13 - Bahagia

28 8 0
                                    

"Liat aja sendiri bil.."

"Ya allah.. san masyaa allah.."

***

"Ya allah.. san masyaa allah. Indah banget.. semuanya keliatan dari sini" ucapku dengan senyum merekah.

"Gimana kamu seneng?" Ucap ichsan yang dibalas anggukan semangat dariku.

"Ngomong-ngomong ini di mana?" Ucapku heran.

"Ini di daerah lembang. Tapi, aku lupa ini nama tempatnya apa. Maaf ya bil.." Ucap ichsan.

"Santai aja kali gak perlu minta maaf.. aduhh makin sore, makin dingin ya san.. aku lupa gak bawa jaket lagi.." Ucapku sedikit gemetaran karena kedinginan.

Dan tak lama kemudian pakaian hangat menyelimutiku, dan tubuhku menengang dan merasa gugup sekali dalam keadaan seperti ini.

"Ini pake.. aku gak mau kamu kedinginan.. aku gak mau di saat seperti ini rasa dingin menggangu kebahagiaan kamu bil.." Ucap ichsan sambil mengusap kepalaku.

"Ih ichsan gak usah.. ini ah aku lepas lagi. Aku gak mau kamu beku kaya es, ntar gak ada yang nganter aku pulang lagi hehehe.." Ucapku mencoba memecah rasa gugup yang ku rasakan saat ini.

"Kalau kamu ngasihin balik itu jaket ke aku. Aku bakal ninggalin kamu di sini. Dan kamu pulang sendiri." Ucap ichsan enteng.

"Iya iya ichsan aku pake.. ih nyebelin anceman nya gak banget.." ucapku sambil menghentakan kaki ke tanah.

"Hehe gak lah aku gak tega ninggalin winnie the pooh aku di sini."

"Apaan sih nge gembel. Kalau mau nge gembel jangan di sini sana di lampu merah."

Jantung berpacu cepat. Tapi rasa suka atau yang lain sama sekali tidak terbesit di benak ku. Sepertinya, aku lebih cocok bila hanya berteman dengan lelaki di samping ku ini.

"Ih kamu lucu kalau ngambek kaya gini. Aku suka." Ucap ichsan.

"Y tengkyu." Ucapku singkat.

***

"Makasih ya san udah nganterin ke rumah ku lagi." Ucapku

"Iya bil, santai aja. Lain kali kita bisa pergi bar...."

Belum ichsan menyelesaikan bicaranya. Seorang wanita paruh baya keluar dari rumah dan menghampiriku. Ya, siapa lagi kalau bukan ibu negaraku yang tercinta. 'Mamah'.

"Ya allah sayang, kamu kemana aja? Mamah khawatir. Di telepon gak di angkat. Di WA gak bales, di Line gak di bales juga. Mama DM juga gak bales." Ucapan mamaku itu sepertinya sudah berlebihan.

"Udah mah?" Ucapku datar.

"Apanya sayang?"

"Udah sombongnya tentang sosmed yang mamah punya?"

"Eh.. hehe maafin mama ya, kan mama gamau ketinggalan jaman. Eh iya, ngomong-ngomong ini siapa? Kok beda sama cowok yang kemarin?" Ucap mamaku.

Mendengar ucapan mamah ku wajah ichsan berubah drastis. Wajah nya seperti keheranan bercampur dengan ke amarah. Sepertinya, ia sudah bisa menebak siapa 'lelaki' kemarin yang sudah datang berkunjung ke rumah ku.

"Siapa nama mu nak?" Ucap mamahku tanpa ragu.

"Nama saya ichsan tante. Maaf baru pulangin nabilah sampe langit gelap seperti ini." Ucap ichsan sambil menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.

I Promise I Will ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang