5 - Are You Insane?

1.4K 256 61
                                    

---

Aku pernah memiliki seorang kekasih. Lama, sampai setiap kami datang ke pernikahan salah satu teman atau kolega mereka tidak akan berhenti menanyakan kapan kami akan menikah. Aku paham atas itu, lagi pula aku dan dirinya sudah berpacaran 10 tahun lamanya. Kami bukannya belum siap, hanya saja aku tidak tahu kenapa dia tidak kunjung melamarku.

Di atas aku bilang pernah, kan? Ya, kami sudah putus sebulan lalu. Alasan? Ia memiliki orang lain disisinya selama 1 tahun terakhir sebelum kami putus. Kalau saja ia ingin memperbaiki kesalahannya dan meminta maaf padaku, aku mungkin akan memberikan kesempatan kedua padanya. Aku tidak suka waktu 10 tahun yang ku lewati bersamanya terbuang begitu saja.

Tapi kenyataannya si Kwon itu—sekarang aku memanggilnya begitu—hanya memutuskanku lalu berlalu begitu saja. Saat itu aku marah tentu saja. Aku ini manusia yang memiliki hati untuk merasa bukan hanya pajangan.

Enak saja main pergi begitu! Memangnya aku ini batu yang akan diam saja saat diinjak-injak?! Maka itu ia aku hadiahkan segelas teh lemon di atas kepalanya itu lalu aku segera pergi ke luar dari kafe yang waktu itu kami kunjungi.

Menurutmu aku tidak sedih?

Sedih tentu saja. Aku bahkan menangis 1 minggu penuh di apartemen sahabatku tercinta yang bernama Choi Minki tapi kita panggil saja Ren. Aku tidak berani kembali ke apartemen kami meskipun si Kwon itu bilang ia sudah pindah dari sana. Semua bajuku dan peralatan lainnya, Ren dan kekasihnya Jonghyun yang mengambilkan.

Sekarang aku tinggal diapartemen baruku. Yang lama entah digunakan untuk apa. Kami tidak menjualnya namun tidak ada yang menempatinya juga. Apartemen itu dibiarkan kosong, tidak berpenghuni layaknya hatiku saat ini. Aku tidak ingin membukanya dalam waktu dekat. Mungkin nanti, tapi entah kapan.

Menyesal atau tidak putus dari si Kwon brengsek itu?

Sebenarnya aku tidak tahu. Aku menyesal akan banyak hal. Contohnya menyesal karena sudah membuang-buang waktu 10 tahun yang malah berakhir perpisahan. Aku juga menyesal karena tidak tahu lebih awal mengenai perselingkuhan si Kwon itu dengan lelaki campuran China-Korea itu. Dan masih ada banyak lagi penyesalan yang aku alami sejak kejadian putusku dengannya.

Tapi aku banyak belajar semenjak kejadian itu. Dibantu Jisung hyung dengan nasihatnya, aku akhirnya memulai hidup baruku tanpa si Kwon itu yang sudah menemaniku selama 365 hari dikali 10 itu. Setelah dicoba ternyata tidak sesulit itu. Lagi pula hidup bukan hanya untuk berkencan, kan?

Aku harus terbiasa melakukan semuanya sendiri. Biasanya dipagi hari aku akan memasak dan si Kwon itu yang akan mencuci piring. Aku mencuci pakaian kami dan si Kwon yang menjemurnya. Aku membersihkan toilet seminggu sekali dan si Kwon itu merapikan bagian yang lain. Sekarang semuanya aku tanpa bantuan siapa-siapa. Tak apa, hitung-hitung jadi lebih mandiri kalau kata Seongwoo.

Sebulan ini hidupku tidak buruk—kecuali seminggu setelah putus. Semuanya berjalan dengan baik. Bosku tetap selalu puas dengan pekerjaanku. Saat sabtu-minggu biasanya kalau tidak dirumah, aku pergi dengan teman-teman untuk sekadar membuang penat. Intinya aku ini termasuk orang yang sabar dalam menghadapi takdir Tuhan.

Tapi hari ini, teman-temanku sedang ada kencan dengan kekasihnya yang kelebihan hormon itu. Kalau sudah begini, saat bosan aku hanya bisa keluar sendirian. Tak apa sih, aku mungkin bisa ke kafe yang baru dibuka tepat di depan apartemenku ini. Siapa tahu enak dan suasananya bagus.

Tanpa perlu berlama-lama, aku dengan kaos putih, jeans panjang dan sepatu kets yang dibalut mantel coklat selutut itu keluar menuju kafe. Tidak terlalu ramai ternyata dan dekorasi yang bernuansa Yunani kuno itu terlihat sangat keren menurutku. Baguslah, aku jadi bisa sering ke sini untuk minum coklat panas.

SECRET ft. minhyunbin✧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang