3 - Change

31 7 0
                                        

"Iya aku mau belajar, aku juga gak tau lagi kesambet apa aku ini, sampe mau belajar kaya gini. Udah ah aku duluan ya bye tasya." Ucap ku melambaikan tangan kepadanya. Dan tentunya di balas lambaian tangan pula oleh nya.

***

"Ya, saya buka saja, assalamu'alaikum wr.wb, terima kasih kepada para orang tua/wali yang telah datang, disini saya akan membagikan rapot siswa kelas 8B, dan selama setengah semester ini, saya sudah merevisi beberapa anak yang melebihi rata rata nilai rapot nya dari pada anak anak yang lain." Ucap bu nita dengan suara gemetar karena di luar kelas, aku sedang mentapanya tajam.

"Baik juara ke lima di raih oleh yulia, juara ke empat oleh vina, juara ke tiga di raih oleh muhammad ichsan, juara dua oleh andre taufik hidayat dan juara kelas kita... adalah nabilah syifaratul rizky. Ibu sangat bangga terutama pada juara kelas yang satu ini, anak ini selalu rajin, aktif, dan pintar di kelas nya setiap hari. Baik yang nama anak nya saya panggil nanti harap maju ke depan untuk mengambil rapot anaknya. Terima kasih.."

Senyum kesombongan ku terjadi disana, melihat muka bu nita yang pucat karena sudah berbohong terlalu berlebihan pada orang tua murid, merupakan kebahagian bagiku karena itu merupakan pelajaran yang pantas ia dapatkan karena ia sudah berani melaporkan yang tidak semestinya dan dia sangat mata duitan.

Setelah itu, banyak anak anak yang memberikan selamat padaku, lalu ada lelaki tinggi berkulit hitam manis menghampiri ku dan menjulurkan tangannya padaku.

"Selamat ya bil, kamu juara kelas.. lain kali aku belajar sama kamu ah biar bisa pinter kaya kamu juga." Senyuman manis yang di iringin gigi putihnya dan setuhan tangannya yang membuat kakiku lemas dan jantung ku yang ingin keluar.

Muhammad ichsan, dia lelaki yang ku sukai dan memberikan selamat padaku hingga menyentuh lengan ku. Membuat sengatan listrik yang menjalar ke tubuhku ini.

"Ahh terima kasih ichsan kamu baik banget, ahaha kamu ini apaan sih pake belajar ke aku segala, belajar tuh sama guru biar kamu makin pinter.." Ucapku sambil salting karena lengannya belum lepas sedari tadi. Ah sepertinya aku yang tidak mau melepaskannya. Hahaha.

"Boleh aku lepas?" Tanyannya yang membuatku malu karena secara tidak langsung kami seperti bepegangan tangan.

"Ah tentu saja hehe, maaf ya.." Sigapku langsung melepaskan tangannya dengan berat hati.

"Iya tidak apa, ya sudah aku pulang dulu ya, eh tapi bukannya kita satu arah kan pulangnya? Gimana kita kalau pulang bareng aja? Kamu mau?" Tanyanya sambil menaikan sebelah alisnya yang menambah ketampanan nya saja.

"Ah sepertinya gak bisa san, aku mau ke rumah lina, aku mau belajar bareng sama dia, maaf ya mungkin lain kali." Ucapku, aku mengucapkannya dengan terpaksa karena sesudah ini aku ada bisnis dengan seseorang.

"Yah, baiklah mungkin lusa kita bisa pulang bersama.. aku duluan ya bil hati hati." Ucapnya dengan senyuman tampannya, yang semakin membuat ku berulah tak karuan melihatnya.

***

"Ahh akhirnya bisa shopping lagi tanpa duit mama dan papa ku, jam tangan?ceklis, sepatu?ceklis, tas?ceklis, kaca mata?ceklis, makanan untuk anak yatim?ceklis, sumbangan untuk fakir miskin?ceklis. Oke, semua sudah siap tinggal sekarang naik grab ke sorum mobil, biar gak repot dianter papa lagi. Oke, booking now!"

Ya mungkin selama ini aku memang anak nakal dan suka menyogok guru. Tapi kalian perlu tahu kalau ini semua murni dari uangku sendiri tanpa campur tangan orang tua.

Dan aku berbuat baik seperti ini pun gara gara 'dia' seseorang yang mengajarkan ku apa itu dosa, bagaimana mempelajari agamaku dengan sebaik baiknya, dan berhijrah dengan cara bertahap.

Flashback ON

"Ini barang nya, sekarang kamu sebar saja pada anak anak di sekolah mu, dan ini bayaran untukmu."

"Good, apakah imbalan untukku sesuai dengan perjanjian kita sebelumnya?"

"Tentu saja nabila sayang, masa aku tega ngasih kamu dengan uang yang sedikit sih."

"Ah terima kasih, baiklah sebaiknya aku pergi sekarang sebelum ada yang mengetahuinya."

Aku pun pergi ke gang gang kecil meninggalkan orang tersebut dengan membawa barang nya sekaligus imbalan yang tadi ia berikan.

Lalu tiba-tiba ada yang menyentuh pundak ku..

Dia
Kan
Lelaki
Yang
Kubenci
Semejak
Masuk
Ke
Kelas 8B.

Shit!
Itulah umpatan yang cocok baginya, disaat yang tidak tepat malah bertemu dengannya, argh..

"Apa yang kamu lakukan tadi? Itu dosa kau tau kan?"

"Apa perdulimu hah? Itu bukan urusanmu dan sekarang pergilah, dan jangan lupa jaga rahasia ini jangan sampai ada yang tau. Kau dengar?!" Ucapku tepat di depan mukannya.

"Tidak! Sebelum kamu ikut dengan ku" Ucapnya yang menarik tangan ku ke suatu tempat, hingga aku hampir terjatuh di buat olehnya.

"Apa? Tempat ini? Lagi? Tidak! Aku tidak mau datang kesana lagi, tidakk aku mohon tidak. Aku mohon Andre aku mohon.."

"Jangan merengek dan cepat masuk."

"Gak andre gak! Aku gak mau ke sana. Tempat itu membuatku mengingatkan pada masa lalu ku. Tidak aku mohon andre jangan bawa aku kesana.. aku mohon.."

"Baiklah tapi dengan satu syarat kamu harus...

To Be Continue
Vote & Comment

8 Ferbuari 2018

Ada sesuatu? Yang mengganjal? Atau kurang sreg? Just comment guys. Thx and keep enjoy ♡

I Promise I Will ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang