4. Bingung

147 91 89
                                    

Alma terus saja memikirkan perkataan Ara, ah...tidak. Lebih tepatnya permintaan Ara untuk menjadikannya sahabat.

Mungkin bagi sebagian orang, mudah menerima atau menganggap orang yang baru dikenalnya sebagai teman dekat bahkan sahabat. Namun Alma tidak bisa seperti itu, Alma tidak mudah menerima orang baru.

Bukannya sombong atau pilih-pilih teman, hanya saja ia sedikit takut karena selalu dikecewakan ketika dia menganggap seseorang sebagai sahabatnya.

Mereka selalu bersikap baik, selalu mendengarkan curhatan Alma dan bersikap layaknya seorang teman dekat. Namun di belakang malah membicarakannya, mengolok-oloknya.

Alma tahu hal itu namun ia hanya diam, dia hanya ingin tau sampai mana mereka akan bersandiwara. Hingga lama kelamaan Alma mulai lelah akan sikap mereka yang semakin menjadi, hal itulah yang membuatnya tidak ingin terlalu dekat dengan orang lain. Alma malas berteman dengan orang yang manis di depan, tapi busuk di belakang.

Namun, ia juga tidak bisa membohongi perasaannya. Bahwa ia kesepian, ia juga ingin seperti remaja pada umumnya yang memiliki seseorang untuk berbagi. Apa ini saatnya Alma untuk membuka diri kembali? namun bagaimana kalau ia harus kembali merasakan pahitnya dikecewakan seseorang yang telah dia anggap sahabat? Alma bingung. Dia ingin tapi takut.

"Al, lo gamau pulang?" Tegur Ara, menyadarkan Alma dari lamunannya.

"Hah? Pulang?" Tanya Alma seperti orang linglung.

Terlalu asik dengan pikirannya, hingga membuat Alma tidak sadar bahwa anak OSIS telah selesai berbicara, dan sekarang saatnya pulang. Entahlah apa yang anak OSIS bicarakan Alma benar-benar tidak mendengarkannya.

"Lo kenapa? lo abis ngelamun ya? makanya jadi kaya orang linglung gitu."

"E .. eng .. engga kok, gapapa" Alma menjawab dengan terbata, dan diakhiri senyum yang terasa kaku.

"Lo jangan bohong! omongan gue tadi gausah dipikirin, gue paham kok. Kita baru kenal juga, ikutin alur aja" ucap Ara diiringi senyum hangatnya.

"Sorry ya, Ra." Alma memandang Ara dengan tatapan menyesal.

"Santai aja lagi"

"Kalian ngomong kaya gitu, kaya cowo abis ditolak cewe masa. Gausah kebanyakan drama deh! Ra ayo balik!" Ketus Shania

"Al, gue sama Shanin balik duluan ya. Oh iya, lo balik sama siapa?" Tanya Ara sebelum pergi.

"Gue balik sendiri kayanya."

"Kalo gitu bareng aja sama kita," ajak Ara, sementara Shanin hanya memandang malas ke arah Alma.

"Gausah, lagian rumah kita ga searah." Tolak Alma dengan halus.

"Yakin?" Tanya Ara,yang membuat Alma menganguk. "Yaudah deh kalo gitu, kita duluan ya. Dah." Ara melambaikan tangan sebelum Shanin menyeret Ara agar cepat pulang, Ara dan Shanin pulang bersama dikarenakan rumah mereka yang memang bersebelahan.

Setelah menatap kepergian Shanin dan Ara, Alma pun melangkahkan kakinya menuju gerbang.

***

Alma duduk sendirian dengan lesu di tempat duduk yang disediakan di halte dekat sekolahnya, murid-murid lain sudah pulang, ada yang membawa kendaraan sendiri dan ada yang di jemput.

Tadi juga ada beberapa murid yang Alma kenal mengajaknya untuk pulang bersama, namun Alma tolak dengan alasan sedang menunggu jemputan, padahal tidak ada yang menjemputnya karena Ayah dan Bundanya sedang sibuk.

