17

32.8K 1.7K 159
                                    

"Pacar lu"

"Hah? Ada apa pacar gue? Gue ga ada pacar"

"Lu pacaran sama Jansen yang notabene nya pacar Cantika kan?"

***

"Sejak kapan gua jadi pelakor?"

"Tadi sebelum gua jalan keluar gua sempet dengar Jansen pergi beli minum, dan gua jalan kesini trus ajak lo juga. Gue lihat lu sama orang pake kata pacar pacar dan suara nya mirip Jansen"

"Evan mirip doang bukan berarti iya"

"Tapi tetap aja kan bisa jadi itu emang dia, lu kenapa mau sama orang idiot kek Jansen? Kenala harus pacar sodara lu sendiri? Kenapa ga gue aja?"

Vira tak langsung menjawab, ia bingung harus darimana menjelaskan kesalah pamahan yang di perbuat Evan. Ia tidak mungkin kan pelakor sodara sendiri? Ia sadar diri dan sifat nya tidak seperti itu

"Kok diam? Diam berarti iya"

Dari pada menjelaskan masalah tidak jelas itu, ia lebih memilih meninggalkan Evan yang sedang memainkan bola basket di tangan nya itu. Tak peduli teriakan nya yang mengundang tatapan bingung dan kesal dari warga sekolah.

"Yakali gue pacarin si Jansen" Vira berjalan sambil menendang kaleng minuman yang ada di dekat kaki nya. Melirik ke arah gerry yang sedang menatap nya nakal, ia mendekati cowo tersebut dengan santai lalu duduk di sebelah nya. Menatap langit yang mau menurunkan hujan

"Udah puas mesra mesra sama ketua osis? Ga tau ya bahwa ada yang sakit hati? Putus aja kalau saran gue Vir"

"Mau lu apa Ger? Selalu minta gue putus, lu suka kan sama pacar gue? Lu kelainan jangan sama punya gue, banyak orang lain"

"Iya gue kelainan makanya lu putus aja sana" Gerry memandang Vira gusar. Vira yang mengetahui Gerry menyukainya hanya membuat diri nya tampak bodoh agar lelaki itu tidak sakit hati.

"Udah ah gue mau ke kelas baru pulang, bosen sekolah itu itu aja kerjanya mending gue main dirumah. Gua duluan ya Ger: Vira melambaikan tangan nya lali berjalan menunu kelas, sampai di kelas ia baru sadar pelajaran fisika dan guru yang mengajari nya seorang laki laki yang tampan menurutnya.

"Permisi pak maaf telat tadi di toilet rame banget" Frans nama guru fisika tampan itu, ia tak merespon Vira melainkan tetap mengajari para murid yang sedang menyimak. Entah pelajaran atau orang yang menjelaskan pelajaran itu

Merasa di abaikan, Vira langsung masuk tanpa persutujuan siapa pun. Niat melarikan diri tidak jadi karena ada penyemangat nya yaitu pak Frans

"Siapa yang menyuruh kamu duduk?" Frans berbicara sambil meneruskan aksi mencatat nya. "Eng.. anu pak si Franda tadi yang suruh! Iya Franda nih pak" Franda yang kaget pun tidak terima atas pemfitnaan nama baik nya

"Apaan gue duduk dari tadi, fitnah ini pak fitnah si Vira aja yang masuk sendiri" Vira mendengus kesal karena tidak ada nya kesetiakawanan antara mereka berdua

"Salahnya si bapak karena tidak merespon saya, saya tau kacang murah tapi jangan di sebar luas kan pak! Nanti mereka keenakan jadi nya ga beli kacang lagi. Kasian yang nanam kacang mereka bisa rugi, dan bapak akan kena sanksi karena telah membuat kehidupan ekonomi mereka menu-"

TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang