Hari dimana hujan deras itu turun, aku masih bisa mengingatnya dengan jelas.
~~~
Hyunbin menatap jauh ke atas langit dengan telapak tangan yang melindungi matanya dari cahaya. Tetesan air mulai jatuh membasahi wajahnya, sehingga mau tidak mau ia harus mencari tempat yang teduh segera.
Ia memilih sebuah rumah terdekat di antara banyaknya pohon besar yang ada. Tujuannya berjalan-jalan keliling Korea Selatan dengan jalan kaki sepertinya harus ditunda dulu untuk hari ini.
Hyunbin berlari menuju rumah bercat abu-abu dan hitam itu dengan cepat karena hujan ini bertambah deras setiap detiknya.
Rumah bertingkat dua itu terlihat sedikit menyeramkan karena berdebu, apalagi sarang laba-laba sudah memenuhi setiap sudut di sana.
Walaupun rumah itu dipagar, Hyunbin tetap bisa berteduh karena atapnya cukup luas. Ya, setidaknya sebelum sebuah suara membuat dirinya kaget setengah mati.
"Permisi, kau sedang apa di depan rumahku?"
"A-ah! A-aku hanya b-berteduh..." jawab Hyunbin bergetar ketika melihat seorang pria yang mungkin seumuran dengannya--entahlah--sudah duduk di kursi teras dengan bantal berwarna biru di tangannya.
Dari yang Hyunbin lihat, pria itu memakai piyama serba putih dan terlihat memeluk bantal itu sangat erat.
"K-kau baru bangun tidur?" tanyanya hati-hati.
"Tidak. Aku jarang sekali tidur dan semua pakaianku seperti ini. Aku penasaran bagaimana rasanya memakai jaket yang kau pakai itu."
Pria itu menunjuk pada jaket biru tua yang dipakai Hyunbin, dan Hyunbin mengikuti arah jari telunjuknya.
"Kau tidak punya jaket?" Pria itu menggeleng pelan.
Hyunbin jadi sedikit kasihan pada pria itu, jadi ia melepas jaketnya dan menyodorkannya pada pria itu.
Tapi jarak mereka cukup jauh mengingat banyaknya ruang kosong dari kursi hingga keluar pagar.
Pria itu tiba-tiba berdiri, berjalan langkah demi langkah menuju Hyunbin.
"Ini."
Hyunbin kaget bukan main saat pria itu menyodorkan bantal birunya. Seakan tahu ekspresi kebingungan Hyunbin, pria itu berkata, "Agar kita seimbang. Jaketmu untukku dan bantalku untukmu."
Kini pria bermarga Kwon itu mengerti. Sebenarnya ia ingin menolak penawaran pria itu, tapi percikan cahaya dari manik pria itu benar-benar memaksanya untuk menerima.
"T-terima kasih."
Pria itu tersenyum, lalu memakai jaket Hyunbin.
"Terima kasih kembali. Jaket itu ternyata hangat..."
"Ya, hangat sekali. Apalagi kalau sudah hujan seperti ini."
Hyunbin terdiam setelah mengatakan itu. Ia berjengit begitu sesuatu menyentuh lengannya, tangan dingin pria itu.
"Ada apa?"
Pria itu tidak menjawab. Ia sibuk meraih tangan besar Hyunbin dan menggenggamnya dengan erat.
"Aku hanya penasaran bagaimana rasanya menggenggam tangan seseorang. Tanganmu hangat, aku suka."
"Dan tanganmu benar-benar pucat dan dingin. Tunggu," Hyunbin mengeluarkan sesuatu dari kantung celananya, "hotpack untukmu. Jaga dirimu tetap hangat, oke?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET ft. minhyunbin✧
Fanfiction[ONESHOOT/DRABLLE COMPILATION] #14 - No Words Needed Sebuah catatan dari pelayaran-pelayaran singkat kami. Selamat menikmati!