Alma menolak karena selain takut merepotkan juga karena Alma merasa canggung, sebab mereka baru saling mengenal dan tidak terlalu akrab.

Alhasil dia di sini duduk sendirian, dengan otak yang masih memikirkan ucapan Ara.

"Ekhem" dehaman seseorang mengagetkan Alma yang sedang melamun, dan membuatnya menoleh ke asal suara.

"Kak Raka? ngapain di sini kak?" Dahinya mengernyit bingung.

"Jualan pecel" jawab Raka asal.

"Wah, kebetulan banget kak. Aku lagi laper nih, aku mau beli dong pecelnya," Raka hanya memandang Alma tidak percaya.

"Buset deh, gampang banget sih lo dikibulin orang. Gue bercanda kali, masa iya gue dagang pecel."

"Yahhh, jadi Kaka ga jual pecel? Terus Kaka jual apa dong? Ketoprak ada?" Alma kembali bertanya dengan wajah polosnya.

"Ck. Gue ga jualan apapun, tapi kalo lo masih nanya gue jualan apa gue bakal jawab gue jual ginjal lo. Puas?" Berbicara dengan Alma sungguh menguras kesabaran, baru sehari saja Raka mengenal Alma, rasanya dia ingin mencekik Alma.

"Kaka segitu butuh duit ya, sampe harus jual ginjal orang segala? Kaka punya hutang? Yaampun kak, jual organ tubuh itu dosa! Kaka mau masuk neraka? dari pada dosa mending Kaka kerja, jualan pecel juga gak papa kok gausah gengsi kak. Pecel enak kok apa lagi pecelnya Mbak Inem yang didepan komplek.

Nanti Kaka bisa belajar dari mbak Inem caranya menjadi penjual pecel yang baik dan benar" Raka dibuat melongo dengan ucapan Alma yang panjang kali lebar itu, sungguh rasanya batas kesabaran Raka sudah di ujung tanduk.

'jitak pala anak orang sampe koma dosa gak sih?'

"Serah lo serah, cape gue ngomong sama lo!"

"Kalo capek sini duduk kak, banyak tempat kosong kok, kalo mau duduk di pelaminan sama aku juga boleh. Hehe." cengir Alma.

Habis sudah kesabaran Raka, namun ketika Raka akan meledakan emosinya, bus yang sedari tadi ditunggu oleh Alma pun tiba.

Alma bangkit dari duduknya lalu menoleh pada Raka, "kak Raka pulang naik apa?".

"Dijemput" balas Raka dengan nada yang ketus.

"Kalo gitu selir hatinya Justin Bieber duluan ya, soalnya Limousine yang Justin kirim udah dateng. See you kak" pamitnya, ketika sudah ada di dalam bus Alma memilih duduk di dekat jendela agar dapat memandang keluar, kemudian melambaikan tangannya bak putri raja.

"Bye Kak Raka," Alma melambaikan tangan kearah Raka, "Oh iya, kak Raka kalo mau belajar jadi penjual pecel yang baik dan benar bilang aja sama aku nanti aku minta mbak Inem ajarin kaka." ucap Alma dengan suara yang tidak bisa dibilang pelan, membuat beberapa orang di dalam bus memandangnya dengan aneh.

"Dasar cewe gila! bus dikata Limousine. Pas pembagian otak kayanya itu orang telat, jadi cuma kebagian keraknya doang" Raka menggelengkan kepala dengan tangan yang mengusap dada.

***

Behahaha. Tambah gaje yaw.
Ini gue sebenernya lagi ice mosi gegara story gue yg judulnya 'friendshit' kehapus, soalnya gue lagi ga fokus gitu alhasil cerita itu syudah tydack ada.huhu syedih acu.

Jangan lupa vomment ya;)

Kasih kritik dan saran juga,biar tulisan acu bisa lebih rapih;)

Salam manjah dari selir hatinya Raka.Tatah✋✋✋

FLAT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang