Five

16K 888 2
                                    

Bel masuk sudah berbunyi. Mereka-Troublemakers- tidak langsung masuk kelas. Mereka malah membeli minuman lagi. Mereka tidak peduli akan telat atau hukuman yang akan diterima. Lagian jika dihukum juga tidak sendiri-sendiri.

Fanya dan teman-temannya berjalan ke kelas. Dilihatnya dari kaca luar bahwa di kelas anak-anak sudah duduk rapih dan sepertinya sedang mendengarkan guru yang ada di depan. Mereka masuk tanpa merasa bersalah sedikitpun.

"Kalian itu telat terus ya masuknya. Keluar kalian sampe jam pelajaran Ibu selesai. Jangan masuk kelas sebelum bel selesai pelajaran Ibu berbunyi," guru yang sedang mengajar itu terlihat sangat kesal melihat kelakuan muridnya itu.

"Keluar? oke," Fanya menjawab asal. Pasti ada rencana lain yang sudah direncakan oleh dirinya sendiri jika dihukum. "Kantin yuk."

"Gila lo lagi dihukum malah--" omongan Sarah langsung dipotong oleh Fanya.

"Dia nyuruh kita keluar kan nggak boleh ke kelas? yaudah ke kantin aja lah, apa salahnya? dia nggak bilang kita nggak boleh ke kantin kan?"

"Iya juga sih. Yaudah yuk," yang lain mengangguk mengiyakan perkataan Fanya.

Mereka duduk ditempat biasa seperti ketika sedang istirahat. Mereka hanya membeli minuman dan mengobrol. Mereka benar-benar banyak sekali mengobrol, mungkin bisa habis banyak part jika ingin membahas semua obrolan mereka.

Ketika sedang tertawa terbahak-bahak, tiba-tiba saja guru bk melewati kantin dan melihat mereka semua. Alhasil mereka semua dibawa keruang bk.

Tidak terlihat muka ketakutan sedikitpun di wajah mereka. Itu merupakan sesuatu yang wajar dan sangat mudah untuk diatasi oleh anak-anak pembuat masalah tingkat atas.

"Kalian ngapain di kantin? ini kan sudah jam pelajaran," kata guru bk yang tidak diingat namanya itu.

"Tadi kita ke toilet jadi masuknya telat gitu, Bu," Nata memulai aksi berbohongnya.

"Iya, terus pas masuk kelas gurunya malah nyuruh kita keluar sampe jamnya abis, Bu," gantian Sarah yang berbicara.

"Bu, gini ya kan gurunya bilangnya 'keluar kalian sampe jam pelajaran selesai. Jangan masuk kelas sampe bel selesai pelajaran Ibu bunyi' gitu lho," sekarang gantian Tasya yang angkat bicara. Dia memang pandai meragakan gaya seseorang.

"Jadi dilarangnya buat masuk ke kelas, bukan dilarang ke kantin," sambung Fanya langsung setelah Tasya selesai bicara.

"Kalian--" omongan guru bk itu langsung dipotong oleh Melinda.

"Lagian emang dikira saya nggak aus apa, Bu? manusia butuh air. Emang Ibu mau kita mati keausan? dehidrasi gitu Ibu mau tanggung jawab? nggak kan?" walaupun bodoh, tetapi dia juga sering berguna untuk mencari alasan-alasan seperti itu.

Guru bk itu diam. Tidak ada yang berbicara lagi setelah itu. Selama lima menit mereka semua diam.

Mungkin guru itu juga sudah bosan dengan kelakuan mereka lagian juga mereka tidak salah sepenuhnya, memang tidak ada kata larangan untuk ke kantin.

"Kita boleh keluar sekarang, Bu?" tanya Fanya yang tidak betah berada di dalam ruang bk.

"Ya sudah, boleh tapi jangan berisik."

Mereka hanya mengangguk dan langsung pergi meninggalkan ruang bk. Belum terdengar bel sekalipun sejak istirahat dan itu berarti pelajaran dikelasnya belum sampai satu jam dan mereka masih bisa duduk-duduk sambil mengobrol di kantin.

Bel akhir pelajaran sudah berbunyi dan itu tandanya mereka harus segera masuk ke kelas.

Banyak anak-anak yang menanyakan apa yang mereka lakukan ketika diluar dan ternyata itu semua karena guru bk yang memanggil mereka masuk ke kelas dan memberitahu guru yang mengajar tentang mereka. Mungkin ada beberapa anak yang mendengarnya.

TroublemakersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang