"Aw, ih pake mata dong kalo jalan." Ucapnya terkejut ketika melihat lelaki yang di depan nya tengah bediri dan melihatnya dengan intens.
"Kamu kenapa hm?"
***
"Kamu kenapa hm?" Ucap lelaki yang tengah menatap nabilah keheranan.
"A.. andre? Ah, gapapa kok, tadi aku kelilipan sama debu kapur yang di kelas, jadi aku kaya yang nangis begini hehe.." Ucap nabilah berbohong.
Karena baginya masalah itu tak perlu di umbar kepada orang lain, dan ia tak mau memberikan bebannya kepada orang terdekat atau yang dia sayangi.
"Kamu jangan bohong humairah, aku tau kamu habis nangis, kamu ga mau cerita sama aku? Kalau gak juga ya gapapa aku bukan orang yang pemaksa kok." Ucap andre dengan senyuman nya yang membuat nabilah percaya terhadapnya bahwa rahasianya akan aman bila diceritakan pada nya.
Andre POV
Dengan tenang dan damai ku pandangi wajah wanita yang dihadapan ku ini. Memang aku sedikit kesal ketika humairah ku membicarakan lelaki yang ia sukainya, rasa nya aku ingin menghilangkan ingatan nya, dan hanya mengingat aku saja di hidup nya.
"Oh jadi begitu.." Ucapku dengan senyum merekah hingga mataku tak terlihat.
"Ih kamu masa cuma oh aja. Sebel, gak guna aku cerita sama kamu. Bye!" Ucap humairahku sambil berdiri dan memajukan mulutnya.
Jujur, ekspresi itu membuat ku bukannya ilfeel karena kekanak-kanakkannya tapi, itu membuat ku semakin larut dalam ekspresinya ketika ia marah.
Sangat lucu sekali bila dia sedang marah apalagi cemberut seperti itu. Rasanya aku ingin mengusapkan tanganku di wajah nya saja agar dia tidak cemberut lagi.
Tapi meski begitu, dia tetap cantik bagiku.
"Hey humairah! Jangan marah napa, bercanda kali. Sini aku mau bicara bentar."
Dia pun datang dengan tangan yang dilipatkan di dada dan mukanya yang terus ditekuk. Membuatku semakin gemas saja.
"Apa panggil panggil? Humairah humairah aja, berisik tau gak indro!" Ucapnya terus menerus menyerocos tak karuan.
Ya allah, apa perlu aku tarik dia agar mau duduk kembali di sebelah ku? Apa dia tidak perduli di sekitar nya apa, banyak sepasang mata yang sedang menatap kami heran.
Astagfirullah, jangan dre jangan, tahan. Ada waktunya dre, sabar.
"Hey, apa kamu gak malu teriak teriak seperti itu? Liat, banyak yang ngeliatin kita tau. Kamu ga malu apa humairah?" Ucapku tenang sambil menghirup udara di taman sekolah ku yang cukup luas.
Memang aku sedari tadi mengajaknya ke taman sekolah, agar tidak timbul fitnah atau yang lain.
Selain itu, aku ingin bidadariku ini tidak merasa semakin stress karena udara yang sumpek bila di dalam ruangan atau bahkan di kantin.
"Eh iya ya.. hehe maaf.. yaudah deh ada apa indro.." Ucapnya yang mulai duduk di samping ku dengan jarak yang agak berjauhan.
"Annn.."
"Indro!" Ucapnya sambil mengeluarkan lidah mengejekku.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Promise I Will Change
Ficção AdolescenteBenar, waktu yang menentukan, tuhan yang menghendaki, kita yang menjalani. Setekun mungkin kita melakukannya, berusaha keras menggapainya, bila tuhan tidak menghendaki. Lalu apa yang harus kita perbuat?