"Hm andre kamu mulai bermain manis ya dengan keluarganya nabilah. Baiklah aku bisa lebih manis dari gulali anak sd. Liat saja andre, akan ku berikan hadiah termanis yang pernah ada di muka bumi ini." Gumam ku dan mempercepat laju motor ku.
***
Pagi hari seperti ini semakin membuatku geram saja. Melihat andre yang sudah duduk di samping nabilah. Semakin lama mereka semakin akrab dan dekat sekali.
Aku mencoba acuh tak melihatnya. Tapi, aku tak bisa. Cukup! Sampai sini saja andre! Sudah! Berhenti sekarang! Jangan dekati gadisku lagi andre!
Amarah ku semakin memuncak. Aku sudah berjanji pada diri ku. Aku tak akan melepaskan wanita yang bernama Nabilah Syifaratul Rizky.
"Biarkan saja san. Untuk saat ini biarkan lelaki itu merasa puas mendekati gadismu. Tapi, jika saja nanti dia sudah menjadi gadisku, takan ku biarkan lelaki lain menatapnya bahkan menyentuhnya." Gumamku lalu duduk di bangku sembari menahan emosiku.
Syafa POV
"Ahh seneng banget pagi ini! Aku bisa ketemu kak andre tiap hari! Aku jadi pengen dapet kontaknya deh." Gumamku saat di perjalanan menuju sekolah.
Jarak rumah menuju sekolah ku cukup dekat. Jadi, aku hanya menempuhnya dengan berjalan kaki saja. Memang aku tak suka jalan kaki, dan lebih memilih naik grab/numpang saat ayahku akan bekerja.
Tapi, mulai hari ini! Aku suka sekali berjalan kaki. Sangat suka, dan takan bosan berjalan kaki setiap hari seperti ini.
Karena setiap paginya, aku dan kak andre pergi bersama ke sekolah. Ya, meski tak bersebelahan jalannya, hanya selang 2 meter dari hadapanku terdapat kak andre yang sedang berjalan santai sambil mengenakan headset di telinganya
Padahal baru jam 06:10 kak andre sudah berangkat sekolah. Aku rela bangun pagi-pagi sekali demi kak andre. Demi pergi bersama kak andre, aku rela.
"Aku yakin suatu saat nanti kak andre bisa menyamakan langkanya denganku, dan pergi bersama menuju sekolah." Gumamku.
Saat sampai, kak andre bertemu dengan perempuan kemarin. Ya! Perempuan yang galak nya minta ampun, perempuan yang meneriaki kak andre kemarin.
"Perempuan itu lagi?! Ih ngapain dia deket deket kak andre? Ih so kencantikan banget sih jadi orang." Ucapku pelan karena tak mau terdengar kak andre yang mungkin saja akan ilfeel kepadaku ketika mendengarnya.
"Eh assalamu'alaikum andreee!" Ucap perempuan yang ada disamping kak andre.
"Wa'alaikumussalam azizi..." Ucap kak andre dengan senyuman manisnya.
"Azizi? Apaan itu? Panggilan sayang kah? Ihh nyebelin ah.. masa udah dapet panggilan sayang sih? Mereka kayanya udah pacaran deh. Bodo ah! Tetep berusaha jangan nyerah syafa!" Ucapku dalam hati.
Saat memasuki gerbang aku tetap berada di belakang kak andre dan perempuan yang di sampingnya. Sebernarnya, ini hanya membuatku semakin sakit hati saja. Tapi, rasa penasaran itu lah yang mengalahkannya.
Semakin lama mereka berdua, semakin akrab. Membuatku kesal dan hatiku sesak. Tak sanggup menahannya aku pun berjalan cepat berniat untuk memisahkan kedekatan mereka yang sedang berjalan bersebelahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Promise I Will Change
Teen FictionBenar, waktu yang menentukan, tuhan yang menghendaki, kita yang menjalani. Setekun mungkin kita melakukannya, berusaha keras menggapainya, bila tuhan tidak menghendaki. Lalu apa yang harus kita perbuat?