7. Kantin

92 42 39
                                    

Masa Orientasi Siswa telah selesai sejak dua Minggu yang lalu, kegiatan belajar mengajar pun sudah dilaksanakan sejak berakhirnya MOS. Tamara, Shanin, dan Alma berada disatu kelas yang sama yaitu X-2.

Tetttt tetttt

Suara bel tanda istirahat berbunyi, "baiklah, anak-anak. Jangan lupa tugasnya dikumpulkan Rabu depan ya!" Ucap Bu Eni, guru sejarah mengakhiri materinya.

"Alma, bisa bantu saya mengembalikan buku paket ini ke perpustakaan?"

"Baik, Bu." Alma mengangguk, Bu Eni pun keluar dari kelas. Anak-anak yang lain juga sudah keluar dari kelas, ada yang langsung ke kantin dan ada yang sekedar mengobrol di koridor sekolah.

Alma bangkit dari bangkunya, untuk mengembalikan buku ke perpustakaan. "Mau gue bantuin?" Ucap Tamara menawarkan bantuan.

"Gak usah, kalian duluan ke kantin aja! Nanti gue nyusul."

"Yaudah deh, kita duluan ya." Alma mengangguk, Tamara dan Shanin pun meninggalkan Alma. Lalu, Alma membawa buku paket itu sendirian, menuju perpustakaan.

Setelah mengantarkan buku ke perpus, Alma langsung menyusul Tamara dan Shanin yang sudah ada di kantin. Sesampainya di kantin Alma melihat Tamara melambaikan tangan ke arahnya, Alma menghampiri kedua temannya lalu duduk di samping Shanin.

"Kalian gak mesenin gue makanan?" Tanya Alma saat melihat hanya ada dua piring batagor dan dua gelas es jeruk di atas meja.

"Enggak, kan lo gak bilang." Jawab Tamara, sedangkan Shanin fokus dengan makanannya.

"Yaudah deh gue pesen dulu," saat Alma bangkit dari duduknya dan akan berbalik untuk memesan makanan, lalu...

Prang

Alma tidak tahu kalau ada orang di belakangnya, sehingga tak sengaja menabraknya. Makanan yang dibawa oleh orang itu berceceran di atas lantai, seragam putihnya pun kotor terkena makanan. Orang itu memandang marah ke arah Alma.

"LO BUTA YA?" bentak seorang gadis yang ditabrak oleh Alma. Alma mengenali gadis itu. Dinda, kakak kelasnya yang terkenal suka membully adik kelas, bahkan teman-teman seangkatannya. Siapa saja yang mencari masalah dengannya, hidupnya tidak akan tenang.

"M..maaf...k.k.kak, a..aaku gak sengaja." ucap Alma terbata, seraya menundukkan kepalanya.

"Apa lo bilang? Maaf? Gampang banget lo bilang maaf. Lo liat? seragam gue kotor gara-gara cewek sialan kaya lo." Dinda mendorong bahu Alma, Alma yang tidak siap dengan serangan mendadak pun langsung terjatuh. Semua murid menyaksikan apa yang Dinda lakukan, namun tak seorang pun berani menegurnya.

Shanin yang sejak tadi hanya diam menyaksikan adegan sinetron murahan di depannya itu langsung bangkit dari duduknya, karena ia merasa bahwa tindakan kakak kelasnya itu sudah kelewatan.

Byurrr

Shanin menumpahkan minuman ke baju Dinda dengan sengaja. Semua orang terkesiap melihat tindakan Shanin yang terbilang berani, seragam Dinda yang sudah kotor kini semakin kotor dan lengket berkat es jeruk yang ditumpahkan Shanin.

"Ups, sorry. Tadinya gue cuma mau bersihin baju lo yang kotor, tapi gue lupa kalo yang gue pegang itu es jeruk." Ucap Shanin dengan ekspresi datarnya.

"SIALAN!" Maki Dinda kepada Shanin. Dinda maju selangkah, lalu tangannya terangkat.

PLAKKK

Semua orang terkesiap untuk yang kedua kalinya, Dinda menampar Shanin dengan keras. Saking kerasnya ujung bibir Shanin sampai mengeluarkan darah segar, ekspresi Shanin tidak berubah, tetap datar hingga beberapa detik kemudian dia tersenyum sinis ke arah Dinda namun matanya memandang Dinda sendu.

"Lo bener-bener berubah ya?" Lirih Shanin, Alma yang mendengar ucapan Shanin didera kebingungan. Apa maksud Shanin? Apa Shanin dan Dinda saling mengenal?.

"Dinda! Lo apa-apaan sih? Ini sekolah, bukan tempat buat berantem." Bentak seorang lelaki yang dikenal sebagai ketua osis SMA SATU NUSA. Yah, Raka. Yang baru saja datang ditemani dua temannya, membubarkan kerumunan murid yang menyaksikan pertengkaran antara kakak kelas dan adik kelas.

Raka menoleh kearah Alma, dan Tamara. "Kalian, bawa temen Lo ke UKS!" Titah Raka, Alma dan Tamara pun mengajak Shanin untuk mengobati lukanya di UKS, Shanin menurut tanpa banyak protes.

"Lo, ikut gue!" Perintah Raka pada Dinda yang hanya terdiam sejak aksi tamparannya tadi. "Dinda. Lo denger gue gak? Ikut gue!" Raka melangkah meninggalkan kantin dengan Dinda yang mengekor di belakangnya masih dengan keterbisuannya.

***

Dibutuhkan kritik dan saran
Terima kasih sudah berkunjung
Jangan lupa mampir kembali

FLAT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang