Di tengah lapangan basket yang berukuran cukup luas itu terlihat Raka dan kedua temannya sedang bermain basket, hingga kedatangan seorang siswi menghentikan kegiatan mereka.
"Kak Raka." panggil siswi dengan name tag Risma Ayu. Raka hanya menaikan sebelah alisnya, seolah berkata 'apa?'. Mengerti dengan maksud Raka, Ayu segera menjawab.
"Emm, itu kak... Anu..." ditatap oleh seorang Raka Abraham membuat siswi kelas 10 itu gugup setengah mati.
"Anu apa nih? Mau ngajak anu-anu?" celetuk Ardo.
"Ambigu lo," ucap Aksel, yang baru saja menggeplak kepala Ardo sehingga Ardo mengaduh.
"Kenapa?" tanya Raka kepada Ayu.
"Itu kak, kak Dinda lagi berantem di kantin." Jelas Ayu.
Mendengar itu Raka menghela nafas berat, lalu segera melangkahkan kaki panjangnya menuju kantin dan diikuti kedua temannya.
PLAKK
Baru saja mencapai pintu kantin, hal pertama yang dilihatnya adalah Dinda menampar seorang gadis berambut panjang.
"Dinda! Lo apa-apaan sih? Ini sekolah, bukan tempat buat berantem." bentak Raka.
Raka menolehkan kepalanya ke arah gadis yang baru saja menjadi korban tamparan Dinda, Raka sedikit terkejut saat mendapati sudut bibir gadis itu mengeluarkan darah. "Kalian, bawa temen lo ke UKS!" titah Raka, Raka mengenal satu diantara tiga gadis di hadapannya ini. Alma, adik kelas yang pernah dia hukum keliling lapangan saat masa orientasi lalu.
Ketika Alma dan dua temannya pergi, pandangan Raka beralih kembali pada Dinda. "Lo, ikut gue!" perintah Raka.
Dinda bergeming di tempat
"Dinda! Lo denger gue gak? Ikut gue!" Raka pergi meninggalkan kantin dengan Dinda yang mengekor di belakangnya.
°°°
"Dinda, Lo itu kenapa sih?" tanya Raka pada Dinda yang sedang duduk santai dengan mata yang terpejam, menikmati semilir angin di siang hari. Saat ini mereka berdua berada di atas rooftop sekolah, yang jarang di kunjungi oleh murid di sekolah ini.
"Gue udah bilang sama lo, mereka duluan yang cari gara-gara sama gue."
Raka menghela nafas, membuka jaketnya lalu menyodorkan jaket hitam dengan logo A di sebelah dada kirinya itu kepada Dinda.
"Pake jaket gue, daleman lo nyeplak." Raka mengalihkan tatapannya, wajahnya memerah malu karena melihat sesuatu yang tak semestinya ia lihat. Pakaian Seragam Dinda basah karena disiram oleh adik kelasnya tadi, sehingga menampakan dalamannya.
Dinda segera memakai jaket yang disodorkan Raka, untuk menutupi dalamannya.
"Din, kelakuan lo barusan itu udah kelewatan. Tolong hargain gue sebagai Ketua Osis disini! Selama ini gue diemin lo yang sering labrak adek kelas, karena lo sahabat gue. Tapi tadi? Itu udah bener-bener kelewatan, Lo udah berani main fisik."
"Udahlah, gue emang selalu salah di mata semua orang. Gaada yang peduli sama gue." Dinda bangkit dari duduknya, melihat itu tangan Raka dengan sigap menarik lengan Dinda.
"Bukan gitu, Din. Gue peduli sama lo, makanya gue gak mau lo terlibat masalah. Jangan ginilah Din, jangan kaya anak kecil!" Dinda melepaskan tangan Raka yang menggenggam lengannya, "Gak usah sok peduli, lo itu sama aja kaya mereka." Setelah mengatakan itu, Dinda pergi meninggalkan Raka sendirian di atas rooftop. Raka mengacak rambutnya, lalu menyusul Dinda.
°°°
Spesial part Raka dan Dinda, gimana?
Dibutuhkan kritik dan saran
Terima kasih sudah berkunjung
Jangan lupa mampir kembaliSalam dari author amatiran, yang lagi boring.

KAMU SEDANG MEMBACA
FLAT
Teen FictionAlma mulai bosan dengan kehidupannya yang monoton. Sekolah → Pulang → di kamar → sekolah lagi begitu terus sampai Taylor Swift dan Katy Perry duet lagu perdamaian nya Arman Maulana. Di tahun ajaran baru ini Alma memasuki kelas 10 SMA. Dan Alma berha...