"Baiklah tapi dengan satu syarat kamu harus...
***
"....kamu harus berlajar agama, agar kamu mau berubah dan berhenti memperjual belikan barang haram itu kamu mengerti?" Ucap andre dengan kepala yang dimiringkannya melihat wajahku yang tengah menunduk
"Tidak! Aku tidak mau menginjakan kaki ku lagi di tempat itu." Ucapku hingga air yang kutampung tumpah begitu saja di pipiku.
Dan Andre.. dia terlihat heran mengapa pada saat ia mengajakku untuk berbuat kebajikan, aku malah meronta tidak mau dan malah menangis seperti ini.
"Ada apa dengan kamu hm? Maukah kau menceritakannya? Jika tidak mau tidak apa." Ucap Andre, aku pun menggangguk dan menceritakan semuanya di salah satu tempat ramai agar tidak terjadi fitnah.
Flashback OFF
"Hai indro selamat pagi!" Ku sapanya di pagi hari ini dengan senyuman terindah ku.
"Wa'alaikumussalam." Ucap andre yang malah membuatku tak enak karena dia menjawabnya dengan salam.
"Eh iya, assalamu'alaikum." Ucapku cengengesan.
"Nah begitu, itu lebih baik, semakin hari kamu semakin baik, semoga kamu masa depan ku ya." Ucap andre ketika aku sedang melamun karena melihat senyuman nya yang begitu perfect.
"Hah? Apa? Maaf aku gak begitu denger tadi. Indrooo ihh tadi ngomong apaa?!" Ucap ku memaksa karena aku penasaran apa yang sebenarnya ia katakan
Dan tanpa sengaja aku menyentuh tangannya.
"Astagfirullahaladzim" Ucap kami bersamaan
"Maaf dro aku gak sengaja." Ucapku
"Aku maafin kalau kamu stop panggil nama aku indro, namaku andre bukan indro. Okay?" Ucapnya sambil menaikan sebelah alisnya dan berjalan meninggalkan ku.
"Iya maaf, padahal kan itu panggilan sayang aku.." Ucapku dengan pelan agar tidak terdengar oleh nya.
Andre POV
Di pagi hari ini aku disambut oleh bidadari surga yang datang menghampiriku. Ya memang, aku menyukainya semenjak ia masuk ke kelas 8B tapi aku hanya menyimpan nya dalam hati. Dan mencoba melawan nafsuku agar tidak sampai menyentuh kulit nya bahkan mata indahnya pun aku tak sanggup ku lihat.
Setelah perbincangan itu selesai tiba tiba sang bidadariku itu mengucapkan sesuatu yang membuatku membalikan badan.
"Iya maaf, padahal kan itu panggilan sayang aku.." Ucapnya yang begitu pelan, tapi sayang telinga ku yang sangat peka terhadap sesuatu itu dapat menangkapnya dengan jelas.
"Apa? Coba sekali lagi kamu ucapkan." Ucapku mencoba mengujinya.
"Emang aku bilang apa ndre? Geer ah kamu mah, bye aku duluan ke kelas dadah indro." Ucapnya langsung berlari kecil membuatku tertawa karena tingkah lucunya.
"Kamu memang unik bil, aku suka." Gumamku dalam hati.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
I Promise I Will Change
Teen FictionBenar, waktu yang menentukan, tuhan yang menghendaki, kita yang menjalani. Setekun mungkin kita melakukannya, berusaha keras menggapainya, bila tuhan tidak menghendaki. Lalu apa yang harus kita perbuat?