You in Me

687 77 25
                                    

Masih terekam dalam ingatan bagaimana menyakitkannya perkataan pemuda Jeon padanya malam itu. Dingin menusuk tulang dengan ucapan menusuk hati ia terima. Terlebih ayahnya benar-benar dipenjara karena tidak mempunyai cukup bukti untuk membebaskan ayahnya.

Ia dan ibunya harus berjuang hidup sederhana berkat para penyita yang telah mengambil rumah serta harta yang tersisa.

Ia pun harus pindah sekolah karena tidak mampu membayar biaya sekolah favorite yang mahal.

.

Kehilangan? Tentu saja. Itu yang dirasakan Jeon Jungkook ketika Kim Hana-nya menghilang.

Ia kehilangan sosok yang selama ini menempel padanya. Berkata aku menyukaimu, jadilah pacarku dan sebagainya. Awalnya ia merasa risih. Namun, lama-kelamaan ia merasa nyaman dengan gadis itu disisinya. Hingga kejadian memilukan itu terjadi ia harus membuat gadisnya membencinya agar tak tersakiti oleh ayahnya.

.
.
.

BOOMMM!!!

Benar saja kata Jeon Jungkook. Bom itu benar2 meledak meskipun semua kabel telah diputus dan password telah di reset.

Puing-puing bangunan yang terkena cipratan ledakan runtuh mengenai manusia yang ramai dibawahnya.

Beruntungnya puing-puing bangunan tidak sebesar bongkahan yang siap menelan korban.

Detik-detik terakhir Jeon Jungkook sempat melempar bom keluar dari jangkauan gedung dan meledak tanpa memakan korban. Beruntung juga itu merupakan bom dengan skala ledakan kecil. Namun, jika sampai meledak di titik tertentu tentu akan memakan korban.

Meskipun begitu manusia dibawah sana sudah mondar mandir kalang kabut menyelamatkan diri.

2 detektif yang berada di tempat kejadian langsung berlari menuju sumber ledakan.

Wanita dalam pelukannya kini juga selamat. Ia masih bisa melihat paras ayu si gadis.

"Aku sudah bilang bom itu tidak bisa di jinakkan"

Pria Jeon itu mengelus puncak kepala gadisnya.

"Jangan mencari kesempatan dalam kesempitan Jeon Jungkook" ujar gadis itu seraya mendorong kasar tubuh pria di depannya.

"Aku hanya melindungimu. Itu yang seharusnya aku lakukan 5 tahun yang lalu namun urung kulakukan"

Gadis itu hanya diam hendak pergi namun pergelangan tangannya lagi-lagi ditahan oleh pria Jeon itu.

"Apa kau tidak apa-apa? Lenganmu tertembak kan? Lihat lukamu. Jangan bergerak atau lukamu semakin melebar"

Tanpa persetujuan gadisnya, pria Jeon itu menarik tangan gadisnya. Tak lembut namun tak juga kasar.

Meronta? Sudah dipastikan. Gadis itu meronta digandengan Jungkook. Namun tangannya malah ngilu tah tertahan.
Ia memilih menurut.

Dokter sudah membalut luka di lengan gadis itu. Pria Jeon membawa gadis itu ke rumah sakit untuk mendapat perawatan. Namun, si Jeon tak kunjung mendapat perawatan.

"Mengapa kau disini? Mengapa tak meminta perawatan juga?"

Si gadis bertanya dengan nada tak suka.

"Aku tidak terluka"

Padahal karena hantaman tinju para penjaga bom tadi ada sedikit luka gores pada pelipisnya.

"Berkacalah" ujar gadis sambil memalingkan muka.

"Astaga. Berani-beraninya bajingan itu melukai wajah tampanku!!!"

"Cihhh dasar!!!" Hana mendecih namun masih terdengar oleh Jungkook.

Eyesight | BTS FF JEON JUNGKOOK ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang