau. Tapi siapa sih yang bisa menahan perasaan? kita juga nggak tau kan kapan perasaan itu dateng? kita juga nggak tau kan kenapa perasaan itu bisa dateng? kadang juga perasaan itu dateng ke orang yang salah. Ya, mungkin suka sama sahabat sendiri tuh emang rada salah karena kamu bisa kejebak friendzone tapi mau apalagi coba? perasaan nggak ada yang bisa menahan dan setau Papa sih nggak ada persahabatan cewe sama cowo. Berdasarkan pengalaman, pasti salah satunya suka sama yang satunya lagi," jelas Alan panjang lebar.

Nolan mengangguk. "Oh gitu ya? nggak tau deh, aku belum yakin."

"Kalau kamu emang suka sama dia, perjuangin. Mau temen deket kamu suka juga kek, apa kek, nggak usah peduli yang penting kamu bisa dapetin dia," kata Alan.

Nolan tertawa. "Papa kayak motivator aja sih. Yaudah ya, aku mau tidur dulu. Night, Ma, Pa."

"Night," kata Alan dan Fanya bersamaan.

"Jadi keinget aku sama Al," kata Alan setelah Nolan masuk ke kamarnya.

Fanya memutar bola matanya. "Nanti dia berantem lagi kayak kamu sama Al."

Alan menatap Fanya dalam-dalam. "Biarin, yang penting aku bisa dapetin kamu dan ujung-ujungnya bisa baikkan juga sama Al."

Apakah kalian percaya jika benci bisa menjadi cinta?

**********

Hai hai ternyata dipost hari ini juga HAHA. MAAF AKU NGGAK BISA BIKIN EPILOG HUAHUA.

***

Valen and Noura :
Cowo dingin dan jutek yang ketemu sama cewe super toa dan bawel. Pertemuan ini nggak sengaja karena ayah mereka yang satu kantor dan lagi liburan bareng di tempat pemancingan. Tetapi karena ayah dari keduanya nggak percaya kalau mereka bisa mencari pacar yang benar, akhirnya ayah mereka sepakat untuk menjodohkannya secara diam-diam.

Ya, kira-kira begitulah cerita Valen and Noura yang sebenernya masih nggak tau akan di post kapan tapi pasti di post kok secepatnya:)

TroublemakersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